Dari secangkir kopi dapat menjadi sebuah tulisan, hal inilah yang terjadi dengan sang penulis nikmatnya kopi yang sudah lebih dahulu terkenal.



Kalau saya hanya mengadopsi dengan cara yang berbeda, namun memanglah benar seorang penulis masuk TV jangan kalian sangka tajinya akan keluar dan menjadi sangar sangat berbeda penulis hanya menyampaikan opini dan menggiring para pembaca, namun pentas debat sekelas ILC dibutuhkan orang yang suka bicara dan bersilat lidah layaknya pengacara.

Bahkan sekelas mereka yang sering debat di forum kaskus disuruh debat terbuka di layar kaca saya rasa nervous pasti ada, kenapa ?? menulis sama pembicara tentu saja beda.

Sekelas penulis di media seperti Bang Denny pun terkesan malu-malu membuka suara, yah menjadi penulis susah bahkan menjadi pembicara lebih susah lagi.

Jangan dianggap mudah bicara dengan disaksikan banyak orang, terlebih lagi disandingkan dengan orang-orang yang biasa menjadi pembicara bahkan ilmunya lebih luas dari kita.

Namun tentunya seorang penulis harus siap bila namanya sudah dikenal banyak orang, terlebih lagi tulisan-tulisan yang menjadi corong politik orang-orang yang sukanya berkedok dalam sebuah partai untuk mencari kekuasaaan.

Pastinya harus tahan banting dan bully, maklum saja dunia politik memang keras ketika anda berada disisi berlawanan pastinya lawan politik siap menjatuhkan mental sang penulis dengan seribu aksi.

Namun garangnya sebuah tulisan tak bisa diukur dengan cara bertatap muka, maklum saja sebuah tulisan hanya satu arah dari pendapat sang penulis. Sedangkan berdebat akan ada komunikasi dua arah ini yang jadi pembeda, secerdas apapun otak kita pastinya akan sulit bila argumentasi kita tanpa data bahkan kita sendiri di tuntut mencari pembenaran walau argument kita itu salah.

Namun hendaknya seorang penulis dunia politik rajin-rajin ke forum DC di kaskus, loh kenapa ??



Jangan sampai terjadi lagi kejadian ketika sang penulis banyak terdiam, dan seperti prajurit kalah perang sebelum beraksi karena ekspektasi para pembaca tulisan kita pastinya sangat tinggi melihat keahlian kita mempermainkan kata-kata. Namun ada kalanya pembaca juga tahu diri penulis itu tak seperti juru orasi yang pintar membangkitkan semangat dengan suara, intonasi suara pun berpengaruh terhadap yang mendengarnya, bahkan melihat gayanya bicara, namun penulis itu hanya menorehkan kata diatas layar media tidak mencari pengaruh namun hanya mengeluarkan sejuta isi yang ada dikepala tak berharap semua pembaca setuju dengan isinya hanya saja melemparkan sebuah wacana dalam goresan tinta.

Ahhh nampaknya aku pun sama tak segarang yang dikira malah mirip macan lucu nantinya, bila diundang di TV lebih baik aku melipir ke warung kopi, maklum saja suaraku elek sopo sing sudi liat cah ireng masuk layar kaca tentunya belum bersuara sudah di bully...

Mending kita srruuppuutt kopi dolo kawan...




Penulis c4punk