Quote:
Liputan6.com, Tokyo - Budaya bekerja di Negari Sakura dikenal kejam. Pada akhir tahun 1970, Jepang menciptakan istilah baru, yaitu "karoshi" yang berarti meninggal karena bekerja berlebihan.
Jam kerja super panjang di kantor disusul dengan sisa waktu yang dihabiskan untuk minum bersama kerabat kerja, telah menjadi ciri khas para pegawai di Jepang. Permasalahan itu tak membedakan gender.
Menurut survei Yomeishu, 60 persen perempuan di Jepang merasa energi mereka sudah terkuras habis untuk bekerja. Mereka pun tidak bersemangat dan terlalu lelah untuk berkencan.
Dikutip dari Asia One, Kamis (6/12/2017) survei tersebut dilakukan di penjuru Jepang dan melibatkan perempuan yang berusia sekitar 20-39 tahun. Hasil dari survei mengungkap, 25 persen perempuan mengaku pernah tertidur saat sedang berkencan.
Quote:
Kehabisan tenaga disebutkan menjadi faktor utama penyebab hilangnya perasaan romantis. Rasa lelah membuat mereka dengan mudah merasa jengkel kepada orang yang disayangi, bahkan memulai pertengkaran.
Sudah lelah dengan jam kerja yang berlebihan, sebagian besar dari mereka tak ingin lagi menambah stres dengan berkencan, yang tidak menjamin awetnya sebuah hubungan.
Meski tidak ingin pergi berkencan, beberapa dari mereka masih memiliki keinginan untuk menikah.
Menurut cocoloni.jp, sebuah situs survei di Jepang, 80 persen perempuan mengimpikan seorang suami atau kestabilan. Sebuah pernikahan yang terlihat impresif di media sosial juga menjadi pilihan mereka.
Baik perempuan maupun laki-laki, mereka menerikam tekanan yang cukup besar dari pekerjaan mereka. Bukan hanya membutuhkan satu hari untuk menikmati spa, tetapi, para pekerja ini sangat butuh waktu lebih untuk menyeimbangkan antara kehidupan dan pekerjaan.