Pro Kontra Keong Sawah Menjadi Alternative Pengganti Daging Sapi
TS
sorrynotsorry
Pro Kontra Keong Sawah Menjadi Alternative Pengganti Daging Sapi
Baru-baru ini kementrian pertanian Indonesia menyarankan masyarakat untuk mulai membudayakan konsumsi keong sawah sebagai alternative pengganti daging sapi yang harganya meroket. Keong sawah sendiri sebenarnya sudah bukan hal yang aneh untuk dikonsumsi, hewan yang sering ditemukan dan dianggap sebagai hama sawah ini sudah kerap dikonsumsi masyarakat di Indonesia, Thailand, dan Vietnam. Tapi bijakkah apabila kita menjadikan keong sawah sebagai pengganti daging sapi untuk penyedia protein masyarakat? Berikut pro dan kontranya:
Spoiler for 1. Kaya akan Protein:
Hewan yang dikenal dengan nama latin Pila ampullaceaini ternyata benar merupakan sumber makanan yang kaya protein, diketahui bahwa kandungan protein di dalam keong sawah mencapai 12 %. Angka ini memang masih kurang dibanding daging sapi yang biasanya mengandung sekitar 20% protein, tapi kandungan gizi yang ada di dalam keong sawah tinggi akan kalsium dan rendah kolesterol. Berbeda dengan daging sapi yang sudah bukan rahasia lagi merupakan sumber protein yang mengandung kolesterol cukup tinggi
Spoiler for 2. Mudah ditemukan:
Di Indonesia sendiri, sebagai negara yang produsen dan konsumen nasi sebagai penyedia karbohidrat utamanya, banyak terdapat sawah-sawah yang merupakan habitat tumbuhnya keong sawah. Ya namanya juga keong sawah, tentu mereka mendapat julukan tersebut juga karena keberadaan mereka yang ada di sawah-sawah gan. Masyarakat sendiri, terutama petani padi mengganggap keong sawah sebagai hama. Kalau pemerintah bisa dengan baik mengedukasi masyarakat, terutama petani padi, untuk memanfaatkan keong sawah ini sebagai sumber pendapatan tambahan bagi mereka tentunya produksi keong sawah untuk dijadikan bahan makanan bisa akan berkembang.
Spoiler for 3. Harganya murah:
Keong sawah saat ini harga jualnya sangat murah, apalagi kalau kita bandingkan dengan harga sapi. Sebagai pembanding, satu kilogram keong sawah berkisar antara 5000-10000 per kilo gram. Harga ini sangat jauh lebih murah apabila dibandingkan harga daging sapi yang mencapai kisaran 80.000-100.000 per kilo gram.
Spoiler for 4. Rawan parasit dan racun:
Dikarenakan habitatnya yang kurang bersih, ada kemungkinan keong-keong ini justru malah menjadi inang untuk parasit-parasit yang ada. Selain itu keong sawah juga kemungkinan bisa mengandung sisa-sisa pestisida dikarenakan habitatnya yang ada di sawah-sawah, seperti kita ketahui sendiri banyak petani kita yang rutin menggunakan pestisida untuk menghilangkan hama yang ada di sawahnya.
Spoiler for 5. Data produksi masih belum jelas:
Walaupun keberadaannya yang jauh dari kata langka, namun produksi keong sawah sendiri belum terdeteksi secara detail. Mungkin memang untuk sekarang ini produksi yang ada masih mencukupi, tapi ketika masyarakat sendiri sudah terbiasa untuk mengkonsumsinya, belum ada jaminan bahwa produksi keong sawah nasional akan masih bisa mencukupi kebutuhan masyarakat. Dalam sistem ekonomi jelas, ketika permintaan pasar melebihi produksi, maka harga dipastikan akan naik.