Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Saat Paus menyentuh tangan Rohingya di Bangladesh

Paus Fransiskus saat bertemu dengan Rohingya penyintas persekusi di Dhaka, Bangladesh, Jumat (1/12/2017).
Di Dhaka, ibukota Bangladesh, Paus Fransiskus mendengarkan cerita sambil menggenggam satu persatu tangan 16 penyintas persekusi di provinsi Rakhine, Myanmar, Jumat (1/12/2017).

"Kita tidak akan menutup mata atau hati kita. Kehadiran Tuhan di sini, hari ini, adalah Rohingya," sebut Paus Fransiskus kepada penyintas yang terdiri dari 12 laki-laki, dua perempuan, dan dua gadis kecil, dalam lansiran Washington Post.

Tak hanya menyebut Rohingya, di tengah pertemuan lintas agama itu, Paus juga menepuk pundak serta menyentuh kepala seorang perempuan yang kehilangan kedua orang tuanya dalam tragedi kemanusiaan itu. Sang pemimpin tertinggi umat Katolik itu juga berlutut dan mencium kening seorang anak kecil.

"Atas nama semua orang, mereka yang telah berbuat jahat kepadamu, di atas semua perbedaan yang ada..Aku memohon pengampunan-Mu. Pengampunan-Mu.." sebut Paus dengan begitu emosional.

Paus memang tidak mengunjungi kamp pengungsi yang berjarak sekitar 800 kilometer dari tempat pertemuannya itu.

Namun, di hadapan semua yang hadir, termasuk di antaranya umat Kristiani, Hindu, Buddha, Paus menekankan Rohingya adalah ciptaan Tuhan yang juga memiliki hak untuk hidup dan berjanji akan terus membantu perjuangan mereka.

Paus begitu lantang dan berani menyebut "Rohingya", etnis muslim minoritas yang tinggal di daerah terpencil Myanmar, yang sejak Agustus keberadaannya "dibersihkan" oleh pemerintah Myanmar di bawah komando pasukan militernya.

Keberanian Paus justru berbeda ketika mengunjungi Myanmar satu hari sebelumnya. Saat itu, pria asal Argentina itu tak secara terbuka menunjukkan dukungannya terhadap muslim Rohingya.

Perubahan sikap Paus itu mengundang komentar netizen di Myanmar. "Dia seperti bunglon yang warnanya berubah karena cuaca," tulis seorang pengguna Facebook yang bernama Aung Soe Lin, dalam kutipan kantor berita AFP.

Mayoritas warga Myanmar memang tidak menganggap keberadaan Rohingya. Bagi mereka--dan didukung oleh pemerintahnya, Rohingya adalah imigran gelap Bengali dan bukan sebagai kelompok etnis.

Berpuluh-puluh tahun kelompok ini tidak mendapatkan kewarganegaraannya dan kerap menjadi korban persekusi.

Begitu kembali ke Vatikan, Paus akhirnya menjelaskan keputusannya untuk tidak menyebut nama Rohingya dalam kunjungannya ke Myanmar. Paus mengatakan, pintu akan tertutup jika dia menyebut Rohingya di depan pemerintah Myanmar.

"Namun, saya mengangkat situasinya, hak-hak, dan masalah kewarganegaraan dan tak ada yang seharusnya disisihkan, sehingga saya bisa meneruskan lebih lanjut pertemuan pribadi saya," sebut Paus dalam lansiran BBC Indonesia.

Menurutnya, apa yang dia lakukan adalah bentuk diplomasi yang sangat efektif, "separuh langkah ke belakang, namun satu langkah maju ke depan", dan juga strategi komunikasi yang menekankan penyampaian pesan terpenting telah terjadi.

Paus, dalam lansiran New York Times, juga mengaku telah menyampaikan analisis geopolitiknya kepada pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi, yang menjelaskan seseorang di luar sana memberitahunya bahwa tanah Rakhine adalah tanah yang kaya dengan "batu berharga" dan beberapa oknum mungkin ingin mengosongkan lahan itu untuk pertambangan.

Begitu juga saat Paus bertemu dengan Jenderal Min Aung Hlaing, yang memimpin kampanye pembunuhan massal, pemerkosaan, dan pemberangusan terhadap etnis Rohingya. "Aku tidak mau bernegosiasi dengan kenyataan," ucapnya, sembari mengatakan bahwa dirinya tidak ingin lagi melihat kejadian menyeramkan itu terjadi lagi pada masa mendatang.

Di samping itu, Paus agaknya mendapat pesan dari gereja Katolik Myanmar yang memintanya untuk tidak membahas Rohingya agar tidak terjadi ketegangan antara umat Kristen minoritas dengan umat Buddha yang menjadi mayoritas di negara itu.

Paus pun menyebut perjalanannya ke Myanmar dan Bangladesh adalah sebuah keberhasilan. "Aku sangat, sangat puas dengan pertemuan-pertemuan kemarin," lanjutnya.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...-di-bangladesh

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Guyuran ATM pejabat Kementerian Perhubungan

- Perempuan berhijab ditolak masuk, McDonald's minta maaf

- Panglima TNI dan giliran kedua orang AURI

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
18.4K
100
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Beritagar.id
Beritagar.idKASKUS Official
13.4KThread733Anggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.