Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

selldombaAvatar border
TS
selldomba
Ekonom: Daya Beli Masih Jadi 'PR' Utama Tahun Depan
Jakarta, CNN Indonesia -- Upaya peningkatan daya beli demi menjaga target pertumbuhan ekonomi tahun depan dinilai masih menjadi pekerjaan rumah utama bagi pemerintah.
Ekonom dan Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance, Eko Listiyanto mengungkapkan daya beli memiliki korelasi yang penting bagi pertumbuhan perekonomian nasional.
"Kunci dari ekonomi 2018 itu adalah peningkatan daya beli, tanpa peningkatan daya beli, susah lah," ujarnya di Jakarta, Rabu (29/11).
Lihat juga:
Darmin: Tahun Politik Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi 0,1 Persen
Melihat pertumbuhan ekonomi yang kuartal ketiga yang mencapai 4,9 persen, ia pesimis target pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen bisa tercapai.
Sebaliknya, ia justru meramal bahwa pertumbuhan perekonomian Indonesia pada tahun depan hanya akan mencapai 5,1 persen.
Menurut dia, daya beli masyarakat yang lesu tahun ini diperkirakan akan mempengaruhi pelemahan tingkat kredit perbankan tahun depan, di samping situasi politik tahun depan.
Eko meramal tingkat kredit perbankan tahun depan cenderung stagnan bahkan menurun dengan pertumbuhan hanya 9 persen.
"Itu gambaran tahun depan untuk kredit perbankan, saya rasa masih susah untuk mencapai sekitar 10 persen." lanjutnya
Fenomena melemahnya daya beli yang saat ini terjadi akan berimbas kepada tingkat inflasi yang diperkirakan rendah tahun depan.
Jika tahun depan pemerintah menargetkan tingkat inflasi mencapai sebesar 3,5 persen, Eko menunjukkan sikap yang lebih optimis terhadap target inflasi yang lebih rendah tahun depan yakni mampu mencapai 3,25 persen.
Lihat juga:
BUMN Diminta Belanjakan Rp600 Triliun untuk Investasi di 2018
"Inflasi, INDEF lebih optimis dari pemerintah, pemerintah menargetkan 3,5 persen, kita berani bilang bisa lebih rendah dari itu." terangnya.
Ia mengganggap wajar jika tingkat inflasi rendah karena sejalan dengan melemahnya daya beli masyarakat. Ia melihat saat ini banyak terjadi penurunan penjualan, salah satunya di sektor industri ritel.
Lebih lanjut, Eko menjelaskan bahwa industri ritel pada dua tahun belakangan ini hanya bisa tumbuh single digit.
Eko merekomendasikan agar pemerintah mampu mendorong terus sektor penopang pertumbuhan ekonomi di Indonesia, yakni sektor pertanian dan juga industri. Ia melihat kebanyakan masyarakat Indonesia bekerja sebagai petani atau sebagai pekerja industri.
Menurutnya, pengembangan lapangan kerja di sektor pertanian dan juga industri dapat menyerap tenaga kerja yang lebih banyak dan akan berimbas kepada meningkatnya daya beli masyarakat itu sendiri.
Jika tidak dilakukan, ia menilai bahwa pertumbuhan ekonomi hanya akan stagnan. Selain itu, ia juga melihat bahwa jika ada kemungkinan tingkat penganngguran menjadi 5,5 persen dan tingkat kemiskinann menjadi 10,5 persen.
Adapun untuk nilai tukar rupiah, Eko memproyeksi bahwa rupiah tahun depan akan terdepresiasi menjadi sekitar Rp13.600 per US$. Hal tersebut lebih tinggi dari proyeksi pemerintah yang hanya akan mencapai Rp13.400 per dolar Amerikat Serikat tahun depan. (ditt)

https://m.cnnindonesia.com/ekonomi/20171129200835-532-259076/ekonom-daya-beli-masih-jadi-pr-utama-tahun-depan/

Daya beli masih lemah kah?
Kan sudah beralih ke online
Gimana sih
emoticon-Mad (S)
0
3K
32
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.9KThread41.7KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.