Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

skydaveeAvatar border
TS
skydavee
Potret Kehidupan Guru, Sang Pahlawan Tanpa Tanda Jasa


Guru sering kali dikaitkan dengan tuntutan agar menghasilkan produk sumber daya manusia yang berkualitas. Memang tidak salah, sebab ditangan mereka lah pendidikan seorang anak ditempa, diasah dan diarahkan, selain faktor dukungan dari keluarga inti.

Hari ini, sabtu 25 Nopember, ramai orang merayakan hari Guru dengan berbagai kegiatan. Ada yang mengadakan upacara di lapangan, seperti yang saya lihat sepintas di alun-alun kota Klaten, meski hujan rintik-rintik membasahi bumi.

Dan ada pula yang merayakan dalam hati, seperti yang saya lakukan. Bedebah bukan?

Masih seputar hari Guru nasional yang hari ini diperingati, saya memiliki 3 catatan khusus, yang tentu saja, ini cuman pandangan pribadi rakyat jelata seperti saya. Soalnya, saya itu gak pintar menyajikan sebuah informasi dan data. Siapalah saya!

1. Dedikasi
Spoiler for Para guru yg bolos adalah kejahatan intelektual:


Beberapa hari yang lalu, salah satu televisi swasta menayangkan potret miris tentang kehidupan anak-anak sekolah di wilayah pinggiran Indonesia.

Daerah tersebut sulit dijangkau, dan harus menyebrangi lautan dengan armada kapal.

Tentu, pemerintah daerah dan pusat sudah mempertimbangkan kondisi ini dengan sebaik-baiknya. Mereka yang bertugas disana, mendapat tunjangan, yang kira-kira take home pay-nya dikisaran 10 jutaan. Lumayan kan?

Tapi apa kontribusi mereka? Kelas kosong, dan para guru lebih asyik masyuk nongkrong di warung kopi, halan-halan ke pusat perbelanjaan dan lain sebagainya.

Saat hal ini dikonfirmasi ke dinas terkait, tahu apa jawabannya? Mereka gak percaya, dan berkilah jika dinas pendidikan punya semacam alat kontrol untuk semua guru yang berdinas?

Hei!!! Lupakah ente pak? E-KTP itu kurang diawasi apa? Toh dikorupsi juga. Lagian, kalau jadi kepala dinas itu jangan cuman duduk manis di ruangan sejuk dengan nyala AC. Maen lah sesekali ke lapangan, dan liat kelakuan biadab anak buahnya.

Parahnya lagi, kebanyakan dari mereka adalah PNS!

Spoiler for Kelasnya pada kosong tuh:


Tentu, kompetensi seseorang yg hendak menjadi guru, selayaknya diuji dengan loyalitas. Tunjangan sudah berimbang, namun tidak dengan kontribusi yang mereka berikan.

Diluar sana, ada banyak guru yang mendedikasikan hidupnya dengan ikhlas, meski gaji yang diterima membuat mereka kerap puasa senin-kamis. Apalagi, statusnya honorer.

Spoiler for Panjang umur dan murah rezeki ibu. Saya kok jd mewek gini...:


Apa pemerintah gak punya metode evaluasi seperti penerapan key performance indicator? Gak tercapai pecat. Seperti yang dilakukan perusahaan swasta. Berani pak?

2. Profesionalitas Guru
Spoiler for Profesionalitas guru tak hanya dari segi akademik:


Rekrutmen untuk menjadi guru sebaiknya mengutamakan faktor psikologis, bukan hanya tes potensi akademik saja seperti merekrut PNS yang tesnya bisa di pikir sambil ngitung kancing kalo ga ngerti jawabannya.

Yang diutamakan adalah rekrutment berbasis psikologis. Kenapa? Sebab yang akan dihadapi seumur hidup adalah anak-anak dengan faktor psikologis yg berbeda.

Jadi gurunya harus waras secara psikis. Sebab pintar belum menjamin psikisnya waras. Atau orang yg kemampuan akademiknya biasa atau dibawah standar bukan jaminan juga kalo dia bodoh secara psikis. Bisa jadi dia lebih sabar dan telaten atau berkomitmen dalam mendidik siswa

3. ‎Sertifikasi Guru
Spoiler for Sertifikasi masih menyisakan masalah:


Program warisan pemerintah yang lama ini benar-benar mulia dalam mengangkat kesejahteraan para guru.

Melalui sertifikasi, banyak guru yang terangkat dari lembah kesengsaraan akibat gaji yang pas-pasan.

Bayangkan, kurang lebih 20% anggaran negara diperuntukkan untuk para pahlawan tanpa jasa ini.

Tapi tunggu dulu. Benarkah sertifikasi ini efektif? Atau hanya menambah fulus yang masuk ke rekening guru sementara output yang diberikan tak seimbang?

Idealnya, ada review ulang dan tes psikologis secara berkala untuk pemantauan pemberian sertifikasi. Jangan ragu menerapkan sanksi pencabutan sertifikasi kalo memang tidak kompeten.

Orang yg mau kerja di swasta aja harus mlewati serangkaian psikotes dan tes kpribadian untuk mengetahui ketahanan mental dan emosi pelamar. Why? Karena mereka ga mau rugi rekrut orang yg tidak sesuai kriteria mreka.

Harusnya berlaku hal yg sama karena ini bukan skedar profesi, tapi ini adalah pengabdian seumur hidup. Dan negara membutuhkan manusia manusia tangguh yg rela berjuang "tanpa pamrih" dengan kesabaran dan ketelatenan dalam mendidik generasi penerus bangsa yg kompeten. Bukan manusia matrealistis yg gampang menyerah saat gagal dan lelah lalu ongkang-ongkang melepas penat.

Ribet? Atau nanti harus dihitung ulang dan bla bla bla.... Lho itu kan tugas negara? Kan mereka juga digaji tiap bulan?

Diluar unek-unek saya mengenai potret guru yang saya saksikan, dalam hati saya yang paling dalam, saya tetap mengucapkan ribuan terimakasih yang tak terhingga kepada semua guru.

Spoiler for Selamat hari Guru, Ibu...:


Terutama guru saya, yang telah mendidik dan mengajari saya dengan ilmu pengetahuan. Mengajar dengan penuh kesabaran, keikhlasan, sehingga saya bisa membaca, belajar menelaah, dan jadi seperti ini.

Selamat Hari Guru, dan salam untuk semua para Pahlawan Tanpa Tanda Jasa diseluruh Indonesia.


©Skydavee

Sumber gambar: google
Diubah oleh skydavee 28-11-2017 02:30
tien212700
tien212700 memberi reputasi
1
14.4K
188
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923KThread83.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.