2 Remaja asal bali ini mendunia karena kampanye tolak kantong plastik
TS
kangjati
2 Remaja asal bali ini mendunia karena kampanye tolak kantong plastik
Spoiler for HALLOW!!:
SELAMAT DATANG AGAN SISTA DI THREAD ANE
Sampah plastik merupakan permasalahan serius bagi lingkungan hidup yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia dan dunia nihh gansis
Hampir setiap orang pasti tidak akan terlepas dari yang namanya bahan plastik dalam aktivitasnya sehari-hari. Seperti telah kita ketahui bersama bahwa plastik sangat sulit terurai dalam tanah, membutuhkan waktu bertahun-tahun dan ini akan menimbulkan permasalahan tersendiri dalam penanganannya.
Namun dua remaja asal bali ini mendunia karena kampanye tolak kantong plastik wow membanggakan yaa
Selamat Tinggal Kantong Plastik atau dalam bahasa inggrisnya "Bye Bye Plastic Bags" merupakan nama yang dipilih dua pelajar Indonesia dalam kampanye lingkungannya yang mendapat apresiasi di Jerman.
Kakak beradik Melati dan Isabel Wijsen, masing-masing berusia 16 dan 14 tahun, berhasil meraih penghargaan Bambi yang diberikan di Berlin pada 16 November 2017.
"Ini luar biasa bagaimana perjuangan lima tahun kami sangat sepadan. Bagaimana kesenangan, petualangan, pengalaman yang telah kami lalui pada umur yang muda dan di garis depan menghadapi isu terbesar, yaitu polusi plastik," ucap Melati di panggung Bambi seperti dikutip dari DW(21/11).
"Penghargaan ini untuk generasi kita, generasi yang membantu menyelamatkan Bumi."
Bambi adalah media penghargaan tertua di Jerman yang diadakan pertama kali pada 1948. Penghargaan ini dinamakan berdasarkan buku karangan Felix Salten, Bambi, A Life in the Woods
Ia dianugerahkan setiap tahun oleh Hubert Burda Media untuk memperkenalkan tokoh-tokoh inspiratif dengan visi dan kreativitas yang memengaruhi dan mengilhami publik Jerman pada bidang media, seni, budaya, olah raga, dan bidang lainnya, baik domestik maupun internasional asing di luar Jerman.
Pada tahun 2013 Melati dan Isabel memulai sebuah inisiatif melawan sampah plastik. Gagasan untuk Bye Bye Plastic Bags (BBPB) datang kepada duo dari Bali tersebut saat mereka mempelajari sosok-sosok luar biasa seperti Nelson Mandela, Lady Diana, dan Mahatma Ghandi di sekolah.
Tindakan pertama mereka hadir dalam bentuk sebuah petisi melawan sampah plastik, yang berhasil ditandatangani 6.000 orang di seluruh dunia. Usaha tersebut berhasil membuat pemerintah Bali menerapkan larangan kantong plastik--yang juga mendapatkan Bambi untuk kategori "Our World".
Masalah plastik di Indonesia
Spoiler for gini masalahnyaa:
Indonesia merupakan penghasil limbah plastik terbesar kedua di dunia, tepat di belakang Tiongkok. Sampah plastik Indonesia menyumbang sepuluh persen dari total polusi plastik di laut. Selama musim hujan, semua sampah ini terdampar ke pantai-pantai Bali--itulah sebabnya musim hujan disebut juga "musim sampah".
Seperti dilansir dari CNN(16/8), Indonesia telah menetapkan tujuan untuk mengurangi pencemaran laut dengan plastik hingga 70 persen pada tahun 2025. Langkah ini adalah bagian dari program Clean Seas yang dimotori Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Tidak mudah bagi duo remaja ini untuk bisa melibatkan hukum dan otoritas pemerintah dalam menjalankan misi mereka. Meski telah mendapatkan 100 ribu tanda tangan atas petisi larangan penggunaan kantong plastik, nyatanya suara mereka belum juga didengar pemerintah setempat.
Mereka lalu melakukan mogok makan pada tahun 2014, yang akhirnya membuahkan hasil sukses. Pada tahun 2015, Gubernur Made Mangku Pastika menandatangani sebuah kesepakatan untuk melarang kantong plastik dari Pulau Bali secara sepenuhnya mulai dari tahun 2018 dan seterusnya.
"Dia setuju untuk menandatanginya," kata Melati seperti dilansir dari The Sydney Morning Herald (6/9/16). "Dia bahkan berkomitmen menjadi anggota tim BBPB (Bye Bye Plastic Bag)."
Desa Bebas Plastik: proyek percontohan di Pererenan
Quote:
Untuk mengatasi polusi sampah plastik, saudara perempuan Melati dan Isabel meluncurkan sebuah proyek percontohan di desa kecil di Bali.
Kesadaran akan lingkungan dan keberlanjutannya kurang diperhatikan banyak orang Bali. Demikian pula, hanya sedikit yang tahu tentang efek plastik yang merugikan lingkungan. Warga juga memiliki masalah lain yaitu saat ekonomi Indonesia tumbuh, upah masih tergolong rendah.
Meski begitu, Melati dan Isabel berhasil meyakinkan 800 lebih keluarga di Desa Pererenan, di bagian selatan Bali, untuk mengganti kantong plastik dengan tas kertas atau kain. Mereka juga memberikan kepada setiap keluarga satu set tas yang dapat digunakan ulang untuk beragam aktivitas.
Sejak saat itu, Melati dan Isabel mulai mendapat perhatian dan apresiasi atas usaha mereka. Keduanya telah berbicara di beragam kesempatan untuk menjelaskan program mereka.
Sebuah diskusi TEDdi London, Inggris, menjadi salah satu yang membawa perhatian internasional pada keduanya.
"Di Bali kami memproduksi 680 meter kubik sampah plastik setiap hari. Itu sebanyak bangunan berlantai 14," ujar mereka dalam acara yang diselenggarakan awal tahun lalu.
Sudah ada 25 sampai 30 anak muda dari seluruh Bali dan dunia berpartisipasi dalam inisiatif BBPB. India dan dua belas negara lainnya menunjukkan ketertarikannya untuk meluncurkan kampanye serupa di negara mereka masing-masing.
"Jangan dengarkan ketika seseorang mengatakan bahwa Anda terlalu muda atau Anda tidak akan paham," ujar Isabel ke para aktivis ambisius lainnya dalam acara TED. "Kami tidak mengatakan itu akan mudah, tapi hasilnya terbayar."
Sebagai warga masyarakat yang baik dan terpelajar sudah seharusnya kita mendukung 2 remaja tersebut dengan kampanye TOLAK KANTONG PLASTIK karena penting bagi kita berkontribusi terhadap plestarian lingkungan hidup bree
SEMOGA INFO INI BERMANFAAT
Quote:
Buat liat informasi menarik lainnya seperti artikel di atas bisa liat Di marih
Jangan lupa rate bintang 5, tinggalin komentar dan bersedekah sedikit cendol buat ane dan ane doain agan makin ganteng dan cantik deh SUMUR: Beritagar.id