ryan.manullangAvatar border
TS
ryan.manullang
REVOLUSI HIJAU
Quote:


Istilah Revolusi Hijau dalam pertanian sebenarnya mengacu pada masa transisi dari kebiasaan abad pertengahan ke kebiasaan abad modern. Munculnya beberapa teknik pertanian pada abad ke-17 dan ke-18 dapat dilacak dari jenis tanaman baru dan beberapa perubahan ekonomi. Perubahan-perubahan di bidang pertanian sebenarnya telah berkali-kali terjadi dalam sejarah kehidupan manusia yang biasa dikenal dengan istilah revolusi.
Perubahan dalam bidang pertanian dapat berupa peralatan pertanian, perubahan rotasi tanaman, dan perubahan sistem pengairan. Revolusi Hijau merupakan bagian dari perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem pertanian pada abad sekarang ini. Lahirnya Revolusi Hijau melalui proses panjang yang melatarbelakangi, dan akhirnya meluas ke wilayah Asia dan Afrika.
Adapun latar belakang lahirnya Revolusi Hijau adalah sebagai berikut :
1. Hancurnya lahan pertanian akibat Perang Dunia I dan Perang Dunia II.
2. Pertambahan penduduk sehingga kebutuhan pangan juga meningkat.
3. Adanya lahan kosong.
4. Upaya peningkatan produksi pertanian. Revolusi Hijau lahir dari gagasan hasil penelitian dan tulisan Thomas Robert Malthus pada tahun 1766 - 1834.
Quote:

yang mengemukakan bahwa masalah kemiskinan adalah masalah yang tidak dapat dihindari oleh manusia. Thomas Robert Malthus adalah seorang ekonom dan pencetus teori kependudukan dari Inggris. Dalam bukunya yang berjudul "Essay on the Principles of Population", Malthus meyakini bahwa kemiskinan umat manusia merupakan keadaan yang tidak mungkin dihindari. Kemiskinan terjadi karena pertumbuhan penduduk tidak sebanding dengan peningkatan produksi pertanian (pangan). Menurut Malthus, pertumbuhan penduduk berjalan menurut deret ukur (1, 2, 4, 8, 16, 32, 64, 128 dan seterusnya), sedangkan peningkatan produksi pertanian berjalan berdasarkan deret hitung (1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15 dan seterusnya). Ternyata tulisan Thomas Robert Malthus membawa beberapa pengaruh, antara lain :
1. Gerakan pengendalian pertumbuhan penduduk dengan cara pengontrolan jumlah kelahiran.
2. Gerakan usaha mencari dan meneliti bibit unggul dalam bidang pertanian.

Perkembangan Revolusi Hijau
Perkembangan revolusi hijau di dunia diawali setelah Perang Dunia I. PD I membawa akibat hancurnya banyak lahan pertanian di Eropa. Hal ini tentu dapat mengancam produksi pangan di dunia. Untuk mengatasi masalah tersebut pada pengusaha di Amerika Serikat berupaya mengembangkan pertanian untuk mencukupi kebutuhan pangan dengan melakukan berbagai penelitian. Penelitian tersebut disponsori oleh Ford and Rockfeller Foundation. Penelitian dilakukan di beberapa negara berkembang seperti Meksiko, Filipina, India, dan Pakistan. Para peneliti terus mencari berbagai varietas tanaman penghasil biji-bijian terutama beras dan gandum yang berproduksi tinggi. Di samping itu, perkembangan teknologi alat-alat pertanian mempengaruhi perkembangan revolusi hijau. Penggunaan alat-alat pertanian modern seperti mesin bajak, alat penyemprot hama, dan mesin penggiling padi merupakan salah satu faktor dalam meningkatkan produksi pertanian. Perkembangan revolusi hijau selanjutnya terjadi setelah Perang Dunia II. Akibat PD II membawa pengaruh bagi dunia pertanian. Hal ini dikarenakan hancurnya lahan-lahan pertanian. Hancurnya daerah pertanian menyebabkan menurunnya produksi pertanian. Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produksi pertanian terus dilakukan melalui pembukaan lahan pertanian baru, mekanisme pertanian, penggunaan pupuk, dan mencari metode yang tepat untuk memberantas hama tanaman.

Konferensi Hot Spring
Pada Konferensi Hot Spring tahun 1943, selain membicarakan usaha peningkatan produksi pangan di Eropa juga mulai dibicarakan masalah pertanian dan kemiskinan yang melanda dunia. Dalam konferensi ini disepakati tentang perlu dilakukannya peningkatan produksi pangan, perbaikan distribusi, peningkatan taraf hidup konsumen maupun produsen, dan pengadaan kebutuhan yang cukup di seluruh dunia. Konferensi Hot Spring ini menjadi tonggak dibentuknya organisasi pangan dan pertanian dunia atau Food and Agriculture Organization (FAO) yang bernaung di bawah PBB. Revolusi hijau telah membawa perubahan di beberapa negara seperti di India, Filipina, atau negara-negara lainnya. India telah berhasil melipatgandakan panen gandumnya dalam waktu 6 tahun, dan menjelang tahun 1970 sudah hampir dapat memenuhi kebutuhan negaranya sendiri. Filipina mangakhiri setengah abad ketergantungannya dengan beras impor karena pada akhir tahun 1960-an telah mempu menjadi eksportir beras. Hal ini telah menimbulkan optimisme bahwa revolusi hijau dapat menghasilkan bahan pangan yang cukup besar. Lembaga penelitian pangan Filipina seperti International Rice Research Institute, berhasil mengembangkan bibit unggul padi yang baru dan sangat produktif yang dikenal dengan nama IR-8. Dengan penemuan bibit baru yang ditopang dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, memungkinkan petani-petani di belahan Asia Tenggara untuk melipatgandakan produksi pertanian.

Pembentukan CGIAR
Pada awal tahun 1970, dunia mulai memperhatikan berbagai upaya untuk meningkatkan hasil produksi pertanian. Usaha ini diawali dengan pembentukan Consultative Group on International Agriculture Research (CGIAR). Pembentukan CGIAR bertujuan untuk memberikan bantuan kepada berbagai pusat penelitian internasional, seperti International Rice Research Institute di Filipina, International Maize Wheat Improvement Centre (IMWIC) di Meksiko. Pada tahun 1970, Norman Borlaug
Quote:
mendapatkan hadiah nobel karena gagasannya mencetuskan revolusi hijau dengan mencari jenis tanaman biji-bijian yang cocok untuk mengubah energi surya menjadi karbohidrat pada tanah yang diolah menjadi subur dengan tanaman yang tahan terhadap hama penyakit. Perkembangan revolusi hijau semakin meluas di dunia, terutama pada daerah-daerah yang dahulunya merupakan daerah yang sedang berkembang atau daerah yang selalu mengalami kekurangan bahan pangan.

Revolusi Hijau di Indonesia
Di Indonesia, penggunaan pupuk dan pestisida kimia merupakan bagian dari Revolusi Hijau, sebuah proyek ambisius Orde Baru untuk memacu hasil produksi pertanian dengan menggunakan teknologi modern, yang dimulai sejak tahun 1970-an. Memang Revolusi Hijau telah menjawab satu tantangan ketersediaan kebutuhan pangan dunia yang terus meningkat. Gebrakan revolusi hijau di Indonesia terlihat pada dekade 1980-an. Saat itu, pemerintah mengkomandoi penanaman padi, pemakaian bibit impor, pupuk kimia, pestisida, dan lain lainnya. Hasilnya, Indonesia sempat menikmati swasembada beras. Namun pada dekade 1990-an, petani mulai kelimpungan menghadapi serangan hama, kesuburan tanah merosot, ketergantungan pemakaian pupuk yang semakin meningkat dan pestisida tidak manjur lagi, dan harga gabah dikontrol pemerintah. Bahan kimia sintetik yang digunakan dalam pertanian, pupuk misalnya telah merusak struktur, kimia dan biologi tanah. Bahan pestisida diyakini telah merusak ekosistem dan habitat beberapa binatang yang justru menguntungkan petani sebagai predator hama tertentu. Disamping itu pestisida telah menyebabkan imunitas pada beberapa hama. Lebih lanjut resiko kerusakan ekologi menjadi tak terhindarkan dan terjadinya penurunan produksi membuat ongkos produksi pertanian cenderung meningkat. Akhirnya terjadi inefisensi produksi dan melemahkan kegairahan bertani. Revolusi hijau memang pernah meningkatkan produksi gabah. Namun berakibat:
-Berbagai organisme penyubur tanah musnah
-Kesuburan tanah merosot / tandus
-Tanah mengandung residu (endapan pestisida)
-Hasil pertanian mengandung residu pestisida
-Keseimbangan ekosistem rusak
-Terjadi peledakan serangan dan jumlah hama.

Revolusi Hijau bahkan telah mengubah secara drastis hakekat petani. Dalam sejarah peradaban manusia, petani bekerja mengembangkan budaya tanam dengan memanfaatkan potensi alam untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Petani merupakan komunitas mandiri. Namun dalam revolusi hijau, petani tidak boleh mem-biakkan benih sendiri. Bibit yang telah disediakan merupakan hasil rekayasa genetika, dan sangat tergantung pada pupuk dan pestisida kimia —yang membuat banyak petani terlilit hutang. Akibat terlalu menjagokan bibit padi unggul, sekitar 1.500 varietas padi lokal telah punah dalam 15 tahun terakhir ini. Meskipun dalam Undang-Undang No. 12/1992 telah disebutkan bahwa “petani memiliki kebebasan untuk menentukan pilihan jenis tanaman dan pembudi-dayaannya”, tetapi ayat tersebut dimentahkan lagi oleh ayat berikutnya, yakni “petani berkewajiban berperan serta dalam mewujudkan rencana pengembangan dan produksi budidaya tanam” (program pemerintah).
Revolusi Hijau memang membuat hasil produksi pertanian meningkat, yang dijadikan tolak ukur sebagai salah satu keberhasilan Orde Baru. Namun, di balik itu semua, ada penderitaan kaum petani. Belum lagi kerusakan sistem ekologi pertanian yang kerugiannya tidak dapat dinilai dengan uang. Mitos akan kehebatan Revolusi Hijau lahir karena ditopang oleh teknologi yang dikembangkan dari sistem ilmu pengetahuan modern, mulai dari genetika,sampai kimia terapan. Masanobu Fukuoka, pelopor pertanian alami di Jepang, berkata: “Peranan ilmuwan dalam masyarakat itu analog dengan peranan diskriminasi di dalam pikiran-pikiran Anda sendiri.”. Telah terbukti bahwa penerapan Revolusi Hijau di Indonesia memberi dampak negatif pada lingkungan karena penggunaan pestisida dan pupuk kimia. Dan Revolusi Hijau di Indonesia tidak selalu mensejahterakan petani padi salah satu masalah yang dihadapi oleh pemerintah Orde Baru adalah produksi pangan yang tidak seimbang dengan kepadatan penduduk yang terus meningkat. Oleh karena itu pemerintah Orde Baru memasukkan Revolusi Hijau dalam program Pelita dan Revolusi Hijau ini dilaksanakan secara nasional.





sumber 1
sumber 2
sumber 3
Diubah oleh ryan.manullang 23-10-2017 04:47
dellesology
dellesology memberi reputasi
1
24K
114
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & XenologyKASKUS Official
6.5KThread10.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.