beritapalestinaAvatar border
TS
beritapalestina
Saudi Disebut Tak Peduli Palestina Asal Sepakat dengan Israel Melawan Iran
Arab Saudi sangat ingin membangun hubungan diplomatik dengan Israel. Mereka siap untuk menandatangani hampir semua jenis kesepakatan damai Israel-Palestina, tidak peduli kesepakatan itu tidak menguntungkan bagi rakyat Palestina.

Hal itu diungkapkan mantan penasihan keamanan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Yaacov Nagel.

Nagel mengatakan Riyadh sangat antusias untuk mulai membuka kerja sama dengan Israel melawan Iran. Ia mengatakan Saudi "tidak peduli" kesepakatan apa yang dicapai dengan Palestina.

"Mereka hanya harus mengatakan ada kesepakatan antara Israel dan Palestina, mereka tidak peduli, mereka tidak peduli dengan apa yang akan ada dalam kesepakatan tersebut," kata Nagel.

"Mereka perlu mengatakan ada kesepakatan untuk melanjutkan langkah selanjutnya," sambungnya seperti dikutip dari Telegraph, Minggu (26/11/2017).

Komentar Nagel muncul di tengah semakin banyaknya tanda-tanda hubungan Israel dan Arab Saudi menghangat, sementara ketegangan meningkat antara Riyadh dan Teheran.

Para pemimpin Saudi selalu menghindar membuat perdamaian formal dengan Israel. Saudi takut dengan serangan balik oleh masyarakat mereka sendiri dan dari seluruh dunia Arab. Negara Zionis itu masih dipandang luas sebagai musuh.

Namun, di bawah analisis Nagel, kepemimpinan Saudi saat ini di bawah Putra Mahkota Mohammed bin Salman sedang mencari kesepakatan damai Israel-Palestina. Kesepakatan itu nantinya akan menjadi penutup politik untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.

Teorinya meningkatkan prospek bahwa Arab Saudi dapat mencoba memaksa orang-orang Palestina untuk menerima sebuah kesepakatan, bahkan yang tidak menguntungkan, ketika Donald Trump menyodorkan proposal perdamaian yang diharapkan pada awal tahun depan.

Laporan media yang belum dikonfirmasi menunjukkan bahwa Pangeran Mohammed telah mulai menekan Mahmoud Abbas, presiden Palestina, untuk menerima kesepakatan damai yang ditengahi Amerika Serikat (AS).

Nagel mengatakan dia tidak tahu apakah Arab Saudi memiliki pengaruh untuk memaksa rakyat Palestina melakukan kesepakatan. "Saya harap begitu, saya tidak yakin," katanya.

Pejabat Palestina mengatakan bahwa mereka akan menolak tekanan dari Riyadh untuk menerima kesepakatan yang tidak menguntungkan meskipun Arab Saudi adalah donor utama bagi Otoritas Palestina.

Normalisasi hubungan antara Arab Saudi dan Israel akan mewakili salah satu pergeseran terbesar dalam politik Timur Tengah dalam beberapa dasawarsa. Pergeseran ini memungkinkan untuk melihat negara Yahudi dan kerajaan Arab secara formal bersekutu melawan musuh bersama mereka Iran.

Keselarasan semacam itu akan menyenangkan Gedung Putih karena ini berarti kedua sekutu AS bisa menghadirkan front persatuan melawan Iran. Setelah mengunjungi Riyadh pada bulan Februari, Trump mengisyaratkan hubungan pemanasan yang mengatakan bahwa dia menemukan bahwa kepemimpinan Saudi "sangat positif" terhadap Israel.

Seorang menteri Israel secara terbuka mengkonfirmasi untuk pertama kalinya minggu ini bahwa pejabat Israel dan Saudi telah bertemu namun mengatakan bahwa pertemuan tersebut telah dirahasiakan atas permintaan Arab Saudi. Ketika ditanya apakah dia pernah bertemu dengan orang Saudi selama berada di jajaran paling senior pemerintahan Israel, Nagel mengatakan: "Saya tidak mengatakan ya, saya tidak mengatakan tidak".

Adel al-Jubier, menteri luar negeri Arab Saudi, secara terbuka menegaskan bahwa tidak ada perubahan pada posisi Riyadh. Dia mengatakan bahwa Arab Saudi hanya akan membangun hubungan dengan Israel jika orang-orang Israel menarik diri dari semua wilayah yang dicaplok pada tahun 1967 dan mengizinkan pembentukan sebuah negara Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya.

"Sampai itu terjadi, kita tidak memiliki hubungan dengan Israel," tegas Jubeir.

Pemerintah koalisi sayap kanan Netanyahu tidak mungkin menyetujui persyaratan tersebut, sehingga menimbulkan kebuntuan di posisi publik pemerintah Israel dan Saudi.

"Tidak mungkin prakarsa perdamaian yang tidak mempermalukan orang-orang Saudi tidak akan menghancurkan koalisi Benjamin Netanyahu," tulis Chemi Shalev, seorang kolumnis surat kabar liberal Haaretz.

https://international.sindonews.com/read/1260642/43/saudi-disebut-tak-peduli-palestina-asal-sepakat-dengan-israel-melawan-iran-1511633110/11


hmm...

jd skrg yg di indo,pilih arab saudi atau palestina?

saatnya nasbung menetukan pilihan :

cinta palestina?



atau cinta arab saudi?


tentukan pilihanmu skrg emoticon-Angkat Beer
Diubah oleh beritapalestina 27-11-2017 04:12
0
7.9K
67
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.7KThread40.7KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.