Hampir semua sub suku Dayak tidak mengenal kata TERIMA KASIH sebagai ungkapan balasan atas kebaikan orang lain. Rasa terima kasih orang Dayak lebih diungkapkan didalam sikap dan perbuatan serta rasa hormat yang mendalam.
Seorang Dayak yang telah menerima kebaikan dari sesamanya, tidak akan begitu saja melupakannya. Semua kebaikan yang telah mereka terima akan tersimpan rapi didalam lubuk hati terdalam. Bahkan dalam setiap kesempatan, mereka akan menceritakan kepada anak cucunya semua kebaikan-kebaikan yang pernah diterimanya, lengkap dengan nama dan identitas orang yang telah berbuat baik itu. Dengan demikian secara tidak sadar, anak turunannya juga turut serta mensyukuri, mengenang dan menghormati orang yang telah berbuat baik bagi keluarga itu.
Biasanya Orang Dayak selalu ingin membalasa kebaikan dengan kebaikan. Dalam setiap kesempatan, orang yang pernah menerima kebaikan dari seseorang akan selalu berusaha membalas kebaikan yang ia terima, sekalipun tidak langsung kepada yang bersangkutan, namun bisa kepada anak cucunya. Naluri membalas kebaikan ini bukan menjadi beban, namun memiliki nilai kebahagian tersendiri dan tradisi ini yang membuat ikatan bathin antara sesama Dayak menjadi kuat.
Hal serupa terjadi ketika Orang Dayak mengunjungi kenalan dan kerabatnya. Ketika menerima hidangan, mereka akan spontan bereaksi lalu dengan lahap menyantap hidangan yang tersedia, bila perlu sampai habis tuntas (lepah lingis). Semakin lahap, semakin sopan. Sikap demikian justru menunjukan keramahan, persahabatan dan kepercayaan tinggi, karena yakin tidak diracuni.
Quote:
SUKU DAYAK : Baik Hati dan Tidak Sombong
Quote:
Quote:
Minum segelas kopi kental, siang hampir ashar di ruang diskusinya koperasi persekutuan dayak. Dari jendela lantai duanya, matahari serasa bulan. Kemerahan, penuh. Bisa kupandangi begitu saja, telanjang mata. Begitulah, musim asap juga menggoreskan sebuah romantisme.
Petikan kecapi , semakin mengutuhkan pengalaman batinku berada di tanah dayak. Bukan sebuah kebetulan, sebuah suku bangsa diciptakan oleh Ranying Hatalla . Tapi lebih kepada sebuah kesadaran untuk saling mengenal dan menghargainya.
Suku dayak di Kalimantan tengah terbagi menjadi beberapa suku, diantaranya Manyan, Ot Danum dan Ngaju. Suku Dayak Ngaju mendiami daerah sepanjang hilir Sungai Kapuas, Kahayan, Rungan Manuhing, Barito dan Katingan. Suku Dayak Ot Danum mendiami daerah sepanjang hulu sungai-sungai besar Kahayan,Rungan, Barito, Kapuas, Mahakam dan sekitar long pahangei di pedalaman. Sedangan Ma’anyan tersebar diseluruh kabupaten Barito selatan.
Secara umum sifat dan suku dayak terhadap alam adalah bersahabat, dan dari tempaan alam yang sulit diduga, membentuk sebuah karakter waspada, tidak mampu berpura-pura dan apa adanya. Terhadap orang asing, orang dayak tidak begitu saja percaya. Akan tetapi, apabila kepercayaan telah tumbuh, mereka akan sangatbersahabat dan terbuka.
Dalam menjalani kehidupan, bersikap mamut, menteng, ureh, mameh; menjaga hubungan baik dengan sesame, lebih suka mengalah dan menghindar, tidak menyerang apabila tidak diserang, namun apabila kesabaran telah habis , harga diri telah terinjak-injak, mati bukan lagi masalah dan serangan fisik akan dihadapi secara formal.
Orang dayak tidak mudah menerima hal baru, sebelum benar-benar meyakininya. Bagi mereka, baik adalah baik dan tidak kenal kebaikan bertopeng. Serangan diplomatis tidak dianggap sebagai musuh, kesadaran baru muncul ketika dampak kebaikan bertopeng muncul langsung dihadapan mereka.
Bahasa dayak, khususnya bahasa dayak ngaju sebagai linguafranca tidak mengenal kosa kata ungkapan rasa’ terimakasih’. Rasa terimakasih diungkapkan dalam sikap dan perbuatan, serta rasa hormat yang mendalam. Semua kebaikan yang telah mereka terima akan tersimpan rapi dalam lubuk hati yang terdalam. Bahkan dalam setiap kesempatan, mereka akan menceritakan pada anak turunnya.
----
Budaya leluhur manapun, semestinya memilih ‘agen’ yang luar biasa untuk membuatnya terus mengada. Lebih humanis lagi, jika kita anak-anak zaman yang mengajukan diri sebagai ‘agen’. Ehm, ingatanku melayang pada 2 hari silam, saat menyusur jalan Tjilik Riwut menuju luar kota. Putra dayak yang dinobatkan sebagai pahlawan nasional dari kalteng ini (coba cari di deretan gambar pahlawan nasional, yang wajahnya mirip artis krisna mukti..hehe, bener kok, aslii..), pada masa belianya tiga kali meneglilingi pulau Kalimantan hanya dengan jalan kaki dan naik perahu atau rakit. Tak lebih sebagai pengahayatan terhadap budaya leluhurnya.
Sruputan terakhir kopi kentalku, mataku tertahan pada halaman 25, bab perjuangan suku bangsa dayak; tentang perang besar di daerah Pematang sawang Pulau Kupang, dekat Kapuas, ada perempuan dayak bernama Nyai Undang yang memegang peranan besar…
Semoga yang membaca bisa memahami dengan baik dan benar. Karna sedikit pengetahuan untuk momod,mimin dan Kaskuser semua
Spoiler for sumber:
maneser panatau tatu hiang
Seftian hadi ningriati
Folkofdayak.com
Infodayak.com
Semoga TRIT singkat ini bisa bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya ya gan..
kaskuuser yang baik , jangan lemparin ane ya agan - agan...
Diubah oleh kanadiyel 18-11-2017 04:13
0
15.1K
Kutip
62
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
923KThread•83.1KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru