- Beranda
- The Lounge
[Perkenalkan gan] DOL Alat Musik Tradisomal Bengkulu
...
TS
Achtiar
[Perkenalkan gan] DOL Alat Musik Tradisomal Bengkulu
Mukadimah
Quote:
Zaman dahulu, dol hanya dimainkan saat perayaan Tabot, setiap 1-10 Muharram dalam rangka mengenang wafatnya Imam Hasan dan Imam Husen (cucu Nabi Muhammad saw.) dalam sebuah peperangan di Padang Karbala. Ritual ini selalu dilaksanakan setiap tahun karena dipercaya dapat menghindarkan berbagai kesulitan dan wabah penyakit.
Penabuh dol pun bukan sembarang orang melainkan keturunan tabot, yaitu warga Bengkulu keturunan India yang biasa disebut sipai. Dol memang dikenalkan kali pertama oleh masyarakat Muslim India yang datang ke Indonesia dibawa Pemerintah kolonial Inggris yang saat itu membangun Benteng Malborough. Mereka kemudian menikah dengan orang lokal Bengkulu dan garis keturunannya dikenal sebagai keluarga tabot. Hingga tahun 1970-an, musik dol hanya boleh dimainkan orang-orang yang memiliki hubungan darah dengan keluarga tabot tersebut.
Sekilas dol berbentuk seperti beduk. Berbentuk setengah bulat lonjong dan berhiaskan ornamen warna-warni. Dol terbuat dari kayu atau bonggol kelapa yang terkenal ringan namun kuat atau kadang juga terbuat dari kayu pohon nangka. Bonggol pohon kelapa dilubangi dan bagian atasnya lalu ditutup kulit sapi atau kulit kambing. Diameter dol terbesar bisa mencapai 70-125 cm dengan tinggi 80 cm dan alat pemukulnya berdiameter 5 cm dan panjangnya 30 cm.
Dimainkan dengan cara dipukul, ada 3 teknik dasar memainkan dol, yaitu: disebut suwena, tamatam, dan suwari. Jenis pukulan suwena biasanya untuk suasana berduka cita dengan tempo pukulan lambat; tamatam untuk suasana riang, konstan dan ritmenya cepat; sementara suwari adalah pukulan untuk perjalanan panjang dengan tempo pukulan satu-satu. Dalam pementasan dol, ada intsrumen lain yang ikut mengiringi, seperti tassa (sejenis rebana yang dipukul dengan rotan), dol berukuran kecil, serunai, dan lainnya.
Quote:
Penabuh dol pun bukan sembarang orang melainkan keturunan tabot, yaitu warga Bengkulu keturunan India yang biasa disebut sipai. Dol memang dikenalkan kali pertama oleh masyarakat Muslim India yang datang ke Indonesia dibawa Pemerintah kolonial Inggris yang saat itu membangun Benteng Malborough. Mereka kemudian menikah dengan orang lokal Bengkulu dan garis keturunannya dikenal sebagai keluarga tabot. Hingga tahun 1970-an, musik dol hanya boleh dimainkan orang-orang yang memiliki hubungan darah dengan keluarga tabot tersebut.
Sekilas dol berbentuk seperti beduk. Berbentuk setengah bulat lonjong dan berhiaskan ornamen warna-warni. Dol terbuat dari kayu atau bonggol kelapa yang terkenal ringan namun kuat atau kadang juga terbuat dari kayu pohon nangka. Bonggol pohon kelapa dilubangi dan bagian atasnya lalu ditutup kulit sapi atau kulit kambing. Diameter dol terbesar bisa mencapai 70-125 cm dengan tinggi 80 cm dan alat pemukulnya berdiameter 5 cm dan panjangnya 30 cm.
Quote:
Dimainkan dengan cara dipukul, ada 3 teknik dasar memainkan dol, yaitu: disebut suwena, tamatam, dan suwari. Jenis pukulan suwena biasanya untuk suasana berduka cita dengan tempo pukulan lambat; tamatam untuk suasana riang, konstan dan ritmenya cepat; sementara suwari adalah pukulan untuk perjalanan panjang dengan tempo pukulan satu-satu. Dalam pementasan dol, ada intsrumen lain yang ikut mengiringi, seperti tassa (sejenis rebana yang dipukul dengan rotan), dol berukuran kecil, serunai, dan lainnya.
Dol, Hentakan Irama Gendang Tradisional Bengkulu
Quote:
Hentakan irama ritmis dari tabuhan alat musik yang satu ini mampu memberikan kemeriahan tersendiri. Semangat tetabuhan dari alat musik yang satu ini biasanya membuat setiap pertunjukan menjadi hidup dan semangat. Inilah dol, gendang khas asal Bengkulu yang biasanya dimainkan beramai-ramai.
Seperti yang tersaji saat para penabuh dol membuka acara pertunjukan parade tari nasional di Taman Mini Indonesia Indah dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun yang ke-40. Beberapa penabuh dol menabuh secara bersama-sama dengan irama yang sama dan membuat pertunjukan menjadi lebih semarak.
Sekilas, bila dilihat bentuknya, dol terlihat seperti perkusi. Namun bunyi yang dihasilkan dari alat musik ini tidaklah sama dengan perkusi. Dol terbuat dari kayu atau bonggol kelapa yang dikenal kuat namun ringan. Bonggol pohon kelapa ini kemudian diberi lubang pada bagian atasnya.
Terakhir, baru ditutup dengan kulit kambing atau kulit sapi. Untuk diameter dol, biasanya yang memiliki ukuran yang besar mencapai 70 - 125 cm dengan tinggi mencapai 80 cm. Sementara itu, untuk alat pemukul dol biasanya memiliki diameter sekitar 5 cm dengan panjang sekitar 30 cm. Pembuatan dol biasanya membutuhkan waktu sekitar 3 minggu tergantung dari kesediaan kayu yang ada.
Dol dapat dimainkan dengan 3 teknik yang biasanya mengikuti suasana pertunjukan dimana dol dimainkan. Seperti, teknik suwena, dalam teknik ini biasanya dol dimainkan dengan tempo lambat. Teknik ini biasanya dimainkan saat suasana duka cita.
Ada juga teknik tamatam yang biasanya dimainkan dengan suasana riang. Dalam teknik ini dol dimainkan dengan tempo cepat dan konstan. Teknik terakhir adalah suwari, teknik ini dimainkan dengan tempo pukulan satu-satu dan biasanya dimainkan saat perjalanan panjang. Dalam memainkan dol, biasanya disandingkan dengan alat musik lainnya seperti tassa, sejenis rebana yang dipukul dengan menggunakan rotan.
Dahulu dol biasanya dimainkan pada acara-acara khusus seperti perayaan tabot yang dilakukan masyarakat Bengkulu yang masih keturunan tabot. Dol tidak bisa dimainkan oleh sembarang orang, hanya orang-orang keturunan tabot saja yang boleh memainkan alat musik ini.
Seiring perkembangan, dol mulai banyak dimainkan di berbagai acara khusus. Seniman-seniman di Bengkulu belakangan juga giat mengenalkan dol ke tengah-tengah masyarakat umum. Bahkan, bagi yang tertarik memiliki dol, alat musik yang biasanya di cat dengan warna-warna cerah ini biasanya dijual dengan harga antara Rp850.000 hingga jutaan rupiah tergantung besar kecilnya dol. [Tauhid/IndonesiaKaya]
Quote:
Seperti yang tersaji saat para penabuh dol membuka acara pertunjukan parade tari nasional di Taman Mini Indonesia Indah dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun yang ke-40. Beberapa penabuh dol menabuh secara bersama-sama dengan irama yang sama dan membuat pertunjukan menjadi lebih semarak.
Sekilas, bila dilihat bentuknya, dol terlihat seperti perkusi. Namun bunyi yang dihasilkan dari alat musik ini tidaklah sama dengan perkusi. Dol terbuat dari kayu atau bonggol kelapa yang dikenal kuat namun ringan. Bonggol pohon kelapa ini kemudian diberi lubang pada bagian atasnya.
Terakhir, baru ditutup dengan kulit kambing atau kulit sapi. Untuk diameter dol, biasanya yang memiliki ukuran yang besar mencapai 70 - 125 cm dengan tinggi mencapai 80 cm. Sementara itu, untuk alat pemukul dol biasanya memiliki diameter sekitar 5 cm dengan panjang sekitar 30 cm. Pembuatan dol biasanya membutuhkan waktu sekitar 3 minggu tergantung dari kesediaan kayu yang ada.
Quote:
Dol dapat dimainkan dengan 3 teknik yang biasanya mengikuti suasana pertunjukan dimana dol dimainkan. Seperti, teknik suwena, dalam teknik ini biasanya dol dimainkan dengan tempo lambat. Teknik ini biasanya dimainkan saat suasana duka cita.
Ada juga teknik tamatam yang biasanya dimainkan dengan suasana riang. Dalam teknik ini dol dimainkan dengan tempo cepat dan konstan. Teknik terakhir adalah suwari, teknik ini dimainkan dengan tempo pukulan satu-satu dan biasanya dimainkan saat perjalanan panjang. Dalam memainkan dol, biasanya disandingkan dengan alat musik lainnya seperti tassa, sejenis rebana yang dipukul dengan menggunakan rotan.
Dahulu dol biasanya dimainkan pada acara-acara khusus seperti perayaan tabot yang dilakukan masyarakat Bengkulu yang masih keturunan tabot. Dol tidak bisa dimainkan oleh sembarang orang, hanya orang-orang keturunan tabot saja yang boleh memainkan alat musik ini.
Seiring perkembangan, dol mulai banyak dimainkan di berbagai acara khusus. Seniman-seniman di Bengkulu belakangan juga giat mengenalkan dol ke tengah-tengah masyarakat umum. Bahkan, bagi yang tertarik memiliki dol, alat musik yang biasanya di cat dengan warna-warna cerah ini biasanya dijual dengan harga antara Rp850.000 hingga jutaan rupiah tergantung besar kecilnya dol. [Tauhid/IndonesiaKaya]
Ternyata Dol Memecahkan rekor kemarin gan
Quote:
.
Sumber 1
Sumber 2
Sumber 3
Mampir juga ya gan di mari Kaskus Regional Bengkulu
0
12K
Kutip
89
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
925.1KThread•91KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya