Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

gothamboyAvatar border
TS
gothamboy
Mandailing Bukan Batak
Mandailing Bukan Batak

medanbisnisdaily.com

Oct 22, 2017 7:56 PM



Medanbisnisdaily.com-Medan. Mandailing bukan bagian dari Batak. Batak adalah istilah atau pelabelan oleh orang asing khususnya Belanda. Perbantahan etnik Mandailing untuk dikelompokkan dalam etnik Batak telah berlangsung lebih dari 100 tahun.Hal ini mengemuka dalam Focus Group Discussion (FGD) bertajuk Mandailing bukan Batak, di VIP Restoran Hotel Madani, Medan, Senin (23/10/2017).

Hadir dalam FGD peneliti dan sejarawan Dr Phil Ichwan Azhari, antropolog Prof Usman Pelly, dan juga peneliti Pussis Universitas Negeri Medan (UNIMED) Erron Damanik, serta puluhan peserta dari berbagai kalangan. Hadir juga kalangan wartawan.

Usman Pelly mengungkapkan, tidak ada satu pun kata Batak yang bisa ditemukan dalam khasanah atau pun manuskrip kuno, baik dari khasanah Toba, Angkola, Karo, Pakpak, Simalungun apalagi Mandailing.

"Misalnya dalam stempel Raja Sisingamangaraja XII hanya tertulis Ahu Si Raja Toba, tidak ada si Raja Batak. Batak tidak ada dalam khasanah pustaka, baik Toba, Angkola, apalagi Mandailing," kata Usman Pelly.

Hal ini, menurut Usman, adalah pendapat akademis. Bukan pendapat untuk memecah belah persatuan, apalagi pendapat dalam konteks kepentingan politik elektoral.

Sejarawan Ichwan Azhari mengungkapkan, berdasarkan banyak literatur, Batak digunakan para peneliti asing untuk menunjukkan lokasi geografis masyarakat. Batak digunakan untuk mendeskripsikan masyarakat yang mendiami wilayah hinterland atau dataran tinggi. Sedangkan masyarakat pesisir diidentikan dengan Melayu.

Istilah Batak awalnya digunakan peneliti asing untuk menyebut masyarakat tak beradab, atau istilah yang tidak diinginkan lalu bergeser menjadi istilah untuk menggambarkan masyarakat di pegunungan, kemudian berproses menjadi identitas dan kebanggaan.

Identitas ini kemudian mendapat perbantahan, utamanya dari masyarakat Mandailing. Mandailing menolak disebut sebagai Batak.

"Tidak ada yang konsisten menolak Batak selain Mandailing," kata Ichwan.

Batak, menurut Ichwan, muncul karena adanya penulis yang setuju penggunaan istilah Batak untuk menggambarkan etnik-etnik yang ada, mulai dari Mandailing, Toba, Angkola, Karo, Pakpak hingga Simalungun.

Kondisi ini diperparah dengan minimnya riset yang dilakukan. Riset-riset selama ini justru didominasi oleh peneliti asing.

"Untuk bisa melawan itu sebanyak mungkin bisa menulis melakukan riset-riset, kegelisahan-kegelisahan ini bisa melahirkan kajian-kajian," ungkapnya.

Peneliti Erron Damanik secara rinci menegaskan, dijadikan enam etnis menjadi sub etnik dalam Batak dimulai dari Payung Bangun. Payung kemudian menginspirasi antropolog Koentjaraningrat yang menulis buku "Manusia dan Kebudayaan" yang kemudian menjadi referensi.

Dalam salah satu bab buku tersebut, ada bab yang menjelaskan Batak dan memasukkan Mandailing, Toba, Angkola, Karo, Pakpak hingga Simalungun ke dalam Batak.

Dikatakannya, Mandailing telah menolak disebut Batak sejak 1922, Karo menolak disebut Batak sejak 1952, Simalungun menolak disebut Batak sejak 1963, lalu Pakpak menolak disebut Batak sejak 1964, juga Nias menolak disebut Batak sejak 1952, namun Toba dan Angkola tetap kukuh menerima disebut Batak.

Mengutip Vinner (1980) perbedaan mendasar dari kelompok etnik yang disatukan adalah bahasa. Keenam etnik tersebut memiliki perbedaan bahasa yang mencolok.

"Tidak ada yang disebut Batak, yang ada adalah Mandailing, Toba, Pakpak, Karo, Simalungun dan Angkola. Batak adalah ahistoris," tegasnya.


http://www.medanbisnisdaily.com/m/ne...g_bukan_batak/

Saiya bilang juga begitu
Jokowi bukan calon keluarga besar batak
Tapi mandailing
Jadi gak usah ke ge er an

emoticon-Ngacir2
0
7.7K
23
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672KThread41.7KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.