Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

annisaputrieAvatar border
TS
annisaputrie
Fahri Hamzah khawatir Setya Novanto jadi presiden
Fahri Hamzah khawatir Setya Novanto jadi presiden
Rabu, 22 November 2017 17:30

Fahri Hamzah khawatir Setya Novanto jadi presiden
Ketua DPR Setya Novanto, menjalani pemeriksaan perdana pasca penahanan, di gedung KPK, Jakarta, 21 November 2017. Berbeda dengan saat pertama tiba di Rutan KPK, Setya Novanto tidak menggunakan kursi roda. TEMPO/Imam Sukamto

Merdeka.com - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengatakan bahwa Ketua DPR Setya Novanto berpotensi untuk menjadi Presiden. Sebab saat ini Novanto sangat populer di masyarakat karena isu yang menimpanya.

"Apa yang masih hangat? Novanto ini masih di bahas-bahas terus, masih seksi. Saya khawatir Pak Novanto populer ini justru jadi Presiden," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (22/11).

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini tidak menjelaskan secara spesifik alasan Novanto pantas menjadi Presiden. Tetapi dia hanya mengungkapkan bahwa seseorang harus dikenal masyarakat untuk bisa mencapai elektabilitas yang tinggi.

"Emang orang itu harus dikenal dahulu baru elektabilitasnya tinggi," ucapnya.

Untuk diketahui, Novanto terkenal karena diduga mencatut nama Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla untuk meminta 20 persen saham PT Freeport Indonesia. Selain itu ia juga tengah terundung kasus korupsi proyek e-KTP. Novanto ditetapkan sebagai tersangka sebanyak dua kali.

Namun saat di penetapan tersangka untuk pertama kalinya Novanto sempat mengajukan praperadilan dan berhasil menang melawan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kemudian KPK kembali menetapkan Novanto sebagai tersangka kasus e-KTP pada 10 November 2017. Ia sempat menjadi buronan KPK karena saat ingin dijemput paksa ia melarikan diri.

Novanto pun baru diketahui keberadaannya saat menjalani wawancara lewat telpon dengan Metro TV hingga akhirnya dalam perjalanan menuju studio Metro TV untuk melanjutkan wawancara Novanto mengalami kecelakaan di Kawasan Permata Hijau dan dilarikan ke RS Medika dan akhirnya dipindahkan ke RSCM Kencana.

Tepat pada 19 November 2017 Novanto telah resmi ditahan KPK. Ia di bawa dari RSCM Kencana ke KPK untuk segera diperiksa Kencana dengan tujuh mobil yang mengiring.
https://www.merdeka.com/peristiwa/fa...-presiden.html


Cerita Kehendak Setya Novanto dan Skenario di Hotel Mandarin
Rabu, 22 November 2017 12:07 WIB

Fahri Hamzah khawatir Setya Novanto jadi presiden
Beredar foto surat Setya Novanto kepada DPP Golkar yang meminta untuk tak mengganti dia sebagai ketua umum Partai Golkar. Foto: Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta -Dua surat yang dikirim Setya Novanto dari tahanan KPK itu seperti mengubah keadaan. Surat tulisan tangan dan masing-masing bermaterai Rp 6000 itu diteken Selasa 21 November 2017 kepada Pimpinan DPR dan DPP Partai Golkar itu intinya menyebutkan Setya Novanto menolak dilengserkan dari kedua jabatannya: Ketua DPR dan Ketua Umum Partai Golkar. Ia berkukuh minta diberi kesempatan membuktikan dirinya tak bersalah.

Surat itu pula membuat perdebatan di Rapat Pleno Golkar Selasa petang cukup alot. Meski kemudian menurut Nurdin Halid, Ketua DPP Harian Partai Golkar, diputuskan kalau Rapat menyetujui usulan Setya Novanto, menunjuk Idrus Marham, Sekretaris Jenderal Partai Golkar sebagai Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum Golkar menggantikan Setya Novanto. Jabatan itu hanya sementara sampai adanya putusan praperadilan Setya Novanto yang sedang diajukan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

"Jika hakim mengabulkan gugatan Setya Novanto, maka saat itu juga posisi pelaksana tugas akan berakhir." kata Nurdin Halid dalam penjelasannya di Kantor Golkar, Selasa 21 November 2017 malam.

Sebaliknya, bila gugatan ditolak maka pelaksana tugas ketua umum bersama ketua harian akan menggelar rapat pleno guna menetapkan langkah selanjutnya. "Yaitu untuk meminta Setya Novanto mengundurkan diri dari ketua umum Golkar," ucapnya. Jika Setya menolak mengundurkan diri, maka rapat pleno menyetujui untuk dilaksanakan Musyawarah Luar Biasa untuk mencari pemimpin Golkar yang baru.

Fahri Hamzah khawatir Setya Novanto jadi presiden
Ketua Harian Partai Golkar Nurdin Halid didampingi Sekjen Partai Golkar Idrus Marham dan sejumlah anggota partai sebelum menggelar Rapat Pleno tertutup Partai Golkar, di Jakarta, 21 November 2017. Rapat Pleno tersebut untuk menentukan langkah penyelamatan partai menyusul ditahannya Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto oleh KPK terkait korupsi pengadaan e-KTP. TEMPO/ Fakhri Hermansyah

Salah seorang politikus Golkar menyebut, putusan Rapat Pleno Golkar masuk skenario Setya Novanto yang sebenarnya sudah disusun sejak pertemuan di Hotel Mandarin, Jakarta, Kamis 16 November 2017 petang. Setya Novanto tak datang di pertemuan itu karena mobil yang disopiri Hilman Mattauch, wartawan Metro TV, menubruk tiang listrik di Permata Hijau, Jakarta Selatan. Alhasil, pertemuan dipimpin Idrus Marham dan dihadiri petinggi Golkar kubu Novanto dan pengurus Golkar di provinsi.

Usulan Idrus sebagai pelaksana tugas atas dasar kedekatan dengan Setya Novanto, juga jaringannya yang luas. Selain itu juga karena sejak awal, Idrus pasang badan menekan daerah tak usah menyuarakan Musyawarah Nasional mengganti Setya Novanto.

Beredar foto surat dengan tulisan tangan Setya Novanto yang meminta MKD untuk memberikan kesempatan dirinya membuktikan tidak ada keterlibatan di kasus korupsi e-KTP. Setya meminta untuk tak menonaktifkan dirinya sebagai Ketua DPR maupun selaku anggota dewan. IstimewaMahyudin, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat dari Golkar seperti dikutip Majalah Tempo pekan ini mengkonfirmasi cerita itu. Ia mengatakan pengurus pusat dan daerah kemudian menyatakan solid mendukung Setya hingga 2019 atas permintaan Idrus. "Dia mengatakan teman-teman tetap solid mengawal hasil Munas Bali," ujar Mahyudin, Jumat pekan lalu.

Setya Novanto, kata salah satu politikus Golkar lainnya, cemas karena daerah yang setia pada Novanto hanya sepertiga. Sepertiga lainnya ikut memberontak dan sisanya masih belum pasti. Jika yang menolak Novanto kian banyak, gagasan munaslub akan segera terealisir.

Tinggal skenario mengamankan posisi Novanto di DPR, agar tak digusur melalui mekanisme di Majelis Kehormatan DPR. Skenario mengamankan Novanto di DPR sudah pernah dibahas Ketua Fraksi Golkar di DPR, Robert Kardinal.

Robert, seperti ditulis Majalah Tempo mengakui adanya pertemuan fraksinya tersebut. Namun berdalih pertemuan membahas soal lainnya, ada pun fraksinya belum bersikap. Diskusi juga belum menghasilkan apapun, karena belakangan setelah hari itu, Setya Novanto keburu kecelakaan dan lalu ditahan.
https://nasional.tempo.co/read/10359...hotel-mandarin

---------------------------------

yang merasa dirinya waras, mohon tidak berkomentar!

emoticon-Big Grin




0
2.6K
29
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672KThread41.7KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.