PRESIDEN Joko Widodo melalui Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi menegaskan pihaknya tidak pernah dan tidak akan mengintervensi jalannya investigasi kasus korupsi proyek pengadaan KTP-E. Hal itu merupakan respons Istana atas tudingan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah.



"Dia (Presiden Jokowi) tidak intervensi, tidak ikut campur, karena itu domainnya hukum. Jadi tidak benar kalau Presiden ikut campur dalam kaitan dengan apa pun yang ada di KPK," kata Johan Budi di Kompleks Istana Kepresidenan Bogor, kemarin. Sebelumnya, Fahri Hamzah mengatakan Ketua DPR sekaligus tersangka kasus KTP-E, Setya Novanto, bertemu Presiden Jokowi untuk membicarakan proyek KTP-E yang menjeratnya sebagai tersangka di KPK.



Hal itu juga dibantah Johan. "Saya tidak tahu yang dimaksud itu pertemuan yang mana. Beberapa kali kan memang ada acara di Istana, ada Pak Novanto sama Presiden juga. Nah apakah setelah itu ada pertemuan, saya tidak tahu," tandasnya.



Fahri melanjutkan bahwa Novanto bertemu dua kali dengan Presiden. Namun, saat ditanya isi pembicaraan tersebut, Fahri enggan menjawab.



Fahri menyebutkan informasi tersebut didapatkan langsung dari Novanto dalam sebuah pertemuan dan tampak Novanto mengeluhkan kasus yang menimpanya. Ia menambahkan, Novanto menceritakan bahwa Presiden Jokowi dalam tekanan yang sangat luar biasa dari orang di sekitarnya termasuk KPK saat membahas kasus KTP-E.



"Setahu saya Pak Novanto pernah ketemu Pak Jokowi, tapi saya lupa waktu perte-muannya. Dalam kasus ini dua kali. Sekali ketemunya tidak sengaja, ada yang sekali sengaja. Dia (Novanto) yang cerita ke saya. Tapi karena itu obrolan pribadi dia bersama Presiden, tidak bagus saya sampaikan. Novanto menceritakan Jokowi dalam tekanan yang luar biasa dari orang di sekitarnya," ungkap Fahri.



Ditangguhkan



Di KPK, Setya Novanto sejati-nya menjalani pemeriksaan terkait dengan kasus korupsi KTP-E pada hari ini. Namun, karena kondisinya yang terlalu lemah, pemeriksaan kedua itu pun terpaksa ditangguhkan.



"Karena setiap pemeriksaannya itu pasti akan ditanya apakah saudara dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan bersedia untuk memberikan keterangan. Beliau menjawab kesehatan masih terganggu," ucap pengacara Novanto, Fredrich Yunadi, saat ditemui di Gedung KPK seusai mendam-pingi Setya Novanto dalam pemeriksaan, kemarin.



Ia bahkan menyatakan Setya Novanto kesulitan dalam berkomunikasi. "Dia ngomong 2 menit ketiduran, ngomong 2 menit ketiduran. Kita enggak bisa memaksakan," tambahnya.



Dalam kesempatan terpisah, juru bicara KPK Febri Diansyah menyatakan tidak bisa membeberkan agenda pemeriksaan. Dirinya menyatakan Setya Novanto memiliki hak untuk menjawab atau tidak setiap pertanyaan yang diberikan penyidik.



"Info yang saya dapatkan dari penyidik hari ini diagendakan pemeriksaan sebagai tersangka, apakah tersangka menjawab atau tidak tentu saja itu domain atau hak dari tersangka karena KPK tentu tidak akan bergantung pada menjawab atau tidak menjawabnya tersangka dalam proses pembuktian tersebut," kata Febri.



Ia juga menyatakan KPK akan melakukan penyelidikan sesuai dengan hukum acara yang berlaku. Internal KPK belum berbicara mengenai percepatan penyidikan demi berpacu dengan tenggat pra-peradilan yang diajukan Setya Novanto.


Sumber : http://www.mediaindonesia.com/news/r...p-e/2017-11-22

---

Kumpulan Berita Terkait :

- Jokowi akan Bertemu Najib Bahas Empat Isu Strategis

- Indonesia tidak Impor Gas hingga 2019

- Rencana Full Syariah di Aceh Perlu Dikaji