KAMU ingin terjun sebagai pelaku startup? Atau kamu sudah menjadi pelaku startup, namun belum maksimal menjalankan bisnis? Sebaiknya evaluasi diri, sejauhmana kamu memiliki kemauan keras untuk terjun sebagai pebisnis.

Berdasarkan pengalaman Andrew, kondisi dasar yang pertama kali harus dimiliki seorang wirausahawan adalah memiliki tekad atau kemauan keras. Kemauan tersebut bertingkat-tingkat kondisinya.

Ada yang kemauan biasa-biasa saja, kemauan coba-coba, atau kemauan terpaksa, karena belum ada peluang atau kesempatan kerja lain. Nah, yang diharapkan di sini, bagi kamu para pelaku startup, haruslah memiliki kemauan keras dan sungguh-sungguh dalam menjalankan bisnis.

Kemauan keras adalah modal awal yang utama. Sedangkan hal lainnya seperti skilldan pengetahuan, tetap penting, tapi tidak nomor satu. Tanpa kemauan keras, tidak akan ada hasil maksimal.

Spirit itulah yang Andrew lakukan, saat merintis dan membesarkan Kaskus. Tak ada kata lelah, menyerah dan pantang mundur, demi mewujudkan impian bagi keberhasilan bisnis yang dibangun.

Passion (gairah) dalam menjalankan bisnis sangat penting. Untuk itu, dalam mendirikan perusahaan memang sebaiknya based on passion.

Kaskus lahir dari hobi dan gairah Andrew di dunia komputer serta internet. Untuk itu ia menggelutinya secara total, penuh kegembiraan, semangat, dan selalu tak puas pada pencapaian kesuksesan di satu titik.

Dok.Pixabay

Ini juga menjadikannya selalu terus berinovasi, berdiskusi, melahirkan ide baru dan menciptakan target yang lebih tinggi demi kemajuan bisnis. Dengan berangkat dari passion atau hobi, selalu saja ada energi yang menjadi pendorong untuk bisa memelihara kemauan kuat tersebut dan meraih impian-impian.

Adrenalin Andrew selalu terpacu untuk selalu mengembangkan dan memajukan bisnis. Menurutnya, sikap ini harus dimiliki para pelaku startup. Jalani bisnis sesuai denganpassion tinggi, pada saatnya nanti uang, reputasi, dan kesuksesan, akan mengikuti.

Ketika kita memiliki tekad dan kemauan keras, serta passion yang besar dalam mencapainya, ternyata itu tidak cukup. Selanjutnya, butuh kegigihan yang konsisten serta terus-menerus (persistent), sampai tujuan itu tercapai.


Ketika awal membangun Kaskus di tahun 1999 hingga 2008, banyak tantangan dan kendala yang dihadapi Andrew. Baginya, sungguh berat dan meletihkan.

Namun demikian, setiap kali kegagalan atau kejenuhan menimpa, Andrew selalu mencoba bangkit kembali, konsisten, memotivasi diri dengan penuh kegigihan, sehingga mampu mendorong diri sendiri melakukan hal-hal yang luar biasa.

Oleh karena itu, Andrew memberikan saran untuk tetaplah pada tujuan atau impian kita, miliki kemauan tinggi serta passion yang besar, ditambah sikap persistent, maka kesuksesan pun bisa kita raih.

Kata orang bijak, belajar itu harus dimulai sejak dalam kandungan dan buaian ibu, dan baru berakhir setelah memasuki liang lhat. Bagi Andrew, nasihat ini pun harus kita jalankan.

Terlebih lagi kita yang bergerak di dunia teknologi informasi dan komunikasi yang perubahannya sangat cepat. Untuk itu, kita harus selalu men-charge ulang baterai di kepala, dengan berbagai wawasan dan pengetahuan yang baru dan terkini.

Begitu pula dengan Kaskus. Saat ini, Kaskus sudah tumbuh besar dan eksis di Indonesia, hal ini sangat disyukurinya. Namun Andrew ingin Kaskus terus berkembang selamanya.

“Saya tidak ingin nasib Kaskus seperti situs jejaring sosial Friendster, yang dulunya besar, namun sekarang hilang,” ungkapnya. Untuk itu, ia beserta jajaran timnya terus ‘belajar’ mendengarkan apa keinginan pengguna atau konsumen

sumber 1

sumber 2