- Beranda
- Berita dan Politik
Santri Tuntut Bebaskan Ustadz Zulkifli
...
TS
bossdarinvidia
Santri Tuntut Bebaskan Ustadz Zulkifli
MUARA RUPIT, PE – Puluhan santri Pondok Pesantren (Ponpes) Attauhid Wannur dan masyarakat Desa Maur, Kecamatan Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) menggelar zikir dan salat berjamaah di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum), Jumat (17/11). Mereka menuntut dibebaskannya Pimpinan Ponpes Attauhid Wannur, Ustadz Zulkifli yang dituduh melakukan pencabulan terhadap santrinya dan kini ditahan pihak kepolisian beberapa waktu lalu.
Aksi damai yang digelar oleh para santri ini dimulai sekitar pukul 08.30 WIB. Setelah mereka menyampaikan beberapa tuntutan dan memblokir jalan dengan cara menggelar zikir dan pembacaan ayat Alquran bersama. Selain itu juga mereka membakar ban bekas dan memportal jalan dengan kayu dan tumpukan pasir.
Mereka tidak akan beranjak dari jalinsum bahkan menggelar salat berjamaah dengan membentang tikar di atas jalinsum, sebelum permintaan mereka seperti membebaskan Ustadz Zulkifli yang dianggap mereka tidak bersalah untuk dikeluarkan.
Patoni Assidiki (23), koordinator aksi mengatakan, aksi ini digelar untuk membela Ustadz Zulkifli karena hampir dua bulan masalah ustad belum ada kejelasannya. “Kasus itu tidak berjalan, masyarakat menuntut supaya Ustadz Zulkifli segera dikeluarkan dari penjara. Karena sudah tahu Ustadz Zulkifli difitnah, selama ini tidak ada buktinya bahwa beliau melakukan pencabulan dan sebagainya. Sekarang ini, yang melapor itu agak tidak waras lagi. Nah itu salah bukti Ustadz Zulkifli tidak bersalah,” tegasnya.
Patoni menambahkan, sekarang sudah ada surat perdamaian antara Pemerintah Desa Maur dengan pihak yang melapor. “Ustadz Zulkifli itu sebagai sosok pencerah bagi Desa Maur, sekarang ini masyarakat merasa kehilangan. Sedangkan kita tahu semenjak Ustadz Zulkifli ada, tindak kriminal di jalinsum terutama di sekitar desa kami tidak ada lagi,” ungkapnya.
Sementara itu Nopo, salah satu peserta aksi menambahkan, dirinya dulu pernah melakukan tindakan melawan hukum tapi semenjak Ustadz Zulkifli berada di Desa Maur, kondisi pemuda dan remaja semakin baik, termasuk dirinya. “Karena Ustadz Zulkifli itu bukan hanya bisa mengajak kebaikan tapi bisa mengayomi masyarakat,” tutur Nopo.
Sementara itu, usai melakukan salat berjamaah di Jalinsum, sekitar 14.30 WIB massa membubarkan diri secara tertib. Kontan arus jalinsum berangsur lancar serta kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat (kantimbas) sekitar lokasi kembali kondusif.
Terpisah, Kepala Desa (Kades) Maur Baru, Edi Karel mengatakan, tindakan yang dilakukan para santri tersebut tidak diketahui sebelumnya karena tidak ada pemberitahuan kepada pihaknya. Maka sebagai Kades, dia meminta peserta demo untuk melakukan aksi damai dan tidak anarkis apalagi sampai melawan hukum. “Saya minta untuk bersabar dan harus mencari solusi yang terbaik. Dan jika sampai aparat mengambil tindakan karena melewati jangka waktu, saya tidak bertanggung jawab,” ungkapnya.
Dia meminta supaya dilakukan dengan cara musyawarah supaya ada solusinya. “Segera kita cari solusinya dan tidak mewan hukum,” timpalnya lagi. Sama halnya Kepala DPMD-P3A Muratara, Firdaus mengaku sudah melakukan pendekatan langsung dengan masyarakat dan mendengar langsung keluhan ataupun tuntutan massa yang sedang melakukan demontrasi di Jalinsum.
“Kita sudah mendengar tuntutannya, dan kita akan koordinasikan supaya mencari solusinya dengan cara duduk bersama dan hati yang dingin,” sebutnya. Dia menambahkan, beberapa orang perwakilan nanti akan diadakan pertemuan atau musyawarah untuk mencari solusinya. “Nanti perwakilan akan kita bawa menghadap Pak Bupati untuk disampaikan secara langsung dan untuk mencari solusinya,” pungkasnya.
Diketahui, dugaan kasus pencabulan yang dilakukan oleh Ustadz Zulkifli mencuat awal Oktober lalu serta sontak membuat masyarakat gempar. Indra, salah satu guru Ponpes Attauhid Wannur yang sempat dibincangi menuturkan, pihaknya tidak mempercayai kasus yang menjerat pimpinan mereka itu secara total. Pasalnya banyak masyarakat menduga, jika kasus itu direkayasa.
“Aktivitas masih berlangsung, untuk pengajian tetap jalan tapi khusus pengajian putri diliburkan dulu. Kami tidak yakin dengan kasus itu, dan tidak percaya ustadz sampai begitu,” katanya. Rahma warga setempat juga mengatakan hal senada. Pihaknya menuding, jika kasus itu sengaja direkayasa untuk menjatuhkan nama baik pondok pesantren di desa mereka. “Itu anak didiknya saja yang usil, Pak Ustadz itu baik orangnya, istrinya ada, anaknya ada, kami warga di sini tidak percaya dia itu ustadz cabul,” ujarnya.
Sementara itu, Kapolres Musi Rawas (Mura), AKBP Pambudi melalui Kasat Reskrim Mura, AKP Wahyu Setiono membenarkan adanya laporan sekaligus penahanan terhadap oknum Ustadz Zulkifli dengan laporan kasus pencabulan. Saat ini pihak kepolisian sudah melakukan penahanan, dan status Ustadz Zulkifli sudah ditetapkan menjadi tersangka. “Memang sudah ada laporan dan tersangka sudah kami tahan,” ucapnya.
Di lain tempat, Kapolsek Rupit AKP Yulfikri membenarkan, jika ada pengaduan kasus pencabulan terhadap santri pondok pesantren oleh pengasuhnya sendiri. Dari informasi yang mereka himpun dari pihak korban, ada sekitar tiga orang santriwati yang mengalami kasus serupa. Menurut dia, para korban diiming-imingi agar bisa naik kelas, harus mau diraba oleh tersangka. “Informasinya cuma dipegang-pegang, belum sampai melakukan hubungan badan. Tapi kami masih menunggu hasil visum dan mengumpulkan sejumlah bukti lain,” timpalnya. Tersangka sendiri sempat diamankan di Polsek Rupit, namun akhirnya dilimpahkan ke Polres Mura untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. IMR
http://palpres.com/2017/11/18/zikir-dan-salat-di-jalinsum/
kerjaan plg ideal di indonesia adl guru agama
udh ad laporannya di polisi diperiksa
malah suruh di bebasin krn beranggapan
pakainnya putih2 ga bs salaah suci pemegang kunci sorga
Aksi damai yang digelar oleh para santri ini dimulai sekitar pukul 08.30 WIB. Setelah mereka menyampaikan beberapa tuntutan dan memblokir jalan dengan cara menggelar zikir dan pembacaan ayat Alquran bersama. Selain itu juga mereka membakar ban bekas dan memportal jalan dengan kayu dan tumpukan pasir.
Mereka tidak akan beranjak dari jalinsum bahkan menggelar salat berjamaah dengan membentang tikar di atas jalinsum, sebelum permintaan mereka seperti membebaskan Ustadz Zulkifli yang dianggap mereka tidak bersalah untuk dikeluarkan.
Patoni Assidiki (23), koordinator aksi mengatakan, aksi ini digelar untuk membela Ustadz Zulkifli karena hampir dua bulan masalah ustad belum ada kejelasannya. “Kasus itu tidak berjalan, masyarakat menuntut supaya Ustadz Zulkifli segera dikeluarkan dari penjara. Karena sudah tahu Ustadz Zulkifli difitnah, selama ini tidak ada buktinya bahwa beliau melakukan pencabulan dan sebagainya. Sekarang ini, yang melapor itu agak tidak waras lagi. Nah itu salah bukti Ustadz Zulkifli tidak bersalah,” tegasnya.
Patoni menambahkan, sekarang sudah ada surat perdamaian antara Pemerintah Desa Maur dengan pihak yang melapor. “Ustadz Zulkifli itu sebagai sosok pencerah bagi Desa Maur, sekarang ini masyarakat merasa kehilangan. Sedangkan kita tahu semenjak Ustadz Zulkifli ada, tindak kriminal di jalinsum terutama di sekitar desa kami tidak ada lagi,” ungkapnya.
Sementara itu Nopo, salah satu peserta aksi menambahkan, dirinya dulu pernah melakukan tindakan melawan hukum tapi semenjak Ustadz Zulkifli berada di Desa Maur, kondisi pemuda dan remaja semakin baik, termasuk dirinya. “Karena Ustadz Zulkifli itu bukan hanya bisa mengajak kebaikan tapi bisa mengayomi masyarakat,” tutur Nopo.
Sementara itu, usai melakukan salat berjamaah di Jalinsum, sekitar 14.30 WIB massa membubarkan diri secara tertib. Kontan arus jalinsum berangsur lancar serta kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat (kantimbas) sekitar lokasi kembali kondusif.
Terpisah, Kepala Desa (Kades) Maur Baru, Edi Karel mengatakan, tindakan yang dilakukan para santri tersebut tidak diketahui sebelumnya karena tidak ada pemberitahuan kepada pihaknya. Maka sebagai Kades, dia meminta peserta demo untuk melakukan aksi damai dan tidak anarkis apalagi sampai melawan hukum. “Saya minta untuk bersabar dan harus mencari solusi yang terbaik. Dan jika sampai aparat mengambil tindakan karena melewati jangka waktu, saya tidak bertanggung jawab,” ungkapnya.
Dia meminta supaya dilakukan dengan cara musyawarah supaya ada solusinya. “Segera kita cari solusinya dan tidak mewan hukum,” timpalnya lagi. Sama halnya Kepala DPMD-P3A Muratara, Firdaus mengaku sudah melakukan pendekatan langsung dengan masyarakat dan mendengar langsung keluhan ataupun tuntutan massa yang sedang melakukan demontrasi di Jalinsum.
“Kita sudah mendengar tuntutannya, dan kita akan koordinasikan supaya mencari solusinya dengan cara duduk bersama dan hati yang dingin,” sebutnya. Dia menambahkan, beberapa orang perwakilan nanti akan diadakan pertemuan atau musyawarah untuk mencari solusinya. “Nanti perwakilan akan kita bawa menghadap Pak Bupati untuk disampaikan secara langsung dan untuk mencari solusinya,” pungkasnya.
Diketahui, dugaan kasus pencabulan yang dilakukan oleh Ustadz Zulkifli mencuat awal Oktober lalu serta sontak membuat masyarakat gempar. Indra, salah satu guru Ponpes Attauhid Wannur yang sempat dibincangi menuturkan, pihaknya tidak mempercayai kasus yang menjerat pimpinan mereka itu secara total. Pasalnya banyak masyarakat menduga, jika kasus itu direkayasa.
“Aktivitas masih berlangsung, untuk pengajian tetap jalan tapi khusus pengajian putri diliburkan dulu. Kami tidak yakin dengan kasus itu, dan tidak percaya ustadz sampai begitu,” katanya. Rahma warga setempat juga mengatakan hal senada. Pihaknya menuding, jika kasus itu sengaja direkayasa untuk menjatuhkan nama baik pondok pesantren di desa mereka. “Itu anak didiknya saja yang usil, Pak Ustadz itu baik orangnya, istrinya ada, anaknya ada, kami warga di sini tidak percaya dia itu ustadz cabul,” ujarnya.
Sementara itu, Kapolres Musi Rawas (Mura), AKBP Pambudi melalui Kasat Reskrim Mura, AKP Wahyu Setiono membenarkan adanya laporan sekaligus penahanan terhadap oknum Ustadz Zulkifli dengan laporan kasus pencabulan. Saat ini pihak kepolisian sudah melakukan penahanan, dan status Ustadz Zulkifli sudah ditetapkan menjadi tersangka. “Memang sudah ada laporan dan tersangka sudah kami tahan,” ucapnya.
Di lain tempat, Kapolsek Rupit AKP Yulfikri membenarkan, jika ada pengaduan kasus pencabulan terhadap santri pondok pesantren oleh pengasuhnya sendiri. Dari informasi yang mereka himpun dari pihak korban, ada sekitar tiga orang santriwati yang mengalami kasus serupa. Menurut dia, para korban diiming-imingi agar bisa naik kelas, harus mau diraba oleh tersangka. “Informasinya cuma dipegang-pegang, belum sampai melakukan hubungan badan. Tapi kami masih menunggu hasil visum dan mengumpulkan sejumlah bukti lain,” timpalnya. Tersangka sendiri sempat diamankan di Polsek Rupit, namun akhirnya dilimpahkan ke Polres Mura untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. IMR
http://palpres.com/2017/11/18/zikir-dan-salat-di-jalinsum/
kerjaan plg ideal di indonesia adl guru agama
udh ad laporannya di polisi diperiksa
malah suruh di bebasin krn beranggapan
pakainnya putih2 ga bs salaah suci pemegang kunci sorga
0
3K
23
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
681.1KThread•49KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya