Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ridhoaltAvatar border
TS
ridhoalt
Wanita Hebat dari Maccopa


Tulisan lama, sila dibaca!


10 Januari •2016

Tamat SMA di Bone beliau merantau ke Kabupaten Maros menuntut ilmu di pesantren Maccopa, niatnya belajar agama.

Tidak seperti kebanyakan anak yang setelah lulus SMA bercita-cita masuk universitas ternama untuk masa depan cerahnya.

Lingkungan akademisi yang religius mendidiknya menjadi seorang yang banyak belajar dari guru kehidupan.

Hanya 2 tahun nyantri, merasakan ketatnya aturan, bangun sebelum subuh, menyetor hafalan saban hari, menembus fajar dalam tadabbur Al Quran setelah tahajjud.

Berhenti nyantri setelah seorang muda melamarnya dan diterima langsung oleh pimpinan pondok karena diyakini baik tanpa meminta persetujuannya.

Kesempatan untuk berkenalan pun tidak, yang kabar didapat dari ustadzahnya, pemuda yang hendak melamarnya adalah pembina panti asuhan Muhammadiyah di Kabupaten Pangkep.

InsyaAllah baik karena pimpinan pondok tak sembarang jika menerima lamaran untuk santri kata ustadzah.

Keluarga di desa hanya mengiyakan, tak berusaha mencari tahu siapa calon suami anaknya, aplagi menolak, sangat yakin bahwa pesantren tempat anaknya belajar adalah tempat terbaik, termasuk jika jodoh terbaik ditentukan pimpinan pesantren.

Menikah membawanya segera menjadi wanita dewasa, tinggal di pelosok desa terpencil di pegunungan Timur Pangkep setelah suami lulus PNS guru agama SD di Tondongkura, menjadi ibu muda, dan di rumah menjadi guru mengaji bagi anak-anak di sekitar tempat tinggalnya di desa, memanfaatkan ilmu tajwid yang ditimbanya di pesantren.

Sekarang beliau adalah ibu dari 5 orang anak dan sekaligus nenek 15 orang cucu yang masih kecil-kecil, cucu tertua masih 10 Tahun.

Beliau adalah ibu kami, menempa kami dengan ilmu agama yang baik, tak ada ingatan buruk tentangnya, bahkan sekadar ingatan bahwa kami pernah dicubit, marah pun kami tak ingat apakah beliau pernah memarahi kami.

Minggu kemarin Lima anak dan kesemua cucunya berkumpul dalam liburan di rumah lahir kami di desa.

Kebahagian terpancar di matanya, titik embun kadang menganak sungai menyaksikan cucu-cucunya bermain membuat gaduh rumah kayu yang menjadi saksi bisu kelima anaknya pernah seperti kelimabelas cucunya.

Bahagia kami melihatnya, tak lagi merasakan susah mengurus anak-anaknya karena semua sudah menikah, walaupun anaknya belum sukses untuk agama dan bangsa.

Bercermin padanya, menginspirasi bagi anak-anaknya, lulusan pesantren yang tak hilang ilmu yang ditimbanya.

Mungkin karena ibu adalah alumni pesantren maka kami tak perlu disekolahkan di pesantren, cukup bekal kami dari ilmu agama yang diajarkan di rumah.

Tapi, sangat sulit seperti beliau, sabarnya luar biasa, mungkin karena kami hanya alumni pesantren kilat di sekolah dan kampus.
‪#‎cerminhidup‬
‪#‎sinyaldarilangit‬
0
1.4K
8
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Heart to Heart
Heart to HeartKASKUS Official
21.8KThread27.8KAnggota
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.