palembang.tribunnews.com

Nov 16, 2017 8:58 PM



Petugas Subdit III Ditreskrimum Polda Sumsel yang memperlihatkan senjata api rakitan dari kedua pelaku ketika gelar perkara di Mapolda Sumsel, Kamis (16/11). 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -Bermodalkan belajar dari internet, Zulkifli (44) dan Sario (53), merakit senjata api laras panjang.

Bahkan senpi hasil rakitan keduanya, tampak nyaris mirip dengan senjata serbu laras panjang buatan Rusia jenis AK 101 kaliber 5.56 mm.

Untuk bahan baku merakit senpi yang biasa digunakan untuk perang, kedua pelaku memakai patahan besi tua dan kunci baut roda mobil. Ketika dicoba, senjata yang dirakit cukup mudah digunakan. Hanya saja butuh tenaga yang cukup kuat pada sistem kongkangnya dan tidak otomatis.

"Belajarnya lihat dari internet, memang sebelumnya terinspirasi melihat istol mainan anak saya. Untuk proses merakit senpi laras panjang itu butuh waktu sekitar dua bulan," ujar Zulkifli, ketika gelar perkara di Mapolda Sumsel, Kamis (16/11).

Lantaran sudah paham dengan dilihat dan dipelajarinya dari internet, Zulkifli mengakui, bahan baku yang dipakai tidak begitu sulit dicari. Sisa patahan besi dibelinya dari bengkel-bengkel las. Sedangkan untuk pegangan senjata dan alat untuk mengongkang, menggunakan kunci roda mobil.

"Besi-besi yang kita kumpul dirakit dengan cara dilas dan kemudian dicat warna hitam. Kami berdua baru tiga bulan merakit senjata. Senjata kita jual dengan orang yang bernama Yanto seharga Rp25 juta. Namun dikembalikan lagi karena rusak dan kami perbaiki. Saya tidak tahu senjatanya digunakan untuk apa," ujar Zulkifli.

Begitu juga pengakuan tersangka Sario. Diakuinya selain merakit senjata laras panjang, ada tiga senpi jenis revolver yang dirakitnya. Satu pucuk senpira jenis revolver, dijual dengan harga berkisar Rp2,5 juta.

"Menjual senpi yang kami buat itu hanya dari mulut ke mulut. Kami tidak tahu senjata yang dibeli dipergunakan untuk apa oleh pembelinya. Kami hanya membuat dan menjualnya saja," ujar Sario.

Mengenai barang bukti amunisi yang didapatkan petugas, Zulkifli dan Sario mengakui, amunisi atau peluru dibeli dari seseorang bernama Jefri.

Keduanya mengakui, orang yang bernama Yanto yang membeli senjata rakitan laras panjang, sebelumnya ditangkap petugas Polres Musi Banyuasin atas kasus 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan (curas).

Petugas Subdit III Ditreskrimum Polda Sumsel, membekuk kedua tersangka dikediamannya masing-masing. Tersangka Zulkifli dibekuk di Dusun I Desa Seratus Lapan Kecamatan Babat Supat Kabuaten Muba.

Sedangkan tersangka Sario, dibekuk di Dusun I Desa Tarjah Indah 5 Kecamatan Betung Kabupaten Banyuasin.

Selain mengamankan senpi rakitan laras panjang, petugas juga mengamankan barang bukti lainnya yakni empat butir amunisi senapan serbu (SS I), 10 butir amunisi senjata FN, satu butir amunisi v2, dua butir amunisi revolver, satu mesin gerindra, satu mesin bor, satu tang, satu alat kikir, satu palu, dan satu gulung kabel.

Direskrimum Polda Sumsel Kombes Pol Harison Hendra didampingi Wadireskrimum AKBP Azis Andriansyah mengatakan, kedua tersangka ditangkap dalam Operasi Sapu Jagat sepekan lalu. Dua tersangka dikenal sebagai pengrajin senjata api rakitan.

Bahkan kedua pelaku juga termasuk pemasok senpira kepada pelaku kejahatan.

Pada salah satu pelaku, juga dijadikan sebagai home industri untuk merakit senpi yang diduga sudah berlangsung cukup lama.

Kedua tersangka dikenakan pasal 1 ayat 1 UU Darurat nomor 12 tahun 1951 tentang kepemilikan senjata api dengan kurungan penjara 10 tahun.

"Kami duga kedua pelaku sudah bertahun-tahun merakit senjata. Meskipun keduanya mengaku baru tiga bulan, kita tetap akan selidiki. Termasuk siapa saja pembeli senpira hasil rakitan keduanya," ujarnya.

sumber

otodidak modal internet
zaman skrng mau belajar apa aja juga bisa