Jakarta, Gatra.com- Partai-partai pendukung pemerintah masing-masing punya jago sendiri dalam pilkada. Siapa pun yang menang, Presiden Jokowi tetap diuntungkan. Kok Bisa?

'Mohon doa restunya. Saya akan maju pada pilgub (pemilihan gubernur) mendatang,' kata Khofifah Indar Parawansa di hadapan jemaah Muslimat NU yang jumlahnya ribuan orang pada acara istigasah kubro di Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Desa Kembangbelor, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, akhir pekan lalu.Berbekal dukungan dari Partai Golkar, Partai NasDem, dan Partai Demokrat, Menteri Sosial itu secara resmi mendeklarasikan niatnya menjadi orang nomor satu di Provinsi Jawa Timur. Deklarasi di akhir pekan kemarin menjadi tanda bahwa Presiden Joko Widodo sudah memberikan restu dan dukungan atas rencananya maju sebagai Gubernur Jawa Timur pada tahun depan. Karena, pada Agustus lalu, saat namanya ramai dibicarakan sebagai calon kuat Gubernur Jawa Timur, Khofifah pernah mengatakan bahwa dirinya hanya akan deklarasi bila sudah direstui Presiden Jokowi.Berbekal dukungan dari Presiden, dan beberapa partai, Khofifah pun terlihat makin percaya diri. Idrus Marham, Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar sebagai salah satu partai pendukung Khofifah mengungkapkan, ada banyak hal yang melatarbelakangi kebijakan partainya tersebut, Di antaranya adalah elektabilitas Khofifah yang tinggi di survei internal dan juga posisinya sebagai menteri yang mumpuni.
Dari situ, Golkar berkeyakinan, Khofifah tepat dipilih dan bisa menang dalam pilkada. Kepada GATRA, Idrus mengungkapkan, Golkar juga sudah punya nominasi nama untuk calon pasangan Khofifah.
Mereka adalah Emil Dardak yang kini menjabat sebagai Bupati Trenggalek dan Ipong Muchlissoni yang saat ini Bupati Ponorogo. 'Di antara dua ini juga sudah komunikasi dengan tokoh ulama dan kiai setempat,' kata Idrus.Kepercayaan diri Partai Golkar mengusung calon gubernur juga terlihat di Jawa Barat. Dalam pilkada di provinsi tersebut Golkar sudah mengelus Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, sebagai jagoannya. 'Kita lakukan kontestasi, membanding-bandingkan, ternyata suara Emil (Ridwan Kamil) selalu nomor satu terus,' kata Wakil Sekjen DPP Golkar, Tubagus Ace Hasan Syadzily, kepada GATRA.keputusan meminang Emil itu juga membuat Golkar seolah pecah kongsi dengan PDI Perjuangan yang pernah menyatakan ingin bergabung mengusung Dedi. Terkait situasi tersebut, Idrus Marham selaku Sekjen Golkar menegaskan bahwa beda pilihan politik di daerah tidak akan memengaruhi komitmen koalisi Golkar dengan PDI Perjuangan di tingkat nasional.Berkaca pada pilihan calon gubernur di Jawa Timur dan Jawa Barat, bisa dibilang bahwa kedua partai pendukung pemerintah itu akan berhadap-hadapan. Posisi itu sudah diakui dan diantisipasi oleh PDI Perjuangan.
Sekretaris jenderal partai berlogo banteng gemuk itu, Hasto Kristiyanto, menyatakan bahwa sejak awal pihaknya menyadari, dinamika parpol di daerah dengan di pusat amat berbeda. 'Memang pada awalnya, kita punya keinginan untuk bekerja sama dengan Golkar di Jabar, tapi seperti tadi dikatakan, dinamika di daerah bisa beda,' kata Hasto kepada GATRA.Menurut beberapa sumber GATRA, posisi berhadapan para partai koalisi di Jawa Barat dan Jawa Timur itu tidak akan memecah dukungan terhadap pemerintah. Khususnya bila Presiden Jokowi mengajukan diri kembali pada 2019.
Sumber-sumber di lingkaran dalam partai pendukung pemerintah itu malah melihat, Presiden Jokowi akan tetap diuntungkan oleh siapa pun yang muncul sebagai pemenang di Jawa Timur dan Jawa Barat. Nah...(Baca Analisa Selengkapnya di Majalah GATRA edisi 02/XXIV Tanggal 9 November 2017)

Reporter: Anthony Djafar dan Bernadetta FebrianaEditor: Cavin R. Manuputty------ g -----

Sumber : http://www.gatra.com/fokus-berita/29...atim-dan-jabar

---


- Survei Pilgub: Menpora Masuk Radar Pilihan Kiai Jatim