Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

iskrimAvatar border
TS
iskrim
Kenapa Sepi, Betulkah Daya Beli Masyarakat Menurun..?


Kenapa Sepi, Betulkah Daya Beli Masyarakat Menurun...


img. sumur


[ HT# 193 ]


Dunia bisnis saat ini sedang di landa kegalauan akibat sepinya pengunjung yang datang ke market dan toko-toko tradisional, mulai dari pemain besar hingga eceran.
Tapi benarkah demikian? Kalau kita lihat di beberapa media para pakar memberikan pendapat dan saran yang memang masuk akal, tapi ane memiliki pandangan lain akan hal ini. Berbeda pandangan dari sudut yang berbeda tentu sah-sah saja selama masih 'menguntung' kan mereka para pedagang, kan? Hehe.




img. sumur

Rame, pemberitaan jual beli dimana-mana sepi, omset turun drastis, pengurangan karyawan dan ujung-ujungnya pengusaha yang tak kuat membayar biaya opersional dan perawatan alat dengan terpaksa menutup salah satu cabang atau bahkan mungkin usaha satu-satunya yang dulu sempat jaya dan tak tergoyahkan, dan pada akhirnya harus gulung tikar. Sebuah kenyataan pahit memang, tapi itulah kenyataannya.





img. sumur

Sekarang jamannya bisnis online, mau pergi kemana-mana macet, belum lagi kecewa begitu sampai di lokasi toko rupanya stok barang yang diinginkan sudah sold out alias habis, udah capek-capek datang dari jauh, panas-panasan, pusing cari parkiran, belum lagi harus ngantri naik lift, eh sampai di toko yang dituju barangnya udah nggak ada, ditambah lagi penjaga toko pasang tampang cemberut; ada rasa kecewa, sudah pasti. Itu baru sebagian contoh kenapa orang sekarang malas keluar belanja secara tradisional, yah meski belum semua orang berminat membeli secara online tapi secara perlahan tapi pasti arahnya sudah terlihat kesana. Catatan, buat pemilik usaha harus segera sadar bahwa pemasaran usahanya kini wajib hukumnya untuk mengalihkan urusan bisnisnya ke media online. Tapi, contoh usaha pengisian bahan bakar kendaraan, atau makanan cepat saji rasanya nggak mungkin harus di beli secara online, meski mungkin kedepannya akan jadi peluang bagus disini. Dan lokasi paling terkena dampaknya dari 'evolusi' bisnis ini menurut analisa ane paling terasa yah di perkotaan, di pedesaan mungkin belum terasa sekali denyutnya, secara kebutuhan mereka belumlah se ekstra penduduk kota yang inginnya serba instan dan selalu menuntut lebih.



img. sumur


Menurut ane, sepinya usaha bisa dibedakan dalam dua pengertian, sepi karena omsetnya menurun dan ke dua memang benar-benar nggak ada pemasukkan sama sekali, hal ini menurut ane perlu di kaji juga sepi yang bagaimana usaha mereka. Kalau menurunnya omset berarti perlu strategi bisnis yang lebih cerdas, kudu mengikuti trend, apalagi kalau bukan dengan mencoba bisnis online, tapi kalau memang sepi karena tidak ada pemasukkan mungkin lokasi yang salah tempat, salah target, terlalu mahal, kurangnya promosi dan perlu dilakukan evaluasi mendalam dan lain-lain.

Orang berpendapat usaha tradisional atau usaha fisik banyak tutup disebabkan karena pola beli masyarakat beralih ke media online, belanja secara online, menurut ane ada benarnya, tapi apakah benar pola beli masyarakat baru ini pantas disebut menjadi kambing hitam sepinya usaha tradisional ini? Menurut ane rasanya terlalu premature untuk menyimpulkan hal ini. Kalaupun benar lalu apakah mereka yang tinggal di desa-desa membeli pupuk atau bibit tanaman juga musti lewat online, ane rasa mereka lebih nyaman beli di warung atau toko-toko langganan sambil bersenda gurau dan memikirkan bagaimana agar panen bisa melimpah mengingat cuaca yang selalu berubah, ketimbang memikirkan bagaimana caranya beli secara online.



img. sumur

Yang perlu kita cermati bersama adalah, usaha retail yang menjamurnya tanpa kendali, supermarket, mall-mall sampai minimarket tumbuh bak jamur di tengah kota, berjejalan di sepanjang jalan strategis, menjadi alasan kenapa pusat pertokoan jadi semakin sepi, kosentrasi pembeli menjadi terpecah ke beberapa titik, ini salah satu alasan kenapa pusat pertokoan jadi sepi, pengunjung cenderung memilih lokasi yang lebih dekat dan pastinya murah. Usaha bisnis pun terpecah, coba kita perhatikan sekarang ini hampir disetiap jalan menuju perumahan sampai gang-gang sempit masyarakat bisa menjual apapun, ada even bazaar di waktu tertentu dimana-mana, maka semakin terpecahlah lagi kosentrasi pembeli. Coba agan lihat di jalan-jalan atau gang-gang, anak-anak usia muda hingga tua ketika nongkrong pasti memegang ponselnya, trend nongkrongpun sudah beralih disekitar rumahan atau malah dirumah saja karena lagi mager. Interaksi fisik hampir tidak terjadi lagi apalagi ada keinginan untuk pergi keluar ke mall-mall, kalau nggak penting banget nggak akan kesana. Dulu anak muda 'nampang' harus pergi ke mall, sekarang cukup dengan ber-selfie sudah bisa nampang dimana-mana bahkan dilihat sampai luar dunia. Dan pembeli masyarakat bawahlah paling diuntungkan karena tidak perlu ongkos dan terkena macet, cukup pake kaos kutang dan celana koloran aja untuk membeli sebungkus rokok dengan merek terkenal atau beli handphone seharga uang muka kredit motor, lima langkah keluar gang udah banyak ditemui minimarket atau gerai ponsel bergaya ala mall bisa didapatkan di lingkungan rumah sendiri.



img. sumur

Perihal lain adalah tentu saja akibat koneksi internet kini semakin bagus, murah dan bisa dinikmati oleh semua kalangan manapun, semua hiburan dan informasi yang dibutuhkan bisa didapat dengan hanya tinggal klik lalu tekan tombol Search maka dalam hitungan detik muncul yang dicari. Kemudahan dan melimpahnya informasi dalam genggaman menjadikan masyarakat tanpa sadar memiliki ketergantungan disini, kehabisan paket internet sebagian besar masyarakat pastinya akan galau, lebih memilih beli paket internet dan berlama-lama di depan layar ponsel mereka daripada harus keluar jauh-jauh ke mall tanpa jelas tujuan. Diam di rumah nggak capek, tinggal duduk manis di teras rumah sama temen-temen, dengan satu klik pun semua hiburan dan infromasi bisa di dapat. Perputaran uang menjadi berkesan lambat atau malah lambat sekali, uang berputar di seputaran pembelian paketan data. Ane yakin pertumbuhan bisnis data internet disini sangatlah besar, keuntungan bermain di sini sangat basah dan menggiurkan sekali. Era konsumtif masyarakat yang baru dan telah melek internet beralih untuk membeli paketan internet saja daripada sekedar membeli pop corn di mall.


Lalu apa solusinya?



img. sumur


Menurut ane agar tetap bisa bertahan bagi pebisnis tradisional atau usaha fisik tentunya harus mengembangakan usaha di media online juga, minimal menunjukkan eksistensi usaha dan mempromosikan usahanya agar tetap mudah di ingat pembeli, "Hei, kami masih ada di jalan ini, lho!" . Satu hal lagi yang belum terfikirkan oleh pebisnis tradisional adalah saat ini semua orang maunya serba instan, pergerakan trend sangatlah cepat, maka berikan apa yang tidak bisa didapat oleh mereka yang selalu tergantung dengan ponselnya, gimana strategi dan idenya bisa difikirkan oleh team marketing dan team kreatifnya, yang jelas tips dan trik yang saat ini berjalan harus di rubah cara pen dekatannya. Contohnya tontonan di youtube sangat berpengaruh di dunia hiburan, daripada nonton live cover version di mall, mending nonton live di youtube dengan artis dan penyanyi aslinya, ini baru salah satu contoh.



img. sumur

Solusi ke dua, yah ini mungkin soal kebijakan pembatasan usaha, pemerintah benar-benar harus tegas agar usaha benar-benar berjalan pada tempatnya, dulu sempet ada wacana tapi sekedar wacana dan menguap, untuk usaha jual beli yah harus di pasar dan pusat pertokoan, bukan seperti saat ini semua tempat jadi lahan buka usaha, bukan tidak boleh tapi lebih baik ditempatkan dalam satu tempat kembali, di lokalisasi yang teratur, yakni di pusat-pusat perbelanjaan. Repotkan kalau setiap orang maunya jadi penjual, tiap gang membuka usaha..lalu siapa lalu yang akan membeli? Kebanyakkan penjual otomatis modal tertahan di barang dan stok juga, perputaran uang akhirnya melambat karena mungkin usahanya nggak selalu ramai, pahit-pahitnya kalau usaha mereka sepi nggak akan membeli di tempat lain selama mereka juga memiliki barang yang dibutuhkan atau bahkan barter akibatnya perputaran uang di arus bawahpun menambah semakin lambatnya pergerakan ekonomi nasional, hehe.




Nah, demikianlah pandangan ane mengenai kenapa usaha bisnis tradisional yang sekarang ini dianggap sepi. Beberapa hal diatas mungkin bisa menjadi masukkan dan pertimbangan agar pergerakkan usaha tradisional kembali cerah..aamiin. Ini hanyalah pandangan/ opini ane dan bukan menjadi suatu informasi yang valid, kalau pun mungkin nanti ini benar, sekali lagi ini hanya sekedar pandangan/ opini ane ketika melihat perubahan perilaku masyarakat di keadaan lingkungan sekitar rumah tinggal ane saat ini. Salah dan kurangnya ane minta maaf, karena kesempurnaan hanya milik-Nya.



emoticon-Monggo

BACAAN KEREN ISKRIM LAINNYA NIH, GAN



Hei, Katakan Pada Ibumu Akan Bahayanya
7 Hal Ini (Seputar Dapur)







guk



MAMPIR GAN, DI STUDIONYA ISKRIM
Web Blog: iskrim.com
Web WP: dulandroid.com
FB: Facebook/iskrim
Instagram: iskrimkaskus
Line: Iskrimkaskus

█║▌│█│║▌║││█║▌│║▌║█║║▌║││█║▌││█
ISKRIM .com - BERITA JADI CERITA
Copyright © 2017 www. iskrim. com | All Rights Reserved
Member of Thread Creator - KASKUS

sumur: OPINI iskrim | sumur gambar : oom gugel



Diubah oleh iskrim 13-11-2017 15:33
swiitdebby
pabloo
pabloo dan swiitdebby memberi reputasi
2
33.8K
215
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923KThread83.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.