bola.kompas.com

Timas belanda jika dirunut beberapa tahun kebelakang adalah salah satu tim kuatdi eropa. Tim dengan sejarah sepakbola yang panjang dengan totaal voetbalnya. Banyak sekali nama besar yang berasal dari timnas Belanda, sebut saja van basten, johan cruyf, gullit rood van nistelroy sampai arjen robben. Nasib belanda seperti sedang berputar flashback lagi setelah menjadi salah satu tim terkuat dibenua eropa Setelah menguasai sepak bola pada dekade 1970-an dengan totaal voetbal-nya, Belanda mendadak ambruk pada awal hingga pertengahan dekade 1980-an.

Mereka memang sempat masuk ke putaran final Euro 1980, tetapi gagal lolos ke Piala Dunia 1982, Euro 1984, dan Piala Dunia 1986, sebelum kembali ke Euro tahun 1988 untuk menjadi juara.

Memang mereka mampu tampil sangat mengesankan di dua edisi piala dunia terakhir, dengan jadi runner-up di tahun 2010 dan mampu meraih tempat ketiga di tahun 2014, tapi setelah itu timnas belanda seperti kehilangan identitas nya, kehilangan louis van-gaal yang turut jadi pesakitan di MU sebelum digantikan oleh jose mourinho.
Secara mengejutkan timnas Belanda gagal lolos ke putaran final piala eropa 2016 dan piala dunia 2018.

Sebenarnya apa yang salah dengan robben dan kawan-kawan?

Setelah ditinggal oleh van-gaal yang kemudian di teruskan oleh guus hiddink formasi belanda dirombak dari yang semula 3-5-2 menjadi 4-3-3.
Dan sepeti yang ente tahu hasilnya pun gak bisa dibanggakan. Dengan formasi tersebut sudah bisa dilihat kegagalan belanda.

• belanda lupa karena bukan mereka saja yang memainkan sepakbola indah, negara seperti spanyol dan jerman bahkan lebih baik memainkan sepakbola ala belanda bila dibandingkan belanda itu sendiri.

• kurang padunya pemain serta kegagalan menerapkan cara bermain demikian, belanda mengusung strategi ala kesuksesan dimasa kepelatihan johan cruyf sedang pemain yang masih padu hanyalah arjen robben dan seijder yang usianya sudah tak muda lagi. Puncak performa dari robben dan van persie adalah pada pagelaran piala dunia 2010 dan 2014. Sementara sampai saat ini, memanglah robben masih menakutkan bersama muenchen, tapi dengan usia yang sudah 33 tahun dan memikul beban berat tim sendirian pasti adalah hal yang mustahil.

• lamanya waktu regenerasi pemain. Memang dibelanda akademi ajax adalah salah satu yang terbaik didunia, tapi bila berkaca pada era Johan Cruyff, Johnny Rep, Johan Neeskens, dan Rob Rensenbrink, butuh kira-kira sepuluh tahun bagi Ruud Gullit, Frank Rijkaard, Ronald Koeman, dan Marco van Basten untuk benar-benar matang. Hal inilah yang sepertinya sedang terjadi lagi di the oranje.

• bakat muda belanda yang mudah tergiur oleh rumput tetangga. Menurut Henk Spaan, editor majalah Hardgras, para bakat muda belanda mudah sekali tergiur oleh tawaran tim luar, spaan merujuk pada denis bergkamp dan ruud gullit yang sukses merantau ke-liga lain pada usia pertengahan 20 tahun.

Saat ini para bakat muda belanda lebih meniru jejak van persie, robben dan de jong padahal belum tentu kemampuan mereka sama, dan bisa dipastikan bahwa mereka akan menjadi pengisi bangku cadangan apabila tak mampu menembus line-up utama.
Bila mau sedikit berkaca, harusnya para bakat muda ini belajar dari karier ryan babel atau ibrahim affelay.

• Tetapi, entahlah. Masalahnya, seperti yang juga ditulis penulis buku Brilliant Orange: The Neurotic Genius of Dutch Football, David Winner, di FourFourTwo, sifat orang Belanda saat ini sudah tidak seperti dulu lagi.

Jika totaal voetbal muncul karena dipengaruhi pemikiran-pemikiran kiri, di mana kesetaraan dan kolektivitas jadi acuan, tidak dengan zaman sekarang. Belanda mungkin bukan satu-satunya, tetapi mereka adalah salah satu negara yang paling menonjol gerakan sayap kanannya, walau akhirnya kalah juga di Pemilihan Umum. Dengan masyarakat yang kembali kaku seperti sebelum gerakan Provo 1965*, Belanda terancam kehilangan ke-Belanda-an yang selama ini mereka bangga-banggakan.

Jika Belanda kembali bermain membosankan, bisa saja mereka tak akan lolos tournament apapun kecuali mereka mengajukan diri menjadi tuan rumah.


sumber referensi : kumparan