Tampil langsing dan menarik saat pernikahan, atau perhelatan lain menjadi idaman banyak orang. Sehingga beberapa minggu sebelum acara, banyak yang mencari cara menurunkan berat badan.

Hal seperti ini tentu saja merupakan kesempatan bagi produk-produk pelangsing. Berbagai iklan tentang obat-obatan atau metode penurunan berat badan secara cepat bertebaran di mana-mana. Semuanya, tentu saja memberikan janji-janji indah.

Cerita-cerita keberhasilan dalam menurunkan berat badan secara cepat, seperti yang dilakukan selebritas Korea Luna f(x)yang berhasil menurunkan berat badan delapan kilogram dalam seminggu, atau selebritas Deddy Corbuzier yang berhasil menurunkan berat badan sampai enam kilogram dalam seminggu, beredar luas.

Keberhasilan selebritas Acha Septriasa menurunkan berat badan setelah melahirkan sebanyak 13 kilogram dalam lima minggu menjadi pembahasan di media sosial. Banyak yang merasa kagum, namun ternyata terungkap ada juga ibu yang berhasil menurunkan berat badan sampai 21 kilogram dalam sebulan setelah melahirkan.

Akan tetapi, seorang ahli nutrisi dari London, Inggris, Rhiannon Lambert, memperingatkan bahwa penurunan berat badan secara drastis atau crash diet tidak efektif, tidak bertahan lama dan berbahaya.

Penurunan berat badan secara drastis tidak baik untuk kesehatan tubuh, dan dapat menyebabkan tubuh kekurangan nutrisi penting, kehilangan massa otot dan memperlambat metabolisme, menurutnya dalam wawancara dengan Independent.

Terlebih lagi, jika tidak dilanjutkan dengan menjaga pola makan, penurunan berat badan secara drastis dapat mengembalikan ke berat semula, bisa lebih.

Berbeda jika Anda menurunkan berat badan atau menghilangkan lemak secara bertahap, dari waktu ke waktu, secara sadar Anda akan mengembangkan keterampilan untuk makan dengan sadar, dan mengatur kebiasaan makan. Sehingga akhirnya menciptakan gaya hidup seimbang untuk diri sendiri.

Menurut National Health Service (NHS) di Inggris, penurunan berat badan yang sehat adalah setengah sampai satu kilogram per minggu. Akan tetapi, jika diikuti dengan olahraga dan latihan untuk membentuk otot, mungkin saja Anda tidak melihat penurunan angka di timbangan, karena di saat yang bersamaan dengan pembakaran lemak, otot-otot Anda terbentuk.

Daily Mail menuliskan bahwa penurunan berat badan drastis ini biasanya mengurangi asupan kalori harian secara drastis juga, sampai 1.000 atau bahkan 500 kalori per hari. Tidak jarang dipadukan dengan obat-obatan pelangsing atau mengonsumsi jus-jus pembersih lemak.

"Dengan diet semacam ini, penurunan berat badan secara cepat memang dapat terjadi, dan biasanya bisa turun lebih dari empat kilogram pada minggu pertama," kata Lambert, yang sedang mempersiapkan buku barunya Re-Nourish: A Simple Way To Eat Well akan terbit pada akhir Desember 2017.

Namun, menurutnya, sering kali apa yang dikatakan penurunan berat badan itu sebenarnya adalah berat air. Penyebabnya adalah karena glikogen yang seharusnya dibakar oleh tubuh untuk memperoleh energi berkurang, karena makanan dibatasi. Sehingga tubuh 'membakar' air untuk memperoleh energi.

Rhionnan mengatakan lebih lanjut bahwa ketika asupan kalori diturunkan, maka tubuh akan kekurangan nutrisi. Karena sedikit makanan berarti nutrisi penting, seperti mineral dan vitamin, menurun.

Hal ini akan menyebabkan tubuh kekurangan vitamin D, kalsium, dan fosfor yang menyebabkan tulang rapuh. Juga kekurangan darah atau anemia, serta kelelahan, karena asupan zat besi dan vitamin B12 juga berkurang.

Diet rendah kalori juga menyebabkan tubuh kekurangan sodium dan potassium, yang sangat penting untuk fungsi saraf dan otot, serta jantung.

Bukan hanya kekurangan nutrisi penting, diet kilat ini tidak hanya menyebabkan kita kehilangan lemak, namun juga kehilangan cairan tubuh dan otot.

Sebuah penelitian yang dilakukan para ahli dari Maastricht University di Belanda menunjukkan bahwa penurunan berat badan orang-orang yang melakukan diet rendah kalori disebabkan karena kehilangan otot. Padahal kekurangan massa otot akan memperlambat metabolisme yang dibutuhkan untuk membantu tubuh membakar lebih banyak kalori.

Penurunan berat badan terlalu cepat memang dapat memberi hasil yang cepat, ungkap Rhionnan, tetapi juga dapat menyebabkan kerusakan mental dan fisik. "Berat badan juga sangat mungkin kembali ke titik awal." katanya. Kehilangan lemak yang lambat dan stabil adalah kunci untuk mengurangi dan mempertahankan berat badan.

Rhionnan memberikan saran untuk menurunkan berat badan secara sehat, yaitu dengan mengurangi konsumsi makanan olahan dan makanan siap saji, mengonsumsi makanan bernutrisi seimbang, istirahat yang cukup karena kekurangan istirahat dapat meningkatkan rasa lapar, dan berolahraga secara teratur.