Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

asyah93Avatar border
TS
asyah93
Awas, Sniper Dadakan Di Indonesia! Buat Kita Siaga Satu.
Mencengangkan itulah kata yang tepat untuk menggambarkan situasi saat ini. Apakah Indonesia mulai siaga atas kasus penembakan yang perlu diwaspadai?

Sebelum saya memberi pendapat mengenai kasus tersebut, agan and sista masih ingat dengan tersangka penembakan di Las Vegas, Amerika Serikat oleh Stephen Paddock?

Disinyalir kejadian tersebut menjadi penembakan dengan jumlah terbanyak yakni 49 korban, sepanjang kasus penembakan di negera adikuasa tersebut.

Sebenarnya mantan Presiden Barack Obama mengajukan peraturan agar penjualan senpi di negara Paman Sam itu bisa dibendung, yakni peraturan penjualan bagi warga sipil yang dibatasi.

Tak memiliki tangan kuasa yang besar, parlemen di Gedung Putih tidak berpihak pada partai Demokrat sebagai partai pengusung Barack Obama. Mereka justru sepakat agar peraturan penjualan senpi bagi warga sipil tidak dibatasi.

Walaupun korban dari warga sipil menjadi taruhan akibat kebebasan yang kebablasan yang dianut oleh Amerika Serikat. Bagaimana dengan Indonesia? Saya pernah menuliskan pendapat dalam blog saat aksi Stephen ramai diperbincangkan.

Saya menuliskan bahwa di Indonesia peraturan kepemilikan senpi diatur dengan baik dalam Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 7 Tahun 2010. Dalam Permen disebutkan dengan jelas bahwa Polisi, TNI, atlit penembak, pemburu dan kolektor yang diperbolehkan untuk menyimpan senpi. Tentu dengan jenis senpi yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan.

Sayangnya peraturan memang seringkali dilanggar oleh masyarakat. Kejadian penembakan yang dilakukan oleh seorang Dokter yang berinisial RH hingga enam kali pada tubuh istrinya menjadi bukti bahwa peraturan mulai dilanggar.

Melalui detiknews.com/10/11/2017, RH memang telah menyiapkan senpi yang diisi peluru sebelum bertemu dengan istrinya yang sama-sama berprofesi sebagai Dokter di klinik daerah Jakarta Timur.

Kedatangan RH adalah untuk berbicara pada Letty sang istri agar mencabut gugatan cerainya yang siap disidangkan pada tanggal 21 November ini. Naas berbutut emosi, RH tak bisa membedung dan langsung membrondol tubuh Letty dengan enam tembakan.

Riuh dari pasien yang keluar dari Klinik yang saat itu didatangi dari para calon TKW yang melakukan medical chek up dan juga warga setempat yang mendengar suara tembakan, Redaksi sore TV7/10/11/2017.

Keluarga korban geram terhadap pelaku sebagai suami yang tak dapat melindungi istri, justru ditangan suaminyalah maut menjemput. Sebelumnya keluarga memang mencurigai adanya kekerasan yang dilakukan RH pada Letty, sehingga keputusan cerai dipilih Letty.

Mencuatnya kasus itu, terkuat pula kasus penggunaan senpi oleh salah satu oknum dokter yang tidak bertanggung jawab. Menodongkan kepada petugas parkir mall. Dokter yang tidak diketahui namanya tersebut enggan untuk membayar parkir sebesar Rp.5000 (Redaksi sore TV7/10/11/2017)

Kasus yang terjadi di Amerika Serikat dan Indonesia memang berbeda. Jika Amerika melibatkan korban dari warga sipil di luar area permasalahan atau korban yang tidak tahu masalah apapun yang dirasakan pelaku.

Sedangkan di Indonesia, kejadian tersebut tersulut emosi yang tidak mampu dibendung mengakibatkan manusia buta dan berbuat nekat. Padahal pelaku adalah orang intelektual yang mendapatkan pendidikan tinggi.

Saya pernah mendengar bahwa pendidikan secara tidak langsung mempengaruhi pola pikir manusia, karena melalui pendidikan yang melibatkan wilayah otak depan yanh menjadika manusia mampu menahan dan mengendalikan emosi mereka.

Apa yang terjadi saat ini? Mereka yang berpendidikan tinggi justru mencoreng para sarjana yang seharusnya membuat masyarakat menyakini kehadiran mereka sebagai orang yang berintelektual? Saya memiliki pendapat sendiri, sebagai seorang pendidik di sekolah. Saya menyadari bahwa pendidikan atau aspek apapun tidak bisa dipisahkan dengan nilai-nilai agama.

Tidak bermaksud untuk menyinggung agan n sista disini. Dan bukan ingin menjadi sok pintar. Hanya berbagi pengalaman saja, ketika saya sekolah dan menjadi pendidik, saya menyadari bahwa siswa dan mahasiswa sekalipun harus memperlukan nilai-nilai keagamaan untuk memberikan penguatan pada ruh dan jiwanya.

Pemikiran yang luas karena pendidikan tinggi tidak akan berjalan dengan baik ketika agama tidak disertai dalam pendidikan tersebut. Jika manusia ingat akan adanya Tuhan, tentu akan merasa takut untuk berbuat kejahatan.

Karena emosi, amarah dan ketidaksabaran merupakan sifat-sifat buruk setan yang ingin ditularkan kepada manusia. Bagi saya semuanya harus berpedoman pada peraturan negara dan kita sebagai umat yang beragama berpegang pada kitabnya.

Jika Indonesia melalui aturan Permennya berusaha untuk memberikan batasan pada warga sipil. Maka kita sebagai warga negara yang taat harus karena hal itu menjadikan perisai agar diri tidak lepas kendali.

Selain itu, penggunaan senpi yang marak digunakan oleh warga sipil di Indonesia patut ditindak lanjuti, dengan adanya pengawasan yang lebih ketat. Kita tak menginginkan ada berita pembunuhan akibat penembakan oleh warga sipil. Indikasi tersebut memberikan pengaruh bahwa Indonesia mulai kendor dalam mengatur warganya.

Semoga tulisan ini dapat memberi pembelajaran dan pengalaman informasi bagi agan n sista sekalian. saya hanya mencoba menuliskan apa yang ada dalam benak saya.
0
3.2K
19
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.5KThread41.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.