Kehidupan ini lazimnya diciptakan berpasang-pasangan meski tak senantiasa bergandengan. Coba kita amati bersama.

Ada siang dan malam, ada matahari ada rembulan, ada perempuan dan laki-laki, dan ada Isyana Sarasvati dengan saya yang telah sehati.

Berdasarkan contoh diatas, tentulah hal ini bisa menohok perasaan para jomblowan dan jomblowati sejagad. Tapi bukan itu maksud saya. Ada beberapa informasi terkait status "kesendirian", yang ternyata bisa berdampak buruk bagi pelakunya.



Mari kita bahas bersama, hal apa saja yang ternyata bisa berakibat tak baik bagi para jones.

Menurut sebuah penelitian, agar kita senantiasa sehat wal-afiat dan berumur panjang, maka sangat tidak disarankan sering-sering makan sendirian. Dan yang namanya penelitian, pastinya sudah melalui serangkaian proses yang tak singkat.

Sekilas tampaknya sepele. Akan tetapi, sebuah riset yang dipublikasikan melalui journal Obesity Research & Clinical Practice, menyatakan bahwa orang yang sehari minimal dua kali makan sendirian, akan mudah terkena syndromemetabolik.

Apa sindrom metabolik ini kawan? Sindrom metabolik merupakan istilah untuk sejumlah besar metabolik abnormal yang digolongkan sebagai risiko yang mengancam kondisi hidup.

Mereka yang mengalami sindrom metabolik lebih mudah mengalami diabetes, penyakit jantung, dan tekanan darah tinggi dan bahkan berisiko kematian. Ngeri bukan?

Karena penelitian ini obyeknya adalah manusia yang terdiri dari dua jenis kelamin, kecuali yang dari Thailand ya? Pada gak jelas yang disana. Tampangnya aja ayu gemulai, ternyata berbatang. Walahh....

Maka, berdasarkan penelitian ini, yang paling menderita ini adalah kaum pria. Wajarlah. Dimana-mana, kaum pria itu hampir selalu saja salah, kalah dan menderita. Apalagi kalo musuhan sama para wanita. Kasian ya?

Disebutkan, para pria jones yang biasa makan sendirian lebih mudah terkena resiko obesitas sebesar 45%. Gak cuman itu saja, 64% dari mereka ini bisa kena resiko sindrom metabolik.

Sedangkan bagi kaum perempuan yang jombo, angka prosentasenya tidaklah sebesar kaum Adam. Meski kecil, tapi angka 29% sangat riskan pula terkena resiko sindrom ini.




Tentu saja, kalau kita mau bahas dengan tuntas dan lebih dalam, sindrom metabolik tidak saja disebabkan status "sendiri". Namun bisa pula dipicu karena gaya hidup tak sehat. Misalnya stress, pola makan yang gak sehat. Contohnya yang kemarin viral gegara makan paku. Ada-ada saja manusia di zaman now ini. Paku pun dimakan.



Jadi, masih memilih untuk makan sendiri? Atau masih beralasan bahwa penelitian ini tidak memiliki korelasi dengan kesehatan dan umur panjang yang itu merupakan rahasia Tuhan?

Kawan, terlepas bahwa penelitian ini valid atau gak, tapi yang namanya kesendirian itu tak baik. Selain kadang risih kalau sering ditanya "kapan kahwin?" Namun sekali lagi, hidup sendiri bukan lah sebuah opsi yang bijak.

Ada banyak hal yang bisa kita bagi bersama pasangan untuk melalui hidup yang kadang penuh dengan rintangan. Ibarat beban, itu akan terasa ringan bila kita memiliki pasangan dan bersama-sama dikerjakan.

Contoh bahwa hidup diciptakan berpasang-pasangan itu bisa kita liat dari kehidupan sehari-hari. Namun, tentu saja hal ini bisa saja dimentahkan dengan alasan belum nemu jodoh yang pas di hati.

Masing-masing punya alasan. Tapi tolong hindari kesendirian demi kesehatan. Sebab, sendiri itu sungguh bisa menyiksa diri. Belum lagi berbagai faktor psikologis yang kadang datang tanpa diundang.

Lalu, sampai kapan? Apa harus menunggu lebaran kuda datang?




Warning:
Tulisan ini tidak berlaku untuk anak kos-kosan. Apalagi menjelang akhir bulan. Disaat hidup menggantungkan nyawa dari kiriman.
Jika pacar maksa ngajak makan direstoran...
Pastikan uang didompet tidak tinggal ribuan.
Hal ini mengingatkan agar anda sadar dengan keadaan.
Jangan anggap enteng apalagi menyepelekan.
Daripada anda senewen dan memaksa diri bersekutu dengan setan....


©Skydavee

Sumber gambar: google
referensi:
1. https://food.detik.com/read/2017/10/...erumur-panjang
2. https://health.detik.com/read/2017/1...bagi-kesehatan