Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kaka88ciaoAvatar border
TS
kaka88ciao
Ini Lho Proyek 'Kecebong' Jokowi yang Disindir Roy Suryo
Politikus Partai Demokrat, Roy Suryo menuding proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung adalah proyek bohongan atau disebutnya dengan istilah 'kecebong' yang merupakan kependekan dari 'Kereta Cepat Bohong-bohongan'. 

Alasan dia menyebut proyek ini proyek bohongan lantaran proyek ini hanya dijalankan demi kepentingan pengembang sehingga dianggap tak sepenuhnya demi kebutuhan masyarakat.

Proyek ini sendiri telah diinisiasi sejak tahun 2008, namun dengan rute Jakarta-Surabaya. Berdasarkan informasi yang dihimpun detikFinance, Kamis (2/11/2017), proyek tersebut digagas oleh Bappenas bersama dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). 


Namun karena dibutuhkan dana yang sangat besar, maka Bappenas membagi pembangunannya dalam dua tahap dengan rute Jakarta-Bandung yang dibangun terlebih dahulu.

Jepang sendiri menjadi yang pertama mengungkapkan ketertarikan mereka untuk ikut serta dalam tender proyek ini, sebelum akhirnya proyek ini justru jatuh ke China lantaran menawarkan pembiayaan yang lebih rendah dan tanpa adanya jaminan dari pemerintah. 

Pada Januari 2016, pembangunan kereta cepat akhirnya dimulai, ditandai dengan groundbreaking yang dilakukan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal ini dilakukan lewat semangat membangun infrastruktu demi menunjang pertumbuhan ekonomi, terutama peningkatan pendapatan per kapita yang signifikan bagi masyarakat yang berada di jalur yang dilalui proyek ini.

Kereta cepat Jakarta-Bandung akhirnya dibangun dengan biaya US$ 5,573 miliar dolar oleh PT Kereta Cepat Indonesia Cina yang merupakan konsorsium BUMN Indonesia dan Konsorsium China Railways dengan skema business to business.

Namun demikian, proyek yang ditargetkan rampung pada tahun 2019 ini masih tertunda pengerjaannya lantaran dana pinjaman dari China tak kunjung cair. 

Presiden Jokowi bahkan sudah menegur dua kali soal perkembangan terkini proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Jokowi ingin Indonesia tidak ketinggalan dengan negara lain terkait pembangunan transportasi massal yang canggih.

Jokowi mengungkapkan kekesalannya lantaran proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang sudah dimulai sejak dua tahun lalu sampai saat ini pembangunannya belum juga terlihat.

Jokowi menegaskan, tujuan pemerintah membangun banyak infrastruktur dikarenakan untuk mengintegrasikan daerah satu dengan yang lainnya. Apalagi, negara-negara tetangga telah banyak yang menyalip Indonesia dalam hal pembangunan infrastruktur.

"Ya kalau berhitung bisnis pasti rugi ya namanya transportasi masal seperti itu. Kalau hitungannya bisnis. Kalau kalau hitungannya ekonomis atau tidaknya, benefitnya bagi negara apa. Ya pasti untung. Setiap tahun kita rugi hilang yang kita Rp 27 triliun di Jakarta karena macet," ujar Jokowi beberapa waktu lalu.

Sampai saat ini pinjaman tahap pertama proyek kereta cepat Jakarta-Bandung sebesar US$ 1 miliar atau Rp 13 triliun dari total US$ 5,9 miliar tak juga terlihat.

Direktur Utama PT Wijaya Karya Tbk, Bintang Perbowo, sempat mengungkapkan pinjaman tahap pertama tersebut akan cair akhir bulan Juli lalu namun hingga kini tak juga kelihatan. Pencairan pinjaman tahap pertama senilai US$ 1 miliar rencananya akan diberikan setelah beberapa kelengkapan administrasi dipenuhi.




https://m.detik.com/finance/infrastr...t=detikfinance


Kereta kecebong... emoticon-Big Grin
Salah sendiri pilih Cina, mending tadi nya Jepang....

Tau sendiri kan barang2 china tuh kw, cepet meledukkkk emoticon-Ngakakemoticon-Ngakak
tien212700
tien212700 memberi reputasi
1
5K
46
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.1KThread41KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.