Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • Travellers
  • Kisah Horor Nyata di Semeru: Penampakan yang Menemani Turun Gunung

azzuradayanaAvatar border
TS
azzuradayana
Kisah Horor Nyata di Semeru: Penampakan yang Menemani Turun Gunung


Ini kisah yang terselip pada perjalanan kami menuruni Gunung Semeru, gunung tertinggi seantero Pulau Jawa.

Perjalanan kami awalnya lancar-lancar saja sejak meninggalkan Kalimati lewat tengah hari itu. Nah, saat tiba di danau tercantik Gunung Semeru, yaitu Ranu Kumbolo, mulai ada sedikit perselisihan dalam tim besar kami. Beberapa teman yang kelelahan masih ingin stay di tempat kemping di Rakum sambil menikmati indahnya bulan purnama. Ya, keindahan purnama malam itu sebenarnya memang amat menyihir untuk tinggal lebih lama. Tapi... kalau kelamaan juga bahaya. Kapan bakal pulangnya? Sementara pekerjaan mulai menanti kita di kota.

Beberapa yang lain bersikeras meninggalkan Rakum cepat-cepat. Yang lainnya lagi juga berkemas meski lebih santai. Akhirnya kami terbagi menjadi tiga kelompok. Saya di kelompok dua alias yang di tengah, bukan kelompok yang duluan, bukan pula yang masih betah bertahan di Rakum.

Sekitar jam 8 malam saat itu ketika kami meninggalkan Rakum. Naik turun. Naik turun. Badan yang lelah memaksa kami secara tidak sengaja untuk lebih banyak diam. Diperkirakan, jam 11 malam insyaAllah kami akan sampai di desa Ranu Pani.

Tapi apa yang terjadi? Ternyata kami baru sampai di Ranu Pani pada jam.... setengah dua dini hari!

Apa yang terjadi?

Jauh setelah lewat dari Watu Rejeng, perkiraan leader tim 2 kami bahwa paling-paling setengah jam lagi kami sampai di Ranu Pani. Jalanan tinggal dituruni saja. Tapi yang kami dapati di depan mata justru trek yang terus naik.... naik... naik. Sampai-sampai saya sendiri menyadari bahwa pohon-pohon yang kami lewati sama. Terowongan di bawah pohon tumbang yang kami lewati tiga kali adalah terowongan yang itu-itu juga. Tikungannya pun sama.

Akhirnya, saat napas sudah sangat memburu, langkah leader kami terhenti. Ia berbalik, dan dengan suara yang dalam dia berkata bahwa kita sedang berputar-putar di bukit yang sama sebanyak tiga kali. Bukit yang sebetulnya tidak ada. Dia mengajak kami berdoa dan membaca ayat kursi, serta mengingatkan kami agar tidak melalui perjalanan tanpa suara sama sekali. Perjalanan kami lanjutkan. Dan.... taraaa.... di depan kami tiba-tiba langsung ada jalan turun!

Persis setengah jam kemudian kami sampai di desa Ranu Pani.

Teman saya cerita, saat kami berhenti sejenak dan mendengar instruksi leader tadi, dia melihat ada anak kecil duduk di belakang rekannya. Anak kecil booo. Anak kecil siapa tengah malam ada di tengah hutan coba?

***

Cerita teman di kelompok terakhir beda lagi. Ini cerita leader tim 3 yang sudah gape bolak-balik Semeru. Begitu meninggalkan Rakum, kan ada jalan setapak di pinggir bukit tuh, yang treknya sempit agak naik. Trek sempit itu hanya muat dilewati oleh satu orang dewasa. Ketika akan melewati trek itu, tiba-tiba dia disalip dua anak kecil laki-laki yang berlarian kejar-kejaran sambil tertawa-tawa. Si leader akhirnya mengalah, ya karena jalan sempit tadi. Dia nggak mungkin mendahului anak-anak itu. Akhirnya dia mengiringi saja di belakang dua anak itu, dan otomatis langkahnya jadi tidak bisa secepat yang seharusnya.

Dan, sepanjang mengikuti kedua anak itu dari belakang, dia sadar penuh bahwa dua anak laki-laki itu bukan anak-anak yang 'sebenarnya.'

Teman saya yang perempuan di dalam tim 3, dalam perjalanan turun, sudah jauh dari Rakum, bertemu seorang ibu berkebaya lusuh di pos 2. Ibu itu bertanya, apakah teman saya tadi melihat anaknya. Dia sedang mencari anaknya yang pergi entah ke mana. Teman saya menjawab tidak tahu.

Dua cerita ini saling bertemu ketika teman perempuan saya dan leader tadi sudah sampai di Ranu Pani. Mereka menyimpulkan sambil menahan napas, bahwa mungkin salah satu anak yang dilihat si leader adalah anak si ibu. Tapi ya... kalau dipikir dengan akal sehat, mana mungkin ada dua anak kecil dan wanita sendirian berkeliaran di hutan lebat Gunung Semeru sekitar jam 1-3 dinihari?

***

Ngomong-ngomong, seorang anak kecil yang duduk nongkrong di belakang teman saya yang sedang mendengar instruksi leader tim 2 sekitar jam 1 malam itu, anak yang sama kah dengan anak yang berlarian di bukit dekat Rakum?

Hayooo looh....



*sumber foto: flickr.com
Diubah oleh azzuradayana 01-11-2017 07:04
eja2112
eja2112 memberi reputasi
1
12.6K
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Travellers
TravellersKASKUS Official
23.1KThread11.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.