Manusia memiliki kecendrungan untuk melakukan sesuatu yang sensasional. Bagi orang-orang yang kreatif, mewujudkan hal yang bisa menimbulkan efek sensasi bukan perkara susah. Tapi tidak bagi saya. Susahnya setengah dewa.

Apakah sensasi itu? Agak rumit jika dijelaskan secara aturan baku seperti dalam kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Namun, saya akan coba menjelaskan melalui gambaran secara sederhana.

Kenal dengan presenter Vicky Prasetyo? Berikut cuplikan kalimatnya yang membuat saya naik pitam dan membanting panci. Tapi jangan kuatir, pancinya gak berisi bom.

"Statutisasi dalam suatu hubungan itu penting agar tidak terjadinya labil ekonomi dan kudeta hati yg terkontaminasi"

Itu satu contoh. Dan apa yang diucapkan oleh beliau ini, sungguh suatu hal yang mengundang sensasi. Meski saya rada bingung, sensasinya dimana? Tapi banyak orang latah lantas ikut-ikutan berbicara ala Vicky. Jika tidak sesuatu yang sensasional, mengapa jadi obrolan?

Misal lagi, yang namanya video porno, itu sekarang gampang diakses. Asal quota cukup, tinggal gerakkan jemari dan klik.

Jika beruntung anda bisa menikmati tayangan dua atau tiga manusia paling miskin didunia. Pakaian pun tak punya. Namun jika lagi apes, anda dapat surat cinta dari provideryang isinya "internet positif".

Lalu, apakah video binal tapi mengasyikkan itu sensasional? Tergantung. Tapi pada dasarnya akan biasa-biasa saja. Lagian sudah banyak video dengan tema esek-esek serupa yang melimpah ruah dijagad maya.

Nah, sekarang kita flash back ke tahun 2001. Pernah dengar "Bandung Lautan Asmara?". Dimana kejadian heboh tersebut sampai mengusik telinga para penguasa?

Bahkan dosen tempat mereka belajar heboh dan terguncang. Pikiran mereka campur aduk seperti lotek Klaten yang terdiri dari berbagai macam campuran. Ada tahu, ada lontong, ada telur dan aneka sayuran yang saya tak kenal.
Campur aduk gimana? Ya antara miris, mengelus dada dan sibuk berburu link-nya.

Terbaru, mencuat kasus yang menghebohkan dunia persilatan ditengah gentingnya moralitas yang dialami bangsa ini. Munculah sosok yang ditengarahi berinisial HA.

Lalu, apa bedanya antara jutaan video porno yang biasa kita download dan saksikan itu dengan video made in kitak-kitak ini? Toh anatomi tubuh manusianya ya gitu-gitu aja. Adegan demi adegan juga gak jauh berbeda.

Bahkan, bisa jadi resolusinya kalah jelas dan bening dengan video yang dimiliki perusahaan penghasil JAV, misalnya. Apa yang membedakannya kawan? Sensasinya!!!

Ya, itulah contoh dari sensasi. Begitu mendengar pemainnya terindikasi "mahasiswa dan mahasiswi", IGO punya, dan made in lokal, maka membuat si dia bertengger di puncak klasemen dalam daftar pencarian terbanyak di abad kids jaman now. Warbyssaaaa....!!!

Lalu, selain sensasi ala birahi yang sedang naik leaf ini, adakah hal bagus dan baik agar sama-sama menciptakan kondisi serupa yang bersifat sensasional pula? Banyak!!!

Misalkan, mematahkan teori Einsten tentang relatifitas E=MC². Atau berupaya membuat terobosan dan tandingan baru dalam menyaingi deret Aritmatika, bisa pula menciptakan teori-teori lain yang bermanfaat bagi orang banyak. Semisal Aljabar.

Rumit? Jika contoh diatas terlalu rumit, cukuplah jadi manusia yang baik. Sadar akan hak dan kewajiban serta berguna bagi manusia lainnya. Itu saja sudah cukup jadi sensasi. Karena sudah jarang terjadi.

Emang sih, paling gampang ya itu tadi. Membuat sensasi seputar aktifitas diranjang dan direkam. Tapi kasian, orangtuanya bisa malu dan kejang-kejang.


Disaat pro dan kontra serta perbedaan idealisme sering memisahkan, sensasi birahi kadang menyatukan.

©Skydave...

Sumber gambar: google





Nb: bagi link-nya dong.....