• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Atraksi KEBO-KEBOAN Membius Pengunjung serta Wisatawan Asing Di Bali

ikawangidewataAvatar border
TS
ikawangidewata
Atraksi KEBO-KEBOAN Membius Pengunjung serta Wisatawan Asing Di Bali


Sejumlah wisatawan mancanegara tampak antusias menikmati pementasan kesenian Kebo-Keboan IKAWANGI DEWATAdi gelanggang pentas Discovery Shopping Mall kuta Sabtu (28/10) lalu. Kemunculan sepuluh orang bertubuh tambun, yang memulas sekujur badannya dengan warna hitam pekat dan memasang tanduk serupa kerbau di kepala membuat penonton tercengang. Pergelaran penutup rangkaian acara INDONESIA CULTURE PERFORMANCE minggu ke empat persembahan tim kebudayaan Ikawangi Dewata mampu membius penonton yang hadir.



Ratusan penonton meriung memenuhi tangga mall begitu mendengar alunan gamelan Ikawangi yang dikendangi Surahmin. Lagu Umbul-Umbul Blambangan yang energik membuka perhelatan di sore yang cerah itu, lengkingan suara Wanto dan sinden membahana ke seantoro penjuru, pengurus Ikawangi yang hadir ikut bernyanyi bersama memberikan asupan semangat.

Kebo-Keboan atau kerbau-kerbauan adalah ritual suku Osing di Banyuwangi yang diadakan sebagai perwujudan syukur atas hasil panen yang melimpah dan tolak balak. Ritual kebo-keboan diadakan setahun sekali tiap bulan Suro atau muharam. Kebo-keboan yang paling terkenal di Banyuwangi diadakan di Alasmalang dan Aliyan, selain itu juga ada di Boyolangu. Di Bali, ritual kebo-keboan diadaptasi menjadi sebuah pertunjukan seni dan tari yang melibatkan puluhan seniman.



Fragmen dibuka dengan masuknya 6 orang berpakaian hitam bercaping tani memanggul cangkul, menari menggambarkan aktivitas di sawah. Kemudian para petani duduk istirahat, berkerumun sembari menerawang sedih membayangkan hasil panen yang terancam gagal. Lalu sesepuh desa datang dan bertapa memohon petunjuk sang hyang wenang. Asap kemenyan mengepul dan aroma wangi menyebar, menghadirkan suasana mistis.

Sementara sang sesepuh merapal mantra dan bertapa, sosok Dewi Sri berkenan turun dari kahyangan untuk memberikan petunjuk, Dewi Sri memasuki arena dengan tandu yang dipikul 4 perwira, tandu artistik berhias padi, pisang, terong dan berbagai hasil bumi. Kepala Dewi Sri bertahta mahkota menawan berhiaskan emas berlian, menambah anggun dan cantik sosok molek yang dibalut pakaian megah nuansa hijau. Dewi Sri memberi titah agar desa mengadakan ritual kebo-keboan.




Babak berikutnya sosok kerbau masuk, dengan sekujur badan berwarna hitam pekat dan tanduk menjulang, kemunculan sepuluh kebo plus satu anakan mendapat tepukan meriah dari penonton. Kebo-keboan keliling lapangan sembari berjoged mirip kerbau. Adegan semakin seru ketika adu kerbau, dua kebo saling berduel seolah ingin menunjukkan siapa yang paling kuat. Petani yang memegang tali sempat kuwalahan mengendalikan situasi. Di sela-sela perkelahian kebo yang semakin gaduh, kebo anakan mencuri perhatian penonton dan mendapat saweran.

Dewi Sri datang lagi untuk menenangkan situasi, dia memberikan benih padi untuk ditanam dan restu kepada para petani, adegan berikutnya kerbau membajak sawah, dua ekor kerbau dihela cambuk oleh petani untuk menarik bajak. Benih yang ditanam pun tumbuh subur dan panen melimpah. Pada saat bersamaan Dewi Sri melempar berbagai hasil bumi ke arah penonton, yang membuat penonton riuh berebut buah dan tuah dari Dewi Sri.



Sesi penutup menggambarkan perayaan petani yang bersyukur atas hasil bumi, lenggok penari gandrung luwes masuk ke lapangan, pakain yang cerah berwarna-warni tampak kontras dibanding sosok kerbau yang serba hitam. Palagan semakin beraneka warna dengan hadirnya kucing-kucingan dan barong. Pengunjung menjadi heboh ketika beberapa kerbau merangsek ke tribun penonton, pengunjung yang tidak sempat menghindar menjadi sasaran para kerbau, mendapat olesan warna hitam dari kerbau. Sebagian penonton yang cerdik memberikan saweran kepada kerbau agar tidak diolesi warna hitam.
Pertunjukan ditutup dengan penghormatan semua penari kepada pengunjung.



“Kami sungguh gembira dengan persembahan spektakuler tim kebudayaan,” kata Agustinus Winjaya, ketua umum Ikawangi dewata.

Sekjen Ikawangi Dewata Istiyono menambahkan bahwa dengan segala keterbatasan, bermodal semangat gotong royong, Ikawangi Dewata ternyata mampu menampilkan empat kesenian Banyuwangi dihadapan turis mancanegara selama empat minggu berturut-turut.



Meski 4 kali pertunjukan berjalan mandiri tanpa bantuan langsung pemkab Banyuwangi, Winjaya tetap berharap dukungan dari pemerintah kabupaten Banyuwangi dimasa mendatang demi lestarinya budaya Banyuwangi dimanapun berada.

Tarikk duloor....

maturnuwun kanggo Kang Kholik & Mbok Ninon untuk foto2nya emoticon-shakehand
Diubah oleh ikawangidewata 02-11-2017 14:34
0
18K
94
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923KThread83KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.