Atlet Judo asal Israel, Tal Flicker, keluar sebagai pemenang dalam Kejuaraan Grand Slam di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Namun, saat berdiri di atas podium usai menerima medali emas, dia mesti kecewa karena lagu kebangsaan Hatikvah tidak diputar, dan bendera negaranya diganti dengan lambang Federasi Judo Dunia (IJF).


Dilansir dari laman CNN, Sabtu (28/10), Tal mengaku tak bisa berbuat apa-apa ketika berdiri di podium. Sebab, panitia memilih memutar lagu mars IJF ketimbang Hatikvah. Namun, Tal yang menjadi juara di kelas ringan 66 kilogram tetap menyanyikan lagu kebangsaannya tanpa peduli reaksi orang-orang.

"Rasanya aneh sih. Israel adalah negara saya dan saya menjadi orang Israel. Saya menyanyikan Hatikvah karena enggak tahu lagu lain," kata Tal.

Tal sudah merasa insiden seperti ini bakal terjadi, tetapi dia tak bisa berbuat apa-apa. Bahkan kontingen Israel berjumlah sebelas orang ikut berkompetisi dalam kejuaraan bergengsi itu sejak semula sudah dipaksa supaya melepas logo negara di seragam mereka.

Sejawat Tal, Gili Cohen, yang menempati posisi ketiga kelas ringan wanita juga mengalami nasib sama. Bendera Israel mestinya dinaikkan bersamaan dengan juara lainnya diganti dengan bendera IJF.

Sesepuh Judo angkat bicara mengkritik sikap panitia IJF di Grand Slam di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Menurut Yasuhiro Yamashita, Judo sebagai olahraga adalah penghubung yang melintasi batas-batas kebudayaan dan negara. Bahkan etika Judo disusun oleh sang pendiri, Jigoro Kano, menjunjung nilai-nilai persahabatan, keberanian, dan saling menghormati.

"Di dunia yang ringkih ini, judo memberikan kita harapan untuk melampaui batasan politik, diskriminasi, dan kebencian," kata Yamashita

https://m.merdeka.com/dunia/atlet-judo-israel-menang-di-uae-panitia-enggan-putar-lagu-kebangsaan.html

olahraga seharusnya terbebas dari unsur unsur politik