Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

sukaharjaAvatar border
TS
sukaharja
Paradoks Hari Santri Nasional
Paradoks Hari Santri Nasional

Suasana indah yang menyejukan hati, melihat beribu kepala bermahkotakan peci berzirahkan baju sederhana dan sarung yang melambangkan keanggunan akhlakmu. Begitu juga dengan para wanita yang menyembunyikan keindahan auratnya, merelakan uraian rambut indahnya dikemas dengan jilbab yang begitu menawan. Sungguh, hati dan akal mereka lebih tinggi dari pakaiannya.

Tanyalah mereka yang telah berhasil menyandang predikat sebagai guru, kiai, bahkan ulama sekalipun. Mereka sebenarnya ingin kembali menjadi santri, mungkin kalau bisa ingin menjadi santri selamanya. Tidak banyak yang ditakutkan oleh mereka. Tidak terlintas rasa takut untuk tidak bisa makan esok pagi walaupun tidak menggenggam uang sepeserpun. Yang ditakuti santri adalah jika ilmu yang mereka dapat tidak mendapat barokah dari Yang Maha Kuasa melalui Guru ngajinya.

Wahai santri, dunia nampaknya sudah berubah sekarang. Engkau dianggap orang-orang tertinggal, kolot, feodalis, dan kumuh. Cita-citamu, ngajimu, takdzimmu adalah pekerjaan yang usang dan tidak berlaku di Millenium ini. Manusia sekarang dituntut untuk stay up to date, sementara engkau selalu sibuk dengan kitab kuning dan soroganmu, apa yang engkau tuju wahai para pecinta ilmu?. Duniakah?.

Biarkanlah eksistensi sejatimu disaksikan oleh Yang Maha Pengasih, tidak perlu risau dengan orang-orang yang memandang rendah padamu. Buktikan dengan keluhuran ilmu dan budi pekertimu, mulutmu tidak perlu banyak bicara untuk membuktikan pada mereka bahwa engkau adalah alasan mengapa sampai saat ini negara masih berdiri. Biarkan mereka menganggap kita tidak pancasilais, karena merekapun tidak pernah mengerti apa itu Pancasila.

Tapi, kabarnya mereka sekarang banyak yang depresi, stress, dan gila menghadapi gagahnya dunia. Katanya mereka ini orang yang modernis, mempunyai masa depan yang cerah, gajihnya yang besar, jabatan yang tinggi dan mengaku dibutuhkan negara. Barokah itu nonsense, kerja keraslah yang menentukan kebahagiaanmu, do'a itu hanya untuk orang pemalas, ngaji hanya menyia-nyiakan waktu di dunia. "Kejarlah dunia!" seru mereka.

Semua santri adalah "orang kaya" yang meyimpan dunia di genggaman tangannya, dan melemparkan jauh dunia dari hatinya. Mereka sadar bahwa kita sedang ada di dunia dan sangat tidak mungkin kalau dunia dijadikan tujuannya. Sedang naik mobil, masa mobil jadi tujuannya. Itu kan, aneh.

Berbangga hatilah wahai para santri, karena sekarang engkau diperingati oleh seluruh rakyat Indonesia dengan diadakannya Upacara Hari Santri Nasional, perjuanganmu, do'amu, pengabdianmu, dan pengorbannmu terhadap nusa dan bangsa kini sudah diperhitungkan dan dihargai sepenuhnya. Tapi sebentar, mudah-mudahan ini tidak seperti peringatan hari pahlwan yang dimaksudkan hanya untuk mengenang saja karena jasanya di masa lalu. Semoga saja santri tidak dimasa lalukan.

Paradoks Hari Santri Nasional
0
1.6K
14
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThread84.4KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.