PROLOG

"Sugar?"

No, You already sweet enough.

"Mau pake gula nggak?"tanya dia lagi.

"Nggak, hehe." jawab gw pelan.

Cewek didepan gw ini lalu terdiam. Matannya yang terlihat kering dan sedikit merah seperti menunjukkan bahwa dia telah menangis berhari-hari. Gw sempat basa-basi sebelumnya, ngebahas soal kesehatan kita masing-masing sambil sesekali bercerita soal kenangan saat kita sekolah dulu. Gw lalu memberitahu dia soal apa yang gw dan temen-temen gw khawatirkan, tapi dia justu menanggapi gw dengan candaan kasar soal bagaimana kita semua bisa peduli. Gw mencoba ikut tertawa tadinya, tapi akhirnya gw bilang,

"Aku serius."

Mendadak ekspresi wajahnya menjadi kaku dan senyumnya pun hilang.

Nggak lama, seseorang meminta gw untuk keluar. Gw keluar lalu kembali ke ruang tunggu. Waktu itu kebetulan lagi sepi, suasana sepi gini kadang bikin gw agak lega. Gw agak cape sebenernya, dan punggung sama kaki gw juga agak berasa sakit. Sesekali sih harusnya gapapa, bisik gw dalam hati sembari mengeluarkan sebungkus rokok yang masih utuh dikantung celana gw. Gw jalan kearah keluar berniat untuk membakar satu batang rokok ini, sebelum akhirnya nama gw dipanggil.