Sebenarnya tradisi ini sudah dilakukan pada jaman Kekaisaran Romawi, tepatnya pada pertengahan abad ke 7. Tradisi ini di tulis di Visighotic Code yang menuliskan bahwa ketika upacara pertunangan telah dilakukan, cincin itu harus diberikan atau diterima sebagai sebuah janji.

Versi Animasi

Pada tahun 1477 merupakan kejadian pertama yang di publish secara public yang dimana Archduke Maximilian of Austria memberikan cincin berlian kepada Mary of Burgundy pada saat melamar dirinya. Kemudian kejadian ini mempengaruhi budaya di masa nya yang menunjukan bahwa melamar menggunakan cincin berlian akan menambah status sosial mereka.

Pada abad 17 cincin berlian tidaklah popular lagi, mereka lebih memilih menggunakan Gimmal Ring dan Posie Ring yaitu cincin yang terbuat dari emas. Namun cincin tersebut dianggap sebagai simbolis saja ketika melamar, yang lebih utama adalah sepucuk surat cinta yang dibuat oleh pasangannya karena dianggap lebih romantis.

Di abad 18 orang orang sudah meninggalkan tradisi melamar kekasihnya dengan menggunakan cincin, mereka lebih memilih untuk menggunakan kata kata romantis. Namun di tahun 1947 tradisi itu tiba tiba berubah 180 derajat ketika perusahaan berlian yang bernama De Beers melakukan kampanye besar besaran dalam memasarkan berliannya. Di dalam kampanyenya De Beers berusaha meyakinkan konsumen bahwa cincin pertunangan sangat diperlukan, dan berlian adalah satu-satunya batu yang bisa diterima untuk cincin pertunangan. Dengan slogannya yang berbunyi “Diamond are Forever” De Beers sangatlah berhasil memasarkan produknya, bisa dibilang ini adalah kampanye paling sukses di abad 20.