Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

malaskerjaAvatar border
TS
malaskerja
Inilah Jeritan Hati Mahasiswi setelah Tahu Kampusnya Terancam Tutup karena Sanksi
Inilah Jeritan Hati Mahasiswi setelah Tahu Kampusnya Terancam Tutup karena Sanksi

TRIBUN-MEDAN.COM - Ada pepatah lama mengatakan, "sepandai-pandainya menyimpan bangkai, suatu saat baunya akan tercium juga". Serapi apapun bangkai ditutupi, tetap saja bau busuknya akan menyebar kemana-mana.

Begitu jugalah kisah ketiga perguruan tinggi ini, yaitu STIKes Sumut, Universitas Al Wasliyah Medan (Univa Medan), dan Universitas Al Wasliyah Labuhanbatu.

Ketiga kampus ini mendapat sanksi berat dari Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti sejak Agustus 2017. Namun mahasiswanya sama sekali tidak mengetahuinya.


Berdasarkan data yang diperoleh dari Kopertis Wilayah I Medan, Sumatera Utara, STIKes Sumut diberikan sanksi administratif.

Sedangkan Univeristas Al Wasliyah Medan (Univa Medan) dan Universitas Al Wasliyah Labuhanbatu tidak diperbolehkan menerima mahasiswa baru dan melakukan wisuda kepada mahasiswanya.

Bagaimana reaksi mahasiswa dari ketiga perguruan tinggi itu setelah mengetahui adanya sanksi berat menghantam kampusnya?


Mereka terkejut, bingung, marah, dan bahkan ada yang menangis.

Kalau begini nanti bagaimanalah nasib kami? Kemanalah kami nanti kuliah lagi?" ujar mahasiswi STIKes Sumut, Wenita Venesia Barus.

Ia tertegun ketika mendengar adanya sanksi Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti yang membuat STIKes Sumut terancam ditutup.

Ia merasa sudah begitu lama di bangku kuliah. Andai kampus keduanya ini ditutup, maka dia akan semakin lama lagi untuk mendapat gelar sarjana yang sangat diinginkan kedua orangtuanya.

Wenita menceritakan sudah berkorban waktu, berkorban biaya, pikiran, dan tenaga demi meraih gelar sarjana.

Namun semua itu nyaris sirna, karena sanksi Direktorat Jendral Kelembagaan Iptek dan Dikti kepada STIKes Sumut.

"Bayangkan, saya harus pulang pergi Kabanjahe-Medan, minimal 20 ribu saya habiskan sehari selama dua tahun lebih," ucapnya.

Ia menambahkan, untuk uang kuliah sudah habiskan 2,5 juta per semestar, dan ini sudah semester lima.

"Sudah banyak sekali uangku habis," ujarnya dengan terisak-isak.

Wenita berusaha ditenangkan oleh teman-temannya yang duduk disebelahnya.

Kemudian isak tangis Wenita pun kembali berkurang, pun begitu kesedihan Wenita masih terlihat jelas di wajahnya.

Selanjutnya, Wenita pun menyampaikan harapannya, kiranya pihak kampus mengambil tindakan yang serius.

"Saya berharap jangan sampai kampus ini mendapat sanksi begitu. Sudah cukup susah kami kuliah di sini. Jangan nanti kami tambah susah lagi gara-gara ini. Tolong dipikirkan nasib kami ke depan seperti apa," ujarnya.

Wenita menghela napas dan melihat langit-langit ruangan perkuliahnnya.

Beberapa saat kemudian, kedua tangannya dia gerakkan menutup wajahnya.

Saat dia menurunkan tanganya, matanya terlihat berkaca-kaca dan tak lama air matanya menetes.

Setelah berkali-kali mengusap air mata, ia pun menghela nafasnya berulang dan barulah mulai berusaha berbicara.

Bibirnya gemetar dan mulai terdengar suara kecil. Ia mengungkapakan betapa sedih mendengar informasi tersebut.

Dalam keadaaan tersedu-sedu, wanita berambut ikal ini masih berusaha memastikan kebanaran informasi yang disampaikan Tribun Medan.

Teman Wenita yang turut berbincang, berusaha menenangkan Wenita dengan mengusap lengan.

Wenita mengutarakan, dia sangat terpukul mendengar adanya sanksi tersebut, apalagi STIKes Sumut adalah kampus keduanya, di mana di kampus pertamanya dia tidak menyelesaikan perkuliahannya.

Saat disampaikan, jika pihak Kopertis akan memindahkan mereka ke kampus lain, jika kampus ditutup permanen?

Wenita menuturkan, untuk pindah tentu tetap akan menghabiskan banyak uang, dan hal ini adalah hal yang sangat sulit mereka cari.

"Kalaupun kami dipindahkan, pasti butuh banyak uang untuk proses itu. Uang dari mana lagi kami bisa cari. Untuk kuliah yang sekarang saja sangat susah orangtua mencarinya," ujarnya.

Miranti, teman Wenita, yang terlihat lebih ceria di antara teman lainnya merasa terpukul atas realitas yang ada.

Namun dia berusaha tegar, supaya bisa berpikir lebih jernih mencari solusi, andai nantinya STIKes Sumut sudah ditutup.

"Meski saya ini bisa senyum, saya sedih mendengar masalah ini. Selama ini saya tidak pernah dengar begini. Kok bisa lah dulu awak (aku) masuk kampus ini, kalau begini keadaanya," ujar Miranti.

Apalagi orang tuanya yang tinggal di Riau bukanlah orang yang memiliki banyak uang. Sudah begitu, orangtuanya juga harus menguliahkan adik-adiknya yang lain.

Teman Wenita lainnya, Lusi awalnya terlihat girang saat baru bergabung ke tempat teman-temannya.

Ia langsung lemas ketika mendengar kabar itu dan mengingat kedua orangtuanya yang harus banting tulang untuk menguliahkan dia.

Menurutnya, beban yang sangat berat dia tanggung jika orangtuanya tahu permasalahan kampusnya tersebut.

"Saya susah mau ngomong apa. Sesak dada ini mendengarnya. Kek manalah kami ini. Bagaimana nasib kami. Kek mana menyampaikan ini sama orangtua nanti,"ujaranya.

Ia pun mengaku enggak sanggup mau cerita hal ini sama orangtuanya.

"Apalah nanti dibilang orangtuaku, kalau ceritain ini," ucapnya.

Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti memberikan sanksi kepada Sekolah Tinggi Kesehatan Sumatera Utara (STIKes Sumut) sejak 22 Agustus 2017 melalui surat nomor 2721/C.C5./KL/2017.

Surat ini merupakan tindak lanjut setelah STIKes Sumut tidak kunjung menyelesaikan permasalahan di kampusnya meski sudah masuk dalam daftar pengawasan Kopertis Wilayah I Medan, Sumut.

Negeri Serba Ngibul
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ada pepatah lama mengatakan, "sepandai-pandainya menyimpan bangkai, suatu saat baunya akan tercium juga". Serapi apapun bangkai ditutupi, tetap saja bau busuknya akan menyebar kemana-mana.

Pepatah yang benar benar mencerminkan negeri sumut bingits emoticon-Ngakak


[URL="https://S E N S O Rb9YxBUbmgw"]Petisi Laaapaaaarr[/URL]

#SABERPUNGLISUMUTHOAX
0
12.4K
69
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.1KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.