Program Aplikasi Smart City Kota Pematangsiantar, yang telah menghabiskan uang rakyat atau APBD Kota Pematangsiantar Tahun 2027 hingga mencapai ratusan juta, dinilai gagal‎ oleh pengguna atau user-nya.

Pasalnya, Aplikasi yang dilaunching pada Minggu Pertama September 2017, agar masyarakat bisa melaporkan keadaan sekitarnya, baik itu berupa foto maupun teks, tidak berfungsi dengan baik sebagaimana diharapkan‎ oleh salah satu user-nya.

Seperti disampaikan oleh salah seorang pengguna Aplikasi Siantar Smart City yang bernama ‘amadan’ atau @danker, 8 hari lalu di aplikasi tersebut. ‎@danker menyebutkan bahwa aplikasi itu adalah produk gagal karena hal-hal yang disampaikan masyarakat melalui aplikasi itu tidak mendapat respon dari pihak terkait.

‘aplikasi ini produk gagal.. bgmn tidak.. keluh kesah, saran dan masukan dr kt penduduk kota siantar tdk d respon oleh aparat terkait maupun pemerintah kota.. jd d sini bkn tmpt kt mengadu.. ???’ tulis @danker di aplikasi Siantar Smart City. Tulisan itu mendapat respon ada yang bilang setuju, dan ada yang bilang lebih baik bikin grup Whats App saja.
Screenshots komentar @danker di aplikasi Siantar Smart City. (fn/SP)
Menanggapi hal itu, Senin (9/10/2017), Kepala Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Daerah (BP3D) Kota Pematangsiantar, Midian Sianturi, selaku pihak yang membuat program mengatakan bahwa untuk tahun 2017 anggaran yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan program itu sekitar Rp 175 juta. Server‎ Rp 75 juta, dan untuk pelatihan kurang lebih Rp 100 juta.

Disinggung mengenai adanya penilaian masyarakat yang menyebutkan aplikasi program itu gagal, Midian menyebutkan bahwa Program Smart City‎ itu di Dinas Informasi dan Komunikasi (Infokom). “Kalau itu Infokom yang pegang, saya informasikan ke Infokom dulu aja, kalau Bappeda (sekarang BP3D,red) hanya launchingnya saja. Teknisnya sama infokom,” tutur Midian yang berjanji akan mengkordinasikannya dengan Infokom.

Disinggung apakah hal itu disebut gagal karena diakiba‎tkan tidak adanya tim ahli di Infokom dan pihak Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, Midian membantah. “Ah, bukan, bukan karena itu, kan sudah ada pelatihan. Tapi nantilah dulu kita kordinasikan, apakah mereka tidak berfungsi atau bagaimana. Atau mungkin, meski sudah dilatih‎, mereka tetap belum mampu, bisa jadi,” ujarnya.
Midian Sianturi (kiri) dan screenshots foto Siantar Smart City. (fn/SP)

Sayangnya, Kepala Dinas Infokom Kota Pematangsiantar, Posma Sitorus, ketika berupaya ditemui awak media untuk konfirmasi ke kantornya‎ tidak berhasil. Menurut pegawai yang ditemui, Posma sedang tidak berada di kantornya. “Lagi di luar bapak itu,” ujar pegawai berseragam coklat itu menjawab wartawan yang mempertanyakan keberadaan Posma atau mantan kepala dinas perhubungan Kota Pematangsiantar itu. (fn/SP)

Smart Ecek Ecek
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Walaupun program smart city gagal di sumut, tapi program smart preman dan smart palak sukses besar, buktinya, preman2 yg mungut uang ormas dan okp sambil bawa buku gede dgn tulisan nama jalan sasaran palak, masih berseliweran bebas dan lancar dalam beraksi di depan mata polisi sumut

[URL="https://S E N S O Rb9YxBUbmgw"]Petisi Laaapaaaarr[/URL]

#SABERPUNGLISUMUTHOAX