Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

komunitasjalan2Avatar border
TS
komunitasjalan2
Tradisi-Tradisi Horor di Berbagai Negara
Oktober, bulan yang identik dengan perayaan Halloween, tepatnya berlangsung setiap tanggal 31 Oktober.

Namun, perayaan Halloween yang khas dengan kostum seram tersebut nyatanya bukan satu-satunya perayaan berbau horor. Di berbagai tempat di berbagai negara nyatanya juga memiliki tradisi atau festival berbau mistis.

Biasanya tradisi atau festival horor tersebut terkait dengan suatu momen atau memperingati hari tertentu yang dianggap penting oleh suatu golongan.

Seram bahkan unik, begitulah tradisi-tradisi ini berlangsung setiap tahunnya. Apa saja? Berikut 10 festival horor dari berbagai negara yang mungkin bisa menjadi list dalam tempat liburan selanjutnya.


1. Bram Stoker Festival, Irlandia
Kamu mengenal sosok Bram Stoker? Jika tidak, tapi tentu tahu dengan sosok Drakula bukan? Sosok hantu penghisap darah yang tidak hanya terkenal di eropa, tapi sudah terkenal seantero dunia.

Nah, Bram Stoker ialah pencipta dari sosok Drakula tersebut. Ia lahir di Irlandia pada tahun 1847 dan pertama kali mengenalkan sosok Drakula dalam Novelnya tahun 1897.

Begitu fenomenalnya sosok Drakula, hingga akhirnya nama Bram Stoker, sang penulis dipakai sebagai suatu Festival yang diadakan di Kota Dublin, ibukota Negara Irlandia. Hal ini tidak berlebihan nampaknya karena memang Bram Stoker sedikit banyak berperan dalam pengakuan Internasional UNESCO atas Dublin sebagai Kota Sastra Dunia.

Festival ini sendiri berlangsung selama 4 hari di akhir bulan Oktober. Tahun 2015 sendiri, Festival Bram Stoker berlangsung sejak tanggal 23 hingga 26 Oktober.

Selama perhelatan akbar tersebut, ada banyak acara yang berlangsung di berbagai tempat dari mulai perpustakaan, jalanan kota, hingga bioskop. Semua di buat menjadi satu konsep untuk mendukung suksesnya festival dari pagi hingga malam termasuk parade kostum horor.

Akhir dari perhelatan ini biasanya dilakukan sejak pukul 6 pm, dimana parade kostum horor raksasa menjadi atraksi utama yang akan melalui jalanan kota Dublin.

Tradisi-Tradisi Horor di Berbagai Negara
Bram Stoker Festival, via http://www.bramstokerfestival.com


2. Pemakaman Langit, Tibet
Punya rencana traveling ke Tibet? Punya nyali besar? Mungkin kamu bisa mengikuti sebuah tradisi yang terbilang cukup horor.

Jika Festival Bram stoker di Irlandia terkesan lebih merupakan tradisi perayaan yang semarak dan untuk bersenang-senang saja, maka tradisi yang ada di Tibet ini sangat sakral dan horor dalam arti sesungguhnya.

Pemakaman Langit (Sky Burial), begitulah tradisi ini dikenal. Tradisi adat ini warga Tibet pegunungan penganut ajaran Buddha Vajrayana berbeda dengan kebiasaan umat Buddha lainnya karena mereka tidak mempercayai adanya reinkarnasi, sehingga tubuh yang sudah meninggal akan kembali kepada alam.

Horornya ialah tradisi ini mengharusnya jenazah yang sebelumnya sudah didoakan oleh para rahib atau pemuka agama, dibawa ke atas gunung dimana ada banyak burung pemakan bangkai. Selanjutnya, mayat akan di disayat dan dipotong-potong untuk akhirnya dimakan oleh para burung.

Tak cukup disitu, sisa –sisa tulang yang ada akan ditumbuk kembali hingga halus sehingga bisa dimakan kembali oleh burung-burung lain yang lebih kecil.

Cukup menyeramkan memang, tapi itulah kepercayaan mereka karena bagi mereka dengan begitu, arwah jenazah akan lebih mudah menuju nirwana karena memberikan kemanfaatan kepada makhluk lainnya.

Tidak ada waktu pasti tentunya dalam pelaksanaan tradisi ini. Namun, jika memang kebetulan kamu datang ke Tibet dan sedang ada ritual Pemakaman Langit, Tertarikkah untuk datang?

Tradisi-Tradisi Horor di Berbagai Negara
Pemakaman Langit Tiber, via http://lifestyle.liputan6.com/


3. Festival Hantu Lapar, Tiongkok
Festival bernama unik ini mungkin sudah tidak begitu asing bagi kamu yang dekat dengan warga Tionghoa. Di negara asalnya, Festival Hantu Lapar dikenal dengan nama Yu Lan Festival dan cukup semarak dirayakan.

Festival yang diadakan setiap bulan ke 7 kalender Lunar tersebut dipercaya sudah ada sejak Dinasti Liang tahun 502-557 Masehi.

Dinamakan Hantu kelaparan karena menurut kepercayaannya bahwa pada bulan tersebut, pintu neraka dibuka sehingga para hantu dan roh dapat bebas keluar dan mengganggun bumi. Untuk itulah biasanya selama bulan ke tujuh tersebut warga Tionghoa menghindari melakukan perjalanan, pindah rumah, menikah, memulai bisnis, atau lain sebaginya.

Di negara asalnya, Tiongkok, Festival Hantu Lapar memang terbilang meriah dimana hampir di semua lokasi dari mulai taman, lapangan, sungai, dan terutama kuil akan mengadakan ritual selama satu bulan.

Di awal bulan, tradisi yang berlangsung ialah pembakaran uang kertas. Mereka juga akan banyak menyalakan dupa dan menyiapkan beragam makanan. Upacara d jalanan, pasar, dan kuil juga tak henti dilakukan, termasuk pementasan drama untuk merayakan festival ini.

Di hari tarakhir dimana kepercayaannya bahwa roh dan hantu akan kembali ke neraka dan pintu neraka akan ditutup kembali, upacara terus dilakukan dengan membakar uang kertas, pakaian, bahkan mungkin replika harta lainnya.

Tradisi mengarung lentera ke sungai juga biasa dilakukan di malam hari terakhir dimana mereka yakin bahwa hantu dan roh nenek moyang akan pergi mengiringi hanyutnya lentera di sungai.

Selama festival berlangsung pula, cukup banyak pantangan yang dipercayai seperti tidak duduk di baris pertama dalam sebuah pertunjukan, dilarang melihat kebawah altar saat berdoa, dilarang berdidir di bawah pohon, dan masih banyak lainnya.

Tradisi-Tradisi Horor di Berbagai Negara
Hungry Ghost Festival, via http://si.wsj.net/


4. Obon Festival, Japan
Hampir serupa dengan Yu Lan Festival di Tiongkok, Festival di Jepang ini juga merupakan perayaan menyambut kehadiran arwah leluhur yang datang ke keluarganya satu waktu dalam satu tahun yaitu pada tanggal 13 sampai 15 bulan Juli atau pertengahan bulan Agustus. Ya, Festival ini memang memiliki waktu yang berbeda setiap daerah dikarenakan perubahan penggunaan kalender antara kalender matahari dengan kalender Lunar.

Untuk perayaan bulan Juli didasari pada kalender matahari atau masehi. Perayaan pada bulan ini biasa dilakukan oleh warga Jepang bagian Timur seperti Tokyo, Yokohama, dan Tohuku. Sedangkan perayaan bulan agustus didasari pada kalender Lunar.

Nama resmi dari festival ini ialah Ura-bon, namun saat ini lebih dikenal dengan Festival O-bon atau Festival Lentera. Karena perayaan yang dilakukan oleh warga Jepang Buddhist ini juga menjadi hari libur nasional, akhirnya menjadi sangat semarak layaknya lebaran di Indonesia dimana orang-orang akan berbondong kembali ke kampung halaman.

Pada Festival Obon ini, warga biasanya akan berziarah kubur dan membersihkan kuburan leluhurnya sebagai bentuk penghormatan. Selain itu, di rumah-rumah warga biasanya akan digantung lentera.

Ada banyak acara yang terselenggara untuk merayakan Obon seperti festival tarian tradisional yang diadakan di seluruh daerah di Jepang. Tarian ini biasa diikuti oleh banyak orang dan membuatnya sangat semarak.

Sedangkan di hari terakhir Festival Obon, untuk mengiringi kepergian roh leluhur, mereka akan menyalakan lentera, lillin, atau sejenisnya di berbagai tempat secara massal. Untuk itulah Festival Obon sering disebut juga dengan Festival Lentera.

Tidak hanya di Jepang, Obon Festival juga dirayakan di berbagai negara oleh komunitas Jepang di negara tersebut.

Tradisi-Tradisi Horor di Berbagai Negara
O-bon Fest, via moviefancentral.com


5. Hari Raya Kematian, Mexico
Day of The Dead Festival atau dalam bahasa Spanyol Mexico disebut Die de Muertos merupakan salah satu festival besar yang bahkan dirayakan secara nasional sebagai hari libur.

Tradisi ini dipercaya sudah berlangsung selama 3.000 tahun. Inti dari perayaannya yaitu untuk mengenang keluarga yang telah meninggal. Berlangsung di tanggal 1-2 November, festival ini bahkan masuk dalam daftar Budaya Warisan Kemanusiaan Takbenda oleh UNESCO.

Pemilihan tanggal 1-2 November sendiri dipercaya sebagai penanda bulan kesembilan dari Kalender Matahari Suku Aztec. Pada tanggal 1 dipercaya roh anak-anak lah yang akan datang ke rumah keluarga, sedangkan tanggal 2 giliran roh orang dewasa.

Dalam perayaan festival, diadakan parade massal oleh ratusan orang berdandan hantu tengkorak. Mereka kemudian menari dan berdandsa diiringi oleh musik khas Mexico sepanjang malam. Meskipun terkesan seperti sebuah pesta parade, namun bagi orang-orang Meksiko, perhelatan ini tetap khidmat, sakral, dan beriring doa.

Perayaan juga ditandai dengan adanya patung-patung tengkorak yang dipasang di berbagai tempat. Warganya juga akan membuat altar besar dirumah dan dihiasi lilin, bunga, buah, dan sesaji lainnya untuk menghormati leluhur. Tak ketinggalan mereka juga akan berziarah ke pemakaman keluarga untuk berdoa serta menaruh lilin dan bunga. Tak jarang mereka kepemakaman masih dengan menggunakan kostum hantu dan berlangsung saat malam hari.

Selama 2 hari tersebut, jalanan kota-kota di Meksiko memang sangat ramai dan semarak sehingga menarik perhatian wisatawan mancanegara. Beberapa kota di Meksiko yang cukup semarak mengadakan Festival Hari Raya Kematian ini ialah Mexico City, Janitzio, Patzcuaro, dan Michoachan.

Tradisi-Tradisi Horor di Berbagai Negara
Die de Muertos, via mexico.cnn.com


6. Pitru Paksha, India
Jika membiacarkan suatu ritual tradisional keagamaan, Tanah Hindi rasanya tak bisa dilewatkan begitu saja. Termasuk Ritual yang dapat dikatakan Horor ini, yaitu Pitru Paksha.

Ritual ini merupakan persembahan untuk menyambut arwah nenek moyang yang telah meninggal dan turun kebumi tepatnya di 16 hari di bulan Aswin pada kalender Hindi. Ritualnya sendiri berlangsung selama 2 minggu pada bulan tersebut.

Tradisi Pitru Paksha dipercaya berakar dari sebuah mitologi bahwa arwah seorang dermawan bernama Karna yang semasa hidup sering menyumbangkan emas dan barang berharga lain. Hingga akhirnya ketika ia meninggal dan disurga, ia pun hanya diberi emas untuk makan. Karena bingung, ia pun bertanya pada Batara Indra, sosok yang diagungkan, akan alasan diberikannya emas saja. Indra menjelaskan bahwa selama hidupnya, Karna tidak pernah menyumbangkan makanan kecuali emas. Untuk itu, Karna memohon agar dikembalikan ke bumi selama 16 hari untuk menebus semua kesalahan tersebut.

Berakar dari sinilah, warga Hindi percaya bahwa setiap 16 hari di bulan tersebut, roh nenek moyang mereka akan turun kebumi dan memberikan berkat kepada keluarga yang ditinggalkan.

Dalam tradisi Pitru Paksha, selama 16 hari tersebut ada berbagai riutal yang harus dilakukan. Salah satu yang terkenal ialah anggota keluarga laki-laki terkhusus anak tertua diharuskan mandi secara massal di tepi sungai dengan menggunakan cincin yang terbuat dari rumput Kush. Cincin tersebut menjadi lambang dari kebaikan dan upaya memanggil roh leluhur.

Selain itu, mereka juga akan menyiapkan beragam sesaji dirumah dan jalanan sebagai bentuk penghormatan arwah. Berbagai pantangan juga menghiasi keragaman tradisi ini seperti dilarang membeli baju baru, keramas, memotong rambut, memulai bisnis baru, pernikahan, dan lain sebagainya.

Tradisi-Tradisi Horor di Berbagai Negara
Pitru Paksha, via http://www.ilpost.it/2012/10/15/foto...ism-festival-4


7. Festival Jelang Kematian, Spanyol
Ya, memang terbilang unik. Jika festival horor sebelumnya merupakan suatu ritual akan kematian leluhur yang telah terjadi, maka di Spanyol justru diadakan ritual untuk orang-orang yang merasa akan mati.

Festival Jelang Kematian atau dalam bahasa setempat artinya La Fiesta de Santa Marte de Riberteme, begitulah nama dari ritual ini.

Berlangsung di sebuah kota kecil bagian Barat Laut daratan Spanyol bernama Kota Las Nieves. Ritual ini berlangsung setiap tanggal 29 Juli. Siapapun bisa mengikuti dan menjadi peserta dengan syarat ia merasa bahwa dalam satu tahun kedepan ia akan mengalami kematian.

Lantas ritual apa yang akan dilakukan? Ternyata, ada cukup banyak prosesi yang berlangsung sejak pagi hari.

Seluruh Peserta akan dimasukkan kedalam peti jenazah dan diarak mengelilingi kota. Selama pengarakan itu, ratusan bahkan ribuan orang akan turut serta meramaikan festival unik ini, termasuk keluarga peserta yang akan merasakan kesedihan mendalam selama prosesi berlangsung.

Tepat tengah hari, peserta dibawa ke gereja dan diadakan ritual keagamaan yang cukup khidmat . Setelahnya mereka dibawa ke pemakaman kota diiringi teriakan keluaranya terhadap Virgin Santa Maria.

Ritual pengarakan akan berakhir di Saint Marte de Riberteme, sebuah patung pelindung kebangkitan yang berada di tengah Kota Las Nieves.

Ritual ini memang banyak menuai kontroversi dari pemuka agama karena dianggap mendahului kehendak Tuhan. Namun, karena sudah menjadi tradisi akhirnya ritual ini terus berlangsung hingga saat ini dan justru berhasil menarik perhatian wisatawan mancanegara.

Tradisi-Tradisi Horor di Berbagai Negara
Festival Menjelang Kematian, via http://images.detik.com/content/2012...antamarta2.jpg


8. Festival Pchum Ben, Cambodia
Cambodia, negara yang terkenal dengan kebudayaan dan agama Buddhanya ini juga memiliki suatu tradisi horor yang berkaitan dengan kematian dan roh leluhur.

Pchum Ben, itulah nama tradisi akbar ini. Tradisi ini memang menjadi perayaan sangat penting bagi orang Kamboja,

Inti dari Festival Pchnm Ben ialah memberikan penghormatan dan sesembahan kepada nenek moyang yang telah mendahuli. Pchum Ben sendiri artinya ialah ‘Berkumpul Bersama’ yang artinya seluruh anggota keluarga diwajibkan berkumpul dan memberikan doa kebaikan kepada leluhur mereka dengan maksud mengurangi penderitaan akibat dosa-dosa yang pernah leluhur tersebut lakukan sebelumnya di dunia semasa hidupnya.

Mereka percaya bahwa orang yang sudah meninggal akan bereinkarnasi sehingga agar reinkarnasi leluhur mereka menjadi sosok yang lebih baik dan lebih cepat, maka dari itu mereka harus membantunya dengan pemberian doa.

Perayaan ini dilangsungkan selama 15 hari pertama pada bulan kesepeluh Kalender Tradisional Khmer. Selama hari-hari tersebut, orang-orang kamboja harus memasak makanan untuk diletakkan di pagoda. Setidaknya persembahan ini dilakukan satu kali dalam 15 hari terutama di hari terakhir karena dianggap menjadi puncak perayaan.

Jika mereka tidak melakukan hal tersebut, menurut kepercayaan mereka, sang leluhur akan marah karena tidak melihat adanya sesaji yang diberikan kepada mereka. Hal itu akan berdampak pada kesulitan meraih kesuksesan karena kutukan leluhur yang merasa tidak diperdulikan oleh keturunannya.

Tradisi-Tradisi Horor di Berbagai Negara
Pchum Ben Cambodia, via http://www.sgtravel.net/wp-content/u...n-festival.jpg


[URL="http://jalan2.com/forumS E N S O Rentry/1225-tradisi-tradisi-horor-di-berbagai-negara/"]SUMBER[/URL]
0
2K
17
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThread84.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.