fadw.crtvAvatar border
TS
fadw.crtv
Dinamika Non(a)-Tunai


Pembayaran non-tunai sekarang sudah digecarkan oleh pemerintah. Beberapa fasilitas pun sudah dipaksa menggunakan pembayaran non-tunai, seperti pembayaran tol dan Trans Jakarta. Pembayaran tunai saat memasuki tol memang bisa dibilang dipaksakan.

Secara prosedur, saya pribadi memang lebih suka untuk menggunakan non-tunai. Namun bukan untuk di Indonesia. Bisa dibilang walau saat ini kinerja non-tunai di Indonesia sudah sedikit lebih baik, secara tak kasat mata kita masih ribet saat melakukan isi ulang.

Bisa dibilang hal paling ribet adalah menemukan tempat isi ulang. Sepengetahuan saya pribadi, isi ulang kartu non-tunai hanya bisa dilakukan di ATM khusus saja. Beberapa ATM cabang mungkin tidak menyediakan fasilitas isi ulang tersebut.

Selain itu, isi ulang di gerbang tol menurut beberapa referensi bisa dilakukan. Mungkin tidak semua gerbang tol menyediakan fasilitas ini. Jika dilihat dari kegunaannya, isi ulang di gerbang tol bisa dibilang sebagai isi ulang keadaan darurat, bukan untuk isi ulang reguler. Karena jika setiap orang mengisi di gerbang tol, maka sama saja dengan pembayaran tunai seperti sebelumnya.

Isi ulang salah satu kartu non-tunai pun bisa dilakukan di halte busway khusus warga Jakarta. Sayangnya lagi, setiap halte hanya menyediakan sedikit loket isi ulang. Mungkin umumnya 1 loket saja. Penumpukan penumpang bisa terjadi saat isi ulang ini.

Bisa dibilang non-tunai sebagai pengalihan penumpukan. Di satu tempat penumpukan bisa terlerai namun di tempat lain terjadi penumpukan yang parah. Walau memang saya belum pernah melihat secara pribadi.

Kelebihan non-tunai yang saya lihat adalah jika saldo kita isi dengan banyak sekaligus, maka kita bisa bebas isi ulang selama beberapa hari ke depan sesuai pemakaian. Ya, memang seharusnya kartu-kartu non-tunai diisi bukan untuk sekali jalan, namun untuk beberapa hari atau untuk satu bulan penuh.

Selain menghemat waktu, tentu saja menghemat biaya. Hal yang saya tidak bisa pikirkan adalah kenapa di Indonesia, setiap isi ulang dibebankan yang namanya uang administrasi?

Kita isi pulsa 10.000 rupiah harus bayar 12.000 rupiah. Sampai kita isi ulang kartu non-tunai pun masih dibebankan yang namanya uang admin. Di satu sisi kita dipaksa pakai non-tunai, tetapi di sisi lain keuntungan diambil dengan cara apapun.

Jika kita merujuk ke negara lain, rasa-rasanya tidak ada tambahan uang saat pembayaran atau isi ulang. Kita beli pulsa 10.000 ya tetap bayar 10.000 juga. Kita isi ulang kartu non-tunai nominal terkecil pun tidak ada yang namanya biaya admin, di mana pun kita isi tidak ada yang namanya uang admin.

Ya, itu juga sebagai alasan kita harus mengisi non-tunai dengan nominal yang cukup untuk beberapa hari ke depan. Jika sekali transaksi isi ulang dibebankan maksimal 2.000 rupiah, maka jika sehari dua kali isi ulang dan sebulan 25 hari kita beraktifitas, maka total biaya admin yang kita keluarkan adalah 100.000 rupiah. Lumayan kan kalau diisi saldo bisa buat beberapa hari.

Ya, dengan alasan terbentur infrastruktur pemerintah masih bisa mengelak jika non-tunai masih belum maksimal. Mungkin kita bisa menikmati pembayaran cepat dengan non-tunai, tapi masih ada kemacetan di titik lain dan masih ada antrian di tempat lain yang mesti membuat kita lebih bersabar.

Penulis : fadw.crtv
5/10/2017
0
27K
186
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.9KThread82.7KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.