9 Puisi Sastrawan Paling 'Jleb' yang Ampuh Obati Luka Hati
TS
vizum78
9 Puisi Sastrawan Paling 'Jleb' yang Ampuh Obati Luka Hati
Dahulu kala banyak pemuda dan pemudi mengekpresikan perasaannya melalui syair2 yg melo dan mendayu2 ttg isi hatinya.
Entah itu lagi jatuh cinta atau patah hati,nah kali ini ane buat trit ttg syair2 tuk obati luka hati tuk para jones yg slalu di tolak atau slalu di tinggal kan oleh pasangannya
Mari kita simak isi syair2 tersebut yaa agan2 semua
Spoiler for . Doa Mempelai - Joko Pinurbo:
Malam ini aku akan berangkat mengarungimu.
Perjalanan mungkin akan panjang berliku dan nasib baik tidak selalu menghampiriku tapi insyaallah suatu saat bisa kutemukan sebuah kiblat di ufuk barat tubuhmu.
(2002; kado buat Ade & Fajar)
Spoiler for . Barangkali Telah Kuseka Namamu - Goenawan:
Barangkali telah kuseka namamu dengan sol sepatu Seperti dalam perang yang lalu kauseka namaku.
Barangkali kau telah menyeka bukan namaku.
Barangkali aku telah menyeka bukan namamu.
Barangkali kita malah tak pernah di sini.
Hanya hutan, jauh di selatan, hujan pagi.
Spoiler for Hatiku Selembar Daun – Sapardi Djoko Damono:
Hatiku selembar daun melayang jatuh di rumput;
nanti dulu, biarkan aku sejenak terbaring di sini;
ada yang masih ingin kupandang yang selama ini senantiasa luput;
sesaat adalah abadi sebelum kau sapu tamanmu setiap pagi.
Spoiler for Di Hadapan Rahasia - Adimas Immanuel:
Masihkah kita harus bersengketa ketika hari hampir habis dan doa hanya menjadi ritus ala kadarnya?
Sementara daun-daun tak sekalipun menebak ke mana angin akan meniupnya.
Seperti kita manusia yang amat kecil di hadapan rahasia,yang tak sepenuhnya berkuasa atas jatuh-bangun kita.
Spoiler for Yang Terampas dan yang Putus - Chairil Anwar:
Kelam dan angin lalu mempesiang diriku,
menggigir juga ruang di mana dia yang kuingin,
malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu di Karet,
di Karet (daerahku y.a.d) sampai juga deru dingin aku berbenah dalam kamar,
dalam diriku jika kau datang dan aku bisa lagi lepaskan kisah baru padamu;
tapi kini hanya tangan yang bergerak lantang tubuhku diam dan sendiri, cerita dan peristiwa berlalu beku
Spoiler for Kerinduan - Kahlil Gibran:
Merenda sebuah tali kasih
Kusimpul menjadi satu hati gambaran jiwa yang terluka bagai langit meratap sendu kala bias cinta menghilang sakit itupun datang tanpa permisi.
rembulan tak menyisakan senyum.
Bersama malam, kudekap lirih arti kerinduan.
Kesendiriaan.
Spoiler for Hari Ini Seperti Juga Kemarin:
Hari ini seperti juga kemarin tak lagi terbandingkan, antara nasib antara sepi
kemudian rawan, jatuh di bumi lantas seperti kemarin-kemarin: matahari pagi
Spoiler for "O" – Sutardji Calzoum Bachri:
dukaku dukakau dukarisau
duka kalian dukangiau
resahku resahkau resahrisau
resahbalau resahkalian raguku
ragukau raguguru ragutahu
ragukalianmauku maukau mautahu
mausampai maukalian maukenal
maugapaisiasiaku siasiakau siasia
siabalau siarisau siakalian
siasiawaswasku waswaskau waswaskalian
waswaswaswaswaswaswaswaswaswas
duhaiku duhaikau duhairindu
duhaingilu duhaikalian
duhaisangsaioku okau okosong orindu okalian obolong o risau o Kau O...
Spoiler for Aku Tengah Menantimu – Sapardi Djoko Damono:
Aku tengah menantimu, mengejang bunga randu alas
Di pucuk kemarau yang mulai gundul itu
Berapa juni saja menguncup dalam diriku dan kemudian layu
Yang telah hati-hati kucatat, tapi diam-diam terlepas
Awan-awan kecil melintas di atas jembatan itu, aku menantimu
Musim telah mengembun di antara bulu-bulu mataku
Kudengar berulang suara gelombang udara memecah
Nafsu dan gairah telanjang di sini, bintang-bintang gelisah
Telah rontok kemarau-kemarau yang tipis; ada yang mendadak Sepi
Di tengah riuh bunga randu alas dan kembang turi aku pun
Menanti Barangkali semakin jarang awan-awan melintas di sana
Dan tak ada, kau pun, yang merasa ditunggu begitu lama
Dibaca, diresapi, sungguh bisa memulihkan perasaan.