cover buku album the Photo Ark via joelsartore.com
Perubahan iklim pacu laju pemusnahan biodiversitas. Fotografer
Joel Sartore
membuat proyek fotografi penting bernama
Photo Ark, sebuah dokumentasi 6.200 spesies terancam atau langka, sebelum hewan ini musnah dari muka Bumi.
Quote:
Joel Sartore via: joelsartore.com
Musnahnya biodiversitas bagi banyak orang mungkin merupakan konsep abstrak. Banyak yang tidak menyadari jika keragaman hayati musnah, ruang hidup mereka juga terancam. Untuk memberikan gambaran lebih jelas mengenai ancaman musnahnya keragaman hayati, Joel Sartore fotografer terkemuka dari
National Geographic Magazine,membuat proyek pemotretan 12.000 spesies yang berada di kebun binatang, yang jika di alam jenis hewan ini terancam musnah. Proyek ini sudah berjalan sejak tahun 1995, dan baru separuh dari seluruh spesies itu yang berhasil difoto.
Himpunan foto hewan-hewan langka dan terancam musnah diterbitkan dalam buku
Photo Ark. Sartore telah memotret 6.200 spesies hewan yang dikandangkan di lebih 200 kebun binatang di seluruh dunia.
"Masih tersisa lebih 6.000 spesies yang harus difoto dalam waktu 15 tahun ke depan", ujar fotografer kawakan itu dalam wawancara dengan
Deutsche Welle.
Amfibi sebagai indikator
Sartore mengakui, ia banyak memotret amfibi khususnya katak dan kodok dalam proyek PhotoArk ini.
"Kodok dan katak adalah binatang yang boleh dibilang purba, karena regulasi tubuhnya tergantung lingkungan. Untuk berkembangbiak, kodok perlu temperatur, kelembaban dan curah hujan yang tepat", ujar Sartore kepada DW. Karena itu amfibi sekarang ini jadi indikator penting perubahan ekosistem. Terutama efek pemanasan global, menjadi ancaman serius bagi eksistensi amfibi yang sangat peka pada perubahan alami. Fotogreafer kawakan dari National Geographic itu kepada DW juga mengakui punya prioritas dalam pemotretan spesies terancam musnah. Yang diutamakan adalah hewan langka, yang cuma tinggal beberapa ekor yang tersisa di alam. Jika tidak cepat melakukan dokumentasinya, hewan akan keburu mati dan musnah.
Quote:
PHOTO ARK: DOKUMENTASI BIODIVERSITAS SEBELUM MUSNAH
Katak Pohon Terakhir
Toughieadalah sejenis spesies katak pohon terakhir yang sempat dipotret oleh Joel Sartore sebelum dinyatakan musnah beberapa hari setelah difoto. Contoh spesies terakhir ini sebelumnya dikoleksi di Atlanta Botanical Garden. Untuk proyek Photo Ark, fotografer National Geographic itu memotret lebih 6.200 spesies hewan terancam musnah dalam kurun waktu 20 tahun lebih.
Amfibi Indikator Lingkungan
Katak harlequin atau badut ini adalah spesies khas yang ada di pegunungan Panama dan terancam musnah. Amphibi terutama katak dan kodok, jadi fokus perhatian fotografer Joel Sartore, karena hewan ini bisa dijadikan indikator perubahan lingkungan. Amfibi menuntut suhu, kelembaban, curah hujan yang tepat untuk berkembang biak. Pemanasan global terbukti jadi ancaman serius bagi eksistensi hewan ini.
Primata Bersaing Habitat
Primata di muka Bumi bersaing ketat berebut habitat untuk hidup. Simpanse akan jadi spesies yang kalah dalam perebutan ekosistem dengan manusia. Pembalakan hutan besar-besaran dan perburuan ilegal, akan memusnahkan spesies kera besar ini. Penangkaran di kebun binatang, hanya menyisakan jenis hewan yang tergantung pada manusia.
Berpacu Dengan Waktu
Proyek Photo Ark harus berpacu dengan waktu. Dalam 15 tahun ke depan, lebih 6.000 spesies harus di dokumentasikan sebelum hewan ini musnah. Fotografer National Geogrphic ini sudah mengunjungi 200 kebun binatang di seluruh dunia untuk proyeknya.Sartore harus berpacu dengan waktu, mengingat usianya saat ini dan laju pemusnahan biodiversitas yang semakin cepat.
Proyek Fotografi Sulit
Pemotretan spesies butuh keahlian dan kesabaran. Perlu waktu riset, kerjasama dengan kebun binatang, pemilihan hewan terancam atau langka dan menyiapkan peralatannya. Untuk pemotretan beberapa menit, sering diperlukan persiapan berbulan-bulan.
Foto: Joel Sartore, National Geographic Magazine, Photo Ark (as/ml)
Quote:
HEWAN DIBUNUH UNTUK KOLEKSI BAGIAN TUBUHNYA
Simbol Status Usang
Sudah jadi rahasia umum bisnis menggiurkan gading dan cula badak berdampak destruktif terhadap eksistensi dua spesies tersebut. Tapi bukan hewan ini saja yang ditangkap, disiksa dan dibunuh untuk bagian tubuhnya. Beruang bukan hanya diburu karena empedunya yang katanya bagus sebagai obat, tapi telapaknya juga masih dijual dan jadi makanan elit di sejumlah negara Asia.
Tempurung Kura-Kura Jadi Hiasan Rambut
Penggunaan tempurung kura-kura sudah tercatat sejak beberapa abad lalu. Baik untuk hiasan rambut maupun hiasan mebel. Walaupun kura-kura jenis Hawksbill,yang jadi sasaran utama, sudah dicantumkan dalam jenis hewan yang sangat terancam, dan tempurung kura-kura sudah dilarang penjualannya sejak 1973, produksi benda dari bagian tubuh hewan ini terus berjalan.
Obat Kuat dari Tulang Harimau
Harimau diburu bukan hanya karena kulitnya, yang dipamerkan sebagai simbol status sebagian kaum kaya di Cina.Tapi juga untuk tulangnya, yang diolah jadi minuman, dan dijual sebagai obat rematik dan impotens. Laporan Environmental Investigation Agency yang bermarkas di London tahun 2015 menunjukkan, daging harimau juga ditawarkan di restoran Laos.
Vonis Mati Bagi Hiu
Sirip hiu diolah jadi sup mewah di restoran Asia. Perburuan hiu biasanya cuma memotong siripnya, dan tubuh hiu yang dagingnya tidak bisa dijual dibuang kembali ke laut dalam keadaan hidup. Karena tidak bisa lagi berenang hiu tenggelam dan mati dengan tersiksa.
Bulu Macan Tutul Asli
Seperti harimau, macan tutul salju diburu karena kulitnya yang digunakan untuk membuat mantel musim dingin di sebagian negara Asia Tengah, Eropa Timur dan Rusia. Di samping itu, tulangnya juga digunakan untuk obat-obatan tradisional Asia. Hewan ini kadang ditangkap untuk koleksi pribadi. Diperkirakan hanya 4.000 hewan hidup bebas.
Gorila Jadi "Piala"
Gorila diburu karena dagingnya, yang berharga lebih mahal daripada daging hewan liar lainnya. Tapi juga ada laporan tentang praktek perburuan kera besar ini yang ibaratnya piala bagi yang berhasil membunuhnya.
Karena Aromanya
Rusa jenis "musk deer" diburu untuk diambil kelenjar aromanya, yang digunakan untuk produksi minyak wangi. Walaupun kelenjar bisa diambil tanpa membunuh hewan itu, pemburu biasanya membunuhnya. Hewan ini dilindungi kelestariannya lewat Convention on International Trade in Endangered Species, tapi perburuannya terus masih berlanjut.
Bulu dan Paruh Hewan Langka
Rangkong Badak (foto) jadi sasaran pemburu karena bulunya berharga mahal di pasaran. Tapi spesies burung lain dari famili ini diburu karena paruhnya yang besar dan unik. Seperti gading, paruhnya bernilai tinggi, dan digunakan untuk membuat ornamen, patung kecil dan asesoris.
Foto: Joel Sartore, National Geographic Magazine, Photo Ark (as/ml)
Quote:
SATWA LIAR TERANCAM PUNAH
Raja Hutan Dalam Ancaman
Kendati bernama "Singa Afrika," satwa ini dulunya juga berkeliaran di kawasan Balkan dan Timur Tengah. Namun persaingan dengan manusia memangkas populasi Singa Afrika. Kini fauna yang dilindungi itu cuma bisa ditemukan di kawasan kecil India dan selatan gurun Sahara.
Si Tua Dari Rusia
Saiga Antilop sudah mendiami muka bumi sejak zaman es. Satwa yang kini hidup di kawasan steppa Rusia, Kazakhstan dan Mongolia itu terancam punah lantaran perburuan. Selain mampu berjalan 120 kilometer sehari, hewan ini juga bisa berenang.
Sirip Pembawa Petaka
Sirip ikan hiu sangat digemari di Jepang dan Cina. Nelayan memotong sirip hiu ketika satwa itu masih hidup lalu melemparkannya kembali ke laut, dimana mereka biasanya mati. Jikapun ditangkap seutuhnya,daging hiu akan mendarat di atas meja makan sebagai Surimi atau "Fish and Chips." Adapun tulang rawan hiu dipakai sebagai bahan campuran pupuk. Sementara kulitnya laku keras di industri fashion.
Gergaji Membawa Sial
Hiu gergaji yang bisa tumbuh sepanjang delapan meter ini termasuk satwa yang terancam punah. Ironisnya karena bentuk gergaji yang panjang, banyak hiu sentani mendarat secara tidak sengaja dijala nelayan.
Racun buat Pemangsa
Diclofenac adalah musuh non alami buat semua burung pemangsa. Obat penahan rasa sakit itu diberikan kepada sapi, babi atau kuda di Asia Selatan atau juga Italia dan Spanyol. Burung pemangsa yang memakan bangkai binatang tersebut akan mengalami gagal ginjal dan mati.
Pengungsi di Kebun Binatang
Keledai liar Asia kini punya julukan baru, yakni pengungsi di kebun binatang. Populasi satwa yang berumahkan di Asia Selatan ini berkurang separuhnya selama 15 tahun terakhir. Kini satwa yang terbiasa membawa beban berat itu termasuk yang paling terancam punah. Lebih mudah menemukan keledai Asia di kebun binatang Eropa ketimbang di habitat alaminya di Kazakhstan.
Tumpuan Harapan
Anjing laut yang sering terlihat bermalas malasan di tepi pantai ini sangat sensitif terhadap iklim, lingkungan dan penyakit infeksi. Sejak lama satwa ini rajin diburu untuk diambil kulitnya. Namun populasi anjing laut semakin bertambah berkat program perlindungan yang gencar dilakukan sejak beberapa tahun terakhir.
Satwa pra sejarah Pemakan Plastik
Penyu telah mendiami bumi sejak 225 juta tahun lantaran kemampuan uniknya yang mampu beradaptasi pada evolusi. Namun satwa yang mampu menempuh jarak jauh ini kini sedang terancam dan sebabnya dilindungi. Kendati begitu ancaman tetap ada lantaran manusia kerap mencuri telur penyu yang ditanam di pantai atau mati lantaran memakan sampah plastik yang mengambang di laut.
Hilang Bumi Dipijak
Beruang kutub terancam kehilangan tempat berpijak. Pasalnya satwa pemangsa terbesar di muka Bumi ini hidup di atas lempengan es benua Arktik. Perubahan iklim yang memangkas lapisan es kutub memaksa beruang kutub untuk berburu sembari berenang.
Santapan Berduri
Duri kecil yang memenuhi punggungnya memberikan nama pada jenis ikan pari ini. Kendati bersenjata, ikan pari punggung duri tidak mampu menahan gelombang kepunahan. Lantaran tubuhnya yang lebar dan pipih serta gerak geriknya yang lambat, satwa ini sering mendarat di jala nelayan. Selain sirip, ekor pari juga digemari sebagai santapan kuliner. Sementara sisanya mendarat di tempat sampah.
Penjelajah Malam Mencari Habitat
Kelelawar pemakan serangga terancam penggusuran. Penebangan hutan merenggut tempat istirahat mereka di siang hari. Sementara pengeringan kawasan rawa menghilangkan serangga yang menjadi santapan alaminya. Di Jerman jenis kelelawar bertubuh kecil ini masuk dalam daftar satwa yang terancam punah.
Foto: Joel Sartore, National Geographic Magazine,Photo Ark (as/ml)
laporan Lary Buhl (as/ml) dalam PhotoArk