Jakarta - Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi)- Jusuf Kalla (JK) terus menggenjot pembangunan infrastruktur. Namun ternyata jumlah pekerja di sektor konstruksi malah berkurang 500 ribu orang.
Data tersebut disampaikan oleh Tim Ekonom Bank Mandiri. Jumlah pekerja di sektor konstruksi di 2016 sebanyak 7,7 juta orang, tapi di kuartal I-2017 berkurang menjadi 7,2 juta orang.
"Sementara pertumbuhan sektor konstruksi tumbuh 6,46%. Itu lebih tinggi dari total GDP 5,01%. Ini ada fenomena yang bikin kaget kenapa pekerja di sektor turun, ini ada anomali," kata Kepala Ekonom Bank Mandiri Anton Hermanto Gunawan di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (4/10/2017).
Namun Tim Ekonom Bank Mandiri menemukan jawaban dari kejanggalan tersebut. Ternyata jumlah pekerja konstruksi yang menurun dari sektor pembangunan gedung atau properti, lantaran jumlah proyek yang menurun.
"Jadi konstruksi itu dibedakan antara yang infrastruktur seperti jalanan dan properti atau bangunan. Ternyata berbeda, di infrastruktur naik tapi yang properti itu menurun," imbuhnya.
Pihaknya mencatat, nilai proyek untuk bangunan di 2016 sebesar Rp 190,7 triliun. Sementara untuk proyeksi di 2017 turun menjadi Rp 173,1 triliun.
Sedangkan untuk nilai proyek non bangunan atau sipil meningkat dari Rp 232,4 triliun di 2016 diproyeksikan menjadi Rp 250,1 triliun di tahun ini. Selain itu total kredit perbankan untuk KPR dan KPA turun sementara untuk NPL-nya meningkat. Untuk NPL KPR saat ini di posisi 2,86% sementara KPA di 2,55%.
"Jadi sektor properti yang memberatkan dan membuat jumlah pekerja turun. Mungkin ini jawabannya. Dari sisi upah riil untuk pekerja sektor bangunan memang sudah negatif sejak lama," tukasnya. (mkj/mkj)
Sumber