HOT THREAD KE 53
*04 Oktober 2017*




Selamat pagi, siang, sore, petang, dan malam kawan - kawan kaskuser semua yang baik hati. Bertemu kembali di thread sederhana ane.

Saat ini dunia sedang di gandrungi dengan kehadiran aplikasi online, tidak terkecuali di Indonesia. Aplikasi ini bisa di bilang sangat memudahkan kita untuk melakukan segala aktifitas. Dan di Indonesia sendiri, aplikasi online ini tenar sejak merambah di bidang transportasi khususnya ojek online dan saat ini berkembang termasuk order makanan via online.

Beberapa keunggulan yang kita dapat dari penggunaan aplikasi ini diantaranya proses pemesanan yang cepat, harga yang sudah jelas dan lebih kompetitif di banding dengan yang konvensional, dan juga kita bisa memberikan nilai secara langsung terhadap pelayanannya. Jadi mereka tidak bisa semaunya sendiri dalam bekerja, mereka bakal sebaik mungkin memberikan pelayanan agar mendapat rate 5.

Berbekal case itu, ane jadi berfikir seandainya saja semua layanan umum di Indonesia seperti rumah sakit, bandara, dan semua layanan umum menggunakan standar rate dari masyarakat umum, bakal gimana ya?



Nggak bakal ada yang ogah - ogahan lagi.


Sudah menjadi rahasia umum jika layanan umum di Indonesia bisa di bilang mayoritas masih buruk dalam pelayanannya. Apalagi yang menyangkut pelayanan publik, misalnya aja kalau lagi ngurus segala sesuatu yang berhubungan dengan pemerintahan. Mau ngurus KTP aja, setahun belum jadi dan alasannya pun beragam, karena blangko kosong, karena mesin rusak de el el. Bayangkan saja, seandainya pelayanannya menggunakan sistem rate, maka mereka gak bakal lagi berani buat ogah - ogahan supaya ga dapet nilai rate yang rendah.



Masyarakat umum bakal jadi raja.


Jika selama ini kita sering di kecewakan dengan ruwetnya birokrasi dan kadang kita kurang di anggap. Tapi hal sebaliknya bakal terjadi jika saja sistem rate ini di terapkan. Mereka bakal menganggap masyarakat umum sebagai raja yang harus mereka penuhi kebutuhannya. Meskipun bisa jadi layanannya setengah hati tapi paling tidak, wajah mereka tetap bisa tersenyum agar bisa dapat raport yang bagus.



Tidak ada lagi ABS (Asal Bapak Senang)


Gimana sih supaya bisa naik jabatan? Caranya gampang, tinggal jilat sana injak sini. Sebagian orang menerapkan ini. Dengan cara ini, biarpun dia tidak bisa memuaskan pelanggan, dalam hal ini masyarakat umum tapi asal bisa memuaskan hati pimpinan, maka karir bakalan lancar. Tapi jika masyarakat umum punya kekuasaan untuk menilai langsung kinerja mereka, jangan harap bisa lagi ada yang seperti ini.



Jika rate jelek, pegawai bisa di mutasikan bahkan di pecat.


Ini yang bakal jadi momok buat mereka, mau gak mau mereka mesti berusaha untuk melayani dengan sebaik mungkin dan bisa memuaskan agar mendapat nilai yang bagus dari masyarakat umum yang dia layani. Tapi efek buruknya, masyarakat juga bisa sebaliknya semaunya menilai kinerja seseorang, tidak puas sedikit kasih nilai jelek.




Suatu saat nanti bukan hal yang mustahil pemerintah bakal menerapakan kebijakan seperti ini, untuk mendukung program good goverment. Dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi, masyarakat bisa ikut menilai kinerja para birokrat yang seharusnya melayaninya. Sehingga tidak terkesan teknologi hanya di gunakan oleh pemerintah untuk menekan masyarakat seperti halnya teknologi di gunakan dalam penerapan tilang elektronik.







Disclaimer : Asli tulisan TS
Sumur : Pengamatan dan opini pribadi TS