Siang itu saya mondar-mandir di depan laboratorium patologi anatomi yang ada di lantai 4 gedung radioputro fakultas kedokteran UGM. Memang pukul 12.00- 13.00 waktu istirahat bagi karyawan fakultas. Sholat zuhur sudah selesai ditunaikan, namun loket pengambilan masih tutup. Mungkin sedang makan siang.

Sejak 3 bulan terakhir, tepatnya saya lupa berapa bulan benjolan di leher kanan istri saya muncul. Berkali-kali istri saya menanyakan benjolan ini bahaya atau tidak. Saya hanya menjawab itu hanya benjolan biasa, soalnya bentuknya tidak terlalu jelas. Ukuran kecil kesannya difuse, bukan berupa benjolan keras (nodul). Lagipula tidak ada gejala lain seperti demam, penurunan berat badan, suara serak, memang ada batuk yang selalu muncul jika terkena udara dingin, pikir saya mungkin hanya batuk alergi.

Namun 3 bulan lebih benjolan itu makin terlihat, istri saya khawatir jika ada sesuatu. Mungkin ini adalah penyakit grave, suatu penyakit autoimun yang menyerang kelenjar tiroid sehingga merangsang tiroid untuk mengeluarkan hormon-hormonnya. Gejala yang muncul biasanya berupa pengingkatan metabolisme seperti berdebar-debar, badan kurus tanpa sebab, tidak tahan panas, tremor yang biasanya tampak pada tangan, dan biasanya disertai adanya benjolan dileher dan juga mata yang menonjol.

Oleh karena itu kami memutuskan untuk memeriksa hormon tiroid yaitu free T4 dan TSH. Biasanya pada penyakit Grave hormon Free T4 nya tinggi dan TSH nya rendah. T4 adalah hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar tiroid untuk metabolisme tubuh. Hampir 75% hormon ini didistribusikan oleh protein yang dinamakan Thyroxin binding globulin untuk di pakai sel-sel tubuh, namun T4 ini harus di ubah menjadi bentuk aktif yakni menjadi T3 dulu agar bisa dipakai sel, ketika sudah dilepaskan protein pembawanya dinamakan free T4 dan free T3.

TSH (thyroid stimulating hormon) adalah hormon yang disekresikan oleh kelenjar pituitari, sebuah kelenjar kecil di dalam otak, jika kadar T4 di tubuh rendah, misalnya pada kasus metabolisme rendah seperti kedinginan, TSH akan keluar. TSH ini seperti kepanjangannya fungsinya adalah merangsang tiroid untuk mengeluarkan hormon T4.



Nah, berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium, hasil Free T4 dan TSH istri saya masih dalam batas normal, sehingga ini bukanlah suatu penyakit grave. Justru saya makin bingung, jangan-jangan ini suatu tumor. Langkah selanjutnya yang harus ditempuh adalah USG tiroid…perasaan saya sangat kalut waktu itu..

Kami segera periksa ke ahli endokrin di RS Sardjito, dan dari hasil USG ternyata memang ada nodul tunggal, ukurannya sudah cukup besar, sekitar 2-3 cm, dan sudah mulai mengalami degenerasi, sehingga mulai terbentuk kista (kista degeneratif). Dr. Robi melakukan aspirasi jarum halus / FNAB (fine needle aspiration biopsi) untuk mengetahui jenis sel, jinak atau ganas. Perasaan saya makin kalut tidak karuan..terbayang wajah anak saya yang baru saja akan berulang tahun esok hari….

Loket pengambilan hasil patologi anatomi sudah buka, segera saja saya mengambil hasil patologi anatomi FNAB atas nama istri. Lembaran putih itu masih terlipat di dalam amplop dengan logo UGM..berat rasanya untuk membuka. Bukan suatu kebetulan langit di luar tampak mendung. Saya mencari tempat yang agak sepi untuk membuka amplop itu. Butuh kekuatan lebih..

Akhirnya…

Kesimpulan dari hasil biopsi kelenjar thyroid itu memang seperti yang kami berdua takutkan. Rintik-rintik hujan sudah turun. Alam menepati janjinya untuk menyirami bumi di penghujung tahun. Hari ini adalah hari pertama hujan yang menandakan perginya musim kemarau di tahun 2017. Suatu papillary carcinoma thyroid bethesda VI menjadi kado yang “indah” bagi istri saya yang 5 hari lalu menginjak usia ke 29..

Tak terasa air mata saya keluar, sulit untuk di bendung. Namun ada sedikit kelegaan karena kecemasan saya sudah terjawab. Tugas saya selanjutnya adalah memikirkan bagaimana menyampaikan hal ini ke istri saya. Saya memilih untuk memberitahukan hasil patologi anatomi ini ke ibu mertua yang saya pandang bisa lebih bijak menyikapi, dan beliau memang orang yang sabar. Begitu info ini sampai ke telinga beliau, hanya ucapan istigfar yang terucap, dan kami sampai pada keputusan bahwa ibu mertua saya saja yang akan menyampaikan berita ini….

Saya pun memutuskan pulang ke rumah….

Begitu sampai di rumah saya menemukan istri saya sedang asyik bersujud, Shalat zuhur. Selepas saya ganti pakaian, dia langsung memeluk saya. Tangisannya tumpah. Saya hanya bisa memeluknya namun belum bisa berkata-kata. Anak saya menghampiri dan menanyakan kenapa bunda menangis. Saya cuma bisa tersenyum dan berkata “ tidak apa-apa nak…Alloh sayang sama bunda”

Istri saya meminta maaf kepada saya jika belum bisa mejadi istri yang baik disela-sela tangisnya. Dia berkata untuk selalu menjaga putri kami apapun yang terjadi. Saya paham, sebegitu depresinya dia. Saya hanya bisa memeluknya dan hanya bisa mengatakan pasti Alloh memiliki skenario yang indah untuk keluarga kita, dan semua penyakit pasti ada obatnya.

Saya paham melewati fase ini pasti tidak mudah. Termasuk saya juga kehilangan selera makan dan kerjaan tebengkalai. Untaian zikir selalu terucap, hanya pasrah yang bisa kami lakukan. Alloh lah pencipta segala makhluk, Alloh lah yang mempunyai ketetapan bagi makhluk Nya..

Kado “indah” ini adalah suatu bentuk kasih sayang Dia yang mana kami tidak patut untuk bersuudzon dengan ketetapanNya. Tidak akan diuji seorang hamba melebihi batas kemampuannya dan jangan menyangka seseorang sudah beriman kecuali akan datang suatu ujian kepadanya..

Kanker tiroid tipe papiler….

Ya…kami akan berusaha menjalani terapi demi terapi untuk mencapai kesembuhan…

Bismiillahirrahmaanirrahiim…

link aseli : http://doriznu.com/kado-yang-indah-d...lan-september/