Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

shouphelloAvatar border
TS
shouphello
Yang salah bukan agamanya?
Agama mengakibatkan banyak masalah. Ada terrorist. Ada korupsi. Ada orang nipu pake agama.

Dan saya selalu dengar argumen yang sama. Yang salah bukan agamanya. Iya yang salah bukan agamanya lalu?

Lalu kita punya masalah solusinya apa?

Ini mengingatkan gw ama process penjualan asuransi di Indonesia.

Ada orang beli asuransi. Asuransinya kalo beli terpisah harga taro lah 10 juta. Eh tau tau ada biaya akuisisi 1 M. Nah doski rugi 1 M

Biaya itu tidak dikasih tau. Agen nya berbuat seolah olah tidak ada uang yang hilang di jangka panjang.

Jadi bilangnya semua diinvestasikan. Kalo customernya nanya, ini kok 1M uang yang saya setor nilai tunainya jadi 0 di tahun 1, agennya bilang oh ini investasi yang nggak bisa diambil dulu.

Orang itu pun sempat baca kontrak tapi waktu baca tidak ada yang mencurigakan.

Lalu apa penjelasan orang lain?

Ini yang salah bukan perusahaannya, bukan hukumnya. Murni "salah" agen.

Tapi apa yang agen katakan juga belum tentu illegal. Agen bisa belagak tidak mengerti (jadi bukan nipu). Perusahaan asuransi bisa bilang kalau agen bukan pegawai tapi independent kontraktor, jadi liabilitas tidak muncul. Pernyataan agen bisa dianggap benar dalam arti tidak wajar (investasi dengan biaya 100% dari yang diinvestasikan)

Lalu bagaimana?

Kan "salah" agen. Jadi solusinya bagaiamana? Ya tidak ada. Kan yang salah "agen".

Kasus ini sering kali terjadi di Indonesia. Majoritas orang Indonesia bayar asuransi kemahalan. Banyak agen asuransi jualannya seperti ini.

Masalah serupa sering kali terjadi di berbagai belahan dunia.

Gubernur yang dianggap bekerja dengan baik dipenjara karena agama. Korupsi di negara theocracy (umumnya islam) tinggi. Lalu? Lalu solusinya apa? Oh ya yang salah bukan agamanya. Iya lalu solusinya apa? Ya nggak ada solusi. Kan yang salah "oknum"

Kita punya masalah yang merugikan banyak orang tapi tidak ada solusi.

Saya mencoba meresearch lebih jauh.

Ternyata masalah ini adalah masalah yang menguntungkan banyak orang. Jadi ini bukan masalah setiap orang.

Contoh dalam kasus orang pake agama buat nipu, buat korupsi, buat terrorist. Ini masalah buat majoritas dari kita. Tapi buat si penipu, koruptor, dan pemimpin terrorist? Ini bukan masalah. Mereka tidak ada incentive untuk membetulkan ini. Buat mereka ini "solusi".

Sama seperti kasus asuransi. Konsumen rugi 1 M. Tapi buat perusahaan asuransi dan agen agennya ini bukan masalah. 1 M itu profit buat mereka yang mereka bagi hasil ke konsumen. Buat legislator ini juga bukan masalah. Kan mereka dapat setoran. Buat hakim ini bukan masalah kan kalo kasus mereka dapat sogokan.

Kasus Ahok juga gitu. Buat orang yang happy dengan gebrakan Ahok, issue penistaan agama itu masalah.

Buat orang yang dirugikan Ahok, pejabat yang duitnya seret karena e-budgeting, orang yang digusur, preman yang nggak bisa meres lagi, pengusaha toko yang terbiasa dapat langganan yang parkir memakan gardu jalan, preman di tanah abang yang jualan di jalanan, adanya issue penistaan agama ini bukan masalah. Ini "solusi" buat mereka.

Dan biasanya untuk orang yang diuntungkan untuk suatu masalah mereka tentunya tidak akan berusaha menyelesaikan masalah itu. Mereka akan memperbesar masalah. Lalu kemudian mereka bilang ke kita, oh yang salah si anu, atau si itu lalu sudah. Tidak ada solusi buat kita.

Saya check di beberapa perusahaan asuransi yang seperti itu. Ternyata biaya memang tidak ditulis jelas. Untuk memastikan beberapa orang menanyakan perusahaan asuransinya langsung. Memang mendapatkan penjelasan susah sekali. Beberapa agen mereka (dan tidak cuman satu) memang mengulang bullshit yang sama.

Di asuransi untung dan rugi tidak jelas. Kalau dilihat sekilas ya rugi. Asuransi seharga 10 juta bisa ada biaya 2m lebih. Kalo "dijelaskan" lebih lanjut bisa terlihat untung karena di jangka panjang nilai tunia bisa lebih dari total dana di setor. Tapi kalo di analisa lebih jauh lagi itu bullshit. Penjelasan pertama bener. Matematik kan mau dihitung kiri dan kanan hasil musti sama.

Agama juga gitu. Kalo dilihat sekilas ya rugi. Korupsi jadi banyak. Orang nggak mikir kritis dan lain lain. Kalo "dijelaskan" lebih lanjut bisa terlihat kalau jangka panjang untung. Bisa masuk sorga. Itu semua yang ngaco kan "oknum" dll. Tapi kalo di analisa lebih jauh lagi, korupsi banyak dan lain lain jelas rugi. Memang yang "ngaco" itu "oknum". Masalahnya semuanya "oknum". Dan apa yang majoritas orang pikir kehendak Tuhan ya sebetulnya hanya kehendak oknum oknum tersebut.

Nggak ada kan pendeta bilang, saudara saudara sekalian, perintah Tuhan tertulis jelas di Alkitab. Oleh karena itu, bertobatlah. Jangan menenun kain dengan 2 bahan yang berbeda. Bahan polyester itu dilarang di kitab keluaran. Ya nggak mungkin ada pendeta ngomong gitu.

Nggak ada kepentingan politiknya ya nggak diurusin.

http://alkitab.mobi/kskk/Ula/22/11/

Demikian juga saya nggak pernah denger ulama bilang. Saudara saudara muslim, jangan investasi di Cina ya seperti si Salman. Itu CEOnya tapir. Jangan bekerja di perusahaan yang manager ke atasnya ada yang non muslim. Jangan mengungsi ke negara tapir.

Nggak ada kepentingan politik ya nggak diomongin. Duit dikit tau tau itu ayat nggak ngepek aja.

Sama dengan agama. Ajarannya tidak jelas dan multi interpretasi. Orang beragama melindungi opini agama mereka dari analisa. Yah mereka memang tidak ada solusi bagaimana supaya agama tidak bisa dipaki buat nipu. Mereka nggak pusing. Wong mereka diuntungkan. Umat beragama tau agama multi interpretasi. Mereka membiarkan.

Makanya saya agak bingung waktu ada orang MUI dibawah sumpah bilang di pengadilan bilang kasus Ahok tidak ada unsur politik. Ini penipuan atau bukan? Ya mungkin tidak secara hukum. Tapi kalo ada konsultan politik ngomong gitu ke gw sih pasti gw pecat.


Solusi tidak akan datang dari orang yang diuntungkan oleh suatu masalah.

Jadi solusi buat konsumen apa?

Solusi satu jadi agen.

Ini solusi yang lumayan. Tapi ini bukan solusi buat semua orang. Majoritas orang punya business sendiri. Bahkan praktek seperti ini legal atau malah dilindungi hukum juga kan business mengandalkan kepercayaan. Satu pengusaha import bilang ke saya, kalo saya jadi agen asuransi dimana harga diri saya?

Solusi buat negara dimana orang sering pake agama buat korupsi juga seperti itu. Ya korupsi saja pake agama. Ya jalan kok. Ini solusi yang digunakan banyak orang dengan sukses.

Gampang sekali kita menyalahkan koruptor karena mereka korupsi. Pernah mikir nggak sih kita kalo kita jadi korban korupsi ya karena strategy kita sendiri. Kita anti kebebasan berbicara. Kita percaya kepercayaan aneh tanpa bukti. Kita melindungi modus korupsi dari kritik.

Sekalian saja kita pasang banner gede, "Kami tolol. Nyolong duit gw lah."

Solusi lain adalah menjauhi sesuatu yang bermasalah. Jadi kalau anda melihat 1 kasus perusahaan asuransi seperti itu jauhi saja seluruh perusahaanya. Kalo perlu jangan beli asuransi di negara yang sama.

Kalau anda lihat ada agama berkorelasi dengan terrorisme, korupsi, dan diktatorship jauhi saja.

Lho kan yang salah bukan perusahaannya atau agamanya?

Whatever.

Lu deket deket lu beresiko rugi. Ya jauhi. Kelar. Ini solusi paling simple. Ini solusi paling cocok buat orang yang nggak mau tau.

Banyak orang punya solusi itu. Saya pribadi tidak akan beli asuransi swasta di Indonesia. Lagi pula BPJS juga sudah bagus sekali.

Banyak pihak lain menerapkan solusi yang sama kepada orang orang Islam. Israel bikin negara sendiri dan bangun tembok yang memisahkan dirinya dari orang orang islam di Palestina. Hasilnya Israel maju sendiri di timur tengah. Cina pun menggempur xianjiang. Myanmar menyerang Rohingya. Amerika membom Afganistan. Donald Trump jadi populer karena mau melarang orang islam berimmigrasi.

Orang bermasalah ya jauhi.

Saya jujur tidak suka solusi ini. Mengapa? Ini solusi collective. Baik yang salah agamanya atau bukan, baik agamanya bermasalah atau bukan, lalu bagaimana dengan majoritas orang islam yang tidak. Saya pun tidak mau menjadi korban diskriminasi karena agama dan ras saya.

Solusi dengan effect collective seperti ini politically incorrect. Dan makin lama makin tidak populer. Cina meskipun menggempur xian jiang tidak menggempur suku Hui yang rajinnya sama seperti suku Han. Israel berteman dengan banyak negara islam. Dan Myanmar pun tidak menggempur desa Rohingya yang kooperative dengan pemerintah.

In general kapitalis umumnya tidak menggunakan solusi ini. Kalo saya tidak mau berteman dengan seseorang karena dia islam, bule, kristen, syiah, komunis, ya saya rugi sendiri. Kalo teman saya sedikit, bargaining position saya kepada teman juga berkurang deal yang saya dapat juga kurang menguntungkan.

Fair atau tidak, itu solusi yang memang ada benernya. Dan saya bisa mengerti mengapa orang memilih solusi itu. Tokoh agama pun sering menyerukan solusi collective.

Berapa banyak ulama menginginkan hukuman bagi penonton film porno dengan dalih mereka bisa merudapaksa. Berapa banyak tokoh agama menginginkan hukuman bagi pemakai narkoba dengan dalih mereka bisa jadi maling.

Majoritas penonton film porno bukan pemerkosa. Majoritas pemakai narkoba bukan parasit. Majoritas orang islam bukan terrorist. Tapi sering kali orang ingin banyak orang kena effect negative karena hal yang dilakukan sebagian kecil orang. Saya melihat itu semua seperti ada unsur penipuan.

Apa solusi lain? Individualism.

Let's face it. Di sini saya cuman rakyat. Nggak mungkin saya seorang bisa memajukan seluruh negara ini. Kalo saya maju ya saya maju sendiri. Kalo saya benar saya kaya sendiri. Saya salah saya miskin sendiri.

Inilah kapitalism. Saya suka solusi ini.

Agama bermasalah karena process politik. Dalam politik, kepercayaan orang lain secara kolektive mempengaruhi kita. Gara gara sebagian orang menganggap agama penting dan memenjarakan Ahok, tiap tahun 20 trilyun uang kita bisa habis buat beli UPS. Ya mungkin juga tidak. Apapun itu akan ada effect besar buat semua orang, tidak saja bagi mereka yang percaya agama itu. Tapi buat semua orang di Jakarta dan Indonesia.

Individualism ini solusi yang diagung agungkan oleh golongan kapitalis libertarian. Udahlah. Kita nggak usah ribut siapa yang bener. Tiap hal kita jalan sendiri sendiri aja. Lu yakin saham naik ya lu beli sendiri. Lu yakin turun ya lu short sendiri.

Dan ini solusi yang amat populer di banyak negara. Ini solusi yang makin lama makin sering dipakai. Usahakan setiap pilihan dan konsequensinya terlokalisasi. Biar tiap individu memilih sendiri. Biar tiap daerah memilih sendiri.

Well....

Apa solusi dari "yang salah bukan ini tapi itu?"

Kalau menurut saya abaikan saja argumen seperti itu.

Apa sih gunanya menyalahkan orang lain? Anggap saja itu sudut pandang.

Yang saya bisa buat ya mecoba menjelaskan masalah sejelas jelasnya. Ya biar tiap individu bantu mikir kedepannya bagaimana.



0
1.7K
22
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThread84.4KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.