So far hanya Ahok.

Update: ternyata ada lagi http://megapolitan.kompas.com/read/2...n.E-budgeting. tapi orangnya nggak terkenal. Siapa ya? Walikota Surabaya. Nah ini contoh orang yang bisa kita pilih.
http://www.kemendagri.go.id/news/201...an-e-budgeting
https://nusantaranews.co/yogyakarta-...sed-budgeting/

Masih banyak lagi. Semoga cepat.

Katanya.

Ada yang lain?

Sebetulnya Ahok hilang masih bisa digantikan. Asal ada pemimpin di daeah manapun mau pake e-budgeting seperti Ahok, orang seperti itu yang akan saya pilih.

Mengapa?

Karena solusi dari korupsi di Indo itu itu.

Bertahun tahun saya jadi warga belum pernah satupun saya dengar gosip kalau pejabat kehabisan duit.

Ada pejabat yang punya piaraan musti berhemat.

Sejak Ahok ada.

Ahok memang cuman manusia. Bisa salah. Bisa gagal. Bisa dipenjara.

Tapi ada yang kita bisa andalkan lebih dari Ahok.

Technology.

Dan diri sendiri.

Mau sampai 1000 taon, kalo rakyat bodoh, tetep aja kita jadi korban korupsi.

Ahok bisa dipenjara. Tapi ide dia, praktek apa yang dia sudah buat, dan e-budgeting yang dia pake, masih ada.

Kalo kita sebar luas ini dan kita pilih kepala daerah yang mau pake e-budgeting, niscaya korupsi hanya akan jadi ingatan masa lalu.

Tapi cukup pintar kah rakyat untuk tau e-budgeting apa, effectnya bagaimana, dan lain lain?

Saya mau kasih illustrasi sedikit.

Misal kamu mau ambil duit dari bank. Kamu masukkan password dan kamu masukkan key bca kan.

Mana yang kamu bisa andalkan? Mana yang diandalkan oleh BCA? Password dan keybca kamu atau "sumpah demi allah", "kitab suci", "sabda nabi", "sumpah pocong"?

Ya password.

Kepada technology kita percaya.

e-budgeting itu seperti itu.

Kita reliable. Predictable. Pejabat mau korupsi susah.

Mereka janji kampanye apa, didukung ulama, pendeta, atau paus sekalipun, mereka tetap bisa bohong. Iya lah. Semua orang. Orang bisa disogok. Emang ulama/pendeta nggak doyan duit?

Tapi mesin nggak bisa disogok dan nggak bisa di hack brute force.

Itu kenapa kita bisa percaya.

Dan technologynya udah ada.

Kalo niat pasti dipake.

Masalahnya majoritas kepala daerah nggak niat berantas korupsi.

Terlalu niat berantas korupsi artinya mereka bisa dipenjara juga kayak Ahok.

Realistis lah. Ahok dipenjara bukan karena dia menghina agama. Come the fuck on. Masak Alwiyah artinya bisa gubernur DKI 2017? Begitu banyak orang islam kerja ama boss tapir, ngungsi ke negara tapir, bahkan milih gubernur tapir di provinsi lain dan tahun lain. Nggak masalah.

Begitu ada gubernur pake e-budgeting, cekek koruptor, tau tau masalah banyak.

Jokowi di demo. Ahok di demo. KPK di demo. Kok setyo novanto yang jelas korup gitu nggak ada yang demo? Pendemo itu ada pesenan. Sebagian terlalu bodoh dibohongin aja pake.....

Ini biasa di politik.

Ntar kalo Ridwan Kamil pake e-budgeting, pasti tau tau dia dipermasalahkan lagi. Bikin ijin gereja lah. Munafiqun lah. What ever.

Banyak scientist memang berpendapat agama alat penipuan. Lha first travel itu apa? Benny Hinn guntur bumi itu ngapain? Agama memang alat korupsi. Itu korupsi pengadaan quran dimana? Kok orang ngomong agama bisa dipake buat nipu bisa masuk penjara?

Tapi e-budgeting nggak bisa dipenjarakan. Software.

Kita pilih e-budgeting.