Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ryan.manullangAvatar border
TS
ryan.manullang
[Teori Alienasi] Kritik Karl Marx Atas Kaum Kapitalis
Quote:

Konsep Alienasi atau keterasingan yang lahir dari pemikiran Karl Marx adalah muncul akibat adanya kapitalisme yang mengguncang Eropa pasca Revolusi Industri. Teori Alienasi Marx didasarkan pada pengamatannya bahwa di dalam produksi industri yang muncul di bawah kapitalisme, para buruh tak terhindarkan kehilangan kontrol atas hidup mereka, karena tidak lagi memiliki kontrol atas pekerjaan mereka. Para pekerja ini tak pernah menjadi otonom, yakni manusia yang mencoba untuk mandiri mengembangkan diri selalu terkotakkan oleh kaum borjuis.
Karl Marx memopulerkan istilah ini dalam karya Economic and Philosophical Manuscripts tahun 1844 sebagai penjelasan atas kondisi keterasingan seseorang dari sifat sejati kemanusiaan mereka. Sebab, pada dasarnya manusia adalah makhluk kreatif. Manusia membuat bentuk dari materi atau bahan di mana mereka mewujudkan jati diri mereka ke dalam apa yang mereka buat. Dalam masyarakat prakapitalis, manusia menjadi utuh ketika mereka menciptakan barang untuk mereka pakai sendiri atau mereka pertukarkan secara adil. id.shvoong.com


Alienasi
Alienisasi atau dalam Bahasa Indonesia bisa diartikan menjadi proses menuju keterasingan, adalah teori yang dikeluarkan oleh Karl Marx tentang munculnya sebuah keadaan di mana buruh atau proletar mendapatkan sebuah keadaan yang terasing dari kehidupanya. Ia percaya bahwa Alienisasi adalah hasil dari eksploitasi Kapitalisme terhadap buruh dengan mengartikanya sebagai modal.
Quote:

Konsep Keterasingan buatan Marx berasal dari fakta ekonomi yang ada di masanya. Hal ini tertulis dalam karyanya Das Kapitaldan terbesit dalam karya-karyanya yang lain. Sebenarnya Marx sendiri mengurangi penggunaan kata alienisasi atau keterasingan dalam karya-karya di fase kedua hidupnya. Hal ini dikarenakan Marx tidak mau kata ini berkurang nilainya, sebagai akibat dari banyaknya para filsuf sejaman Marx yang menggunakan kata tersebut sebagai konsep mereka yang sebenarnya jauh dari yang dimaksud oleh Marx.

Keterasingan terjadi jika semakin banyaknya modal terkumpul untuk Kapitalis, dan semakin miskin pula si Buruh akibat dari hasil eksploitasi si kapitalis. Artinya si kapitalis menimbun banyak harta yang sebenarnya merupakan Nilai Lebih Barang yang telah diciptakan si buruh. Karena buruh tidak memiliki kekuasaan untuk menjual barang tersebut seperti layaknya yang dilakukan kapitalis, maka si kapitalis yang memiliki hak untuk menjual barang tersebutlah yang akan mendapat nilai lebih tersebut.
Jika nilai lebih ini diakumulasikan dengan apa yang di dapat si buruh (-baca gaji-), akan memunculkan variabel yang berbalik. Dimana si buruh akan menjadi lebih murah atau tak berharga saat nilai lebih dari barang-barang yang dia buat jauh lebih tinggi dan tidak sepadan dengan nilai yang ia dapat. Hal tersebut akan memunculkan keadaan yang disebut Karl Marx sebagai obyektivikasi
(Vergebrtandlichung) atau bisa dibilang buruh dijadikan objek dalam satuan modal di mata kapitalis, bukan sebagai subjek atau pencipta benda.
Pengendalian kapitalis terhadap apa yang diciptakan buruh dan keadaan sistem kemasyarakatan yang tidak mendukungnya akan memunculkan sebuah kekuatan eksternal yang memaksanya. Kekuatan tersebut seakan-akan (bagi buruh) memusuhinya. Artinya, sebagai barang modal milik kapitalis, buruh tak lain dianggap sebagai budak dan bisa dipakai oleh si kapitalis asal dalam batas-batas perjanjian atas buruh dan si majikan yang pro-keuntungan si majikan dan bukan perjanjian yang seimbang, sering ini menjadi sebagai perangkap kerja buat si buruh karena buruh yang tak punya tak punya pilihan lain selain menerima perjanjian tersebut. Dengan kata lain, produk kerja dari kaum buruh tidak menjadi kepunyaanya dan bersifat eksternal.

Quote:

Ada beberapa dimensi utama dari pembaharuan Marx tentang keterasingan:

1.Si Buruh tidak mempunyai kuasa untuk memasarkan produk-produknya, dikarenakan itu akan menjadi hak kapitalis, sehingga dia tidak akan menarik keuntungan dari produk tersebut. Dalam prinsip ekonomi pasar bahwa produk yang dipertukarkan akan diawasi oleh pasar . Bahkan buruh juga menjadi sebuah komoditi yang diperjualkan di pasaran dan tidak bisa mengatur sendiri nasib benda yang ia produksi.

2. Si buruh terasing dengan pekerjaanya sendiri. Di mana tugas kerja tidak memberi kepuasan hati yang hakiki, yang mana buruh tidak diberi kesempatan untuk mengatur keadaan fisik atau batin dirinya sendiri sebab dikuasai oleh kekuatan eksternalnya.

3. Pola hubungan sosial membawa buruh menjadi terasing secara langsung dari percabangan-percabangan sosial. Dalam hal ini hubungan masyarakat cenderung disederhanakan menjadi kegiatan-kegiatan pasar. Uang meningkatkan rasionalisasi pola hubungan sosial, karena ia menjadi standar abstrak dalam pengertian bahwa sifat-sifat yang paling heterogen dapat dibandingkan dan ditukarkan.

4. Manusia hidup dalam hubungan aktif dengan alam yang merupakan ekspresi dan hasil hubunganya dan menjadi pembeda antara manusia dengan hewan. Pekerjaan yang terasing lebih menurunkan kegiatan produktif manusia ke tingkat adaptasi pada alam, layaknya hewan. Padahal yang membedakan antara keduanya adalah sikap kecakapan mereka dalam mengarungi hidup.


Agama Dalam Alienasi
Dalam keagamaan, Marx menganggap bahwa keterasingan bisa diciptakan dalam fase kepercayaan manusia atas fantasi ketuhanan mereka. Marx menganggap bahwa agama adalah sebuah candu yang akan memberi pengaruh fantasi akan hari depan sebagai sebuah harapan subsitusi kehidupanya saat ini. Agama juga kadang-kadang sebagai alasan suatu gerakan eksploitasi masyarakat yang menyudutkan gerakan buruh memihak hak-hak kerjanya, tentu ini harus diartikan secara kontekstual. Memang beberapa pemuka agama melakukan hal-hal pesanan tersebut, inilah yang membuat orang-orang kepercayaan dan mengkhianati kepercayaan para buruh ini menjadi ular berkepala dua guna mendapatkan keuntungan pribadinya. Namun, gerakan kaum agama yang mendukung buruhpun juga terhitung. Merekalah yang mencoba untuk mengembalikan pemikiran masyarakat dan dengan ajaran mereka, buruh atau siapapun yang terbilang proletar tidak perlu mengkhawatirkan agama hanya akan menjadi fantasi subsitusi mereka melainkan sebagai sebuah gerakan yang akan membuat mereka lebih baik dan punya nilai lebih perundingan di hadapan si majikan. (marxist.org)

sumber
0
16.5K
106
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.1KThread83.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.