Image via http://www.pusakaindonesia.org/tahun...lan-pancasila/



Hidup ini butuh pedoman. Dulu waktu kita kecil, orang tua kita lah pedoman hidup kita. Lalu seiring bertambah umur, kita belajar pedoman hidup dari buku-buku, termasuk kitab suci, dan bahkan bisa dari media

Kita butuh tatanan cara hidup agar cita-cita bisa kita raih.

Begitu juga dalam hidup bernegara bermasyarakat. Apa pedoman kita sebagai warga negara Indonesia?

Jawabannya adalah Pancasila. Para pendiri negara kita tercinta, Indonesia, sudah susah payah merumuskan Pancasila. Agar apa? Agar negara Indonesia kita ini tetap utuh. Utuh setelah merdeka. Karena bersatu kita utuh bercerai kita runtuh.



Berhubung masa-masa belajar PKN (Pendidikan Kewarganegaraan) sudah agak lama kita (atau TS) tinggalkan, mari kita belajar lagi tentang Pancasila dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Apalagi kan sebagian orang waktu masih duduk di bangku sekolah, kadang ada aja yang enggak suka sama mata pelajaran PKN. Kali aja pas lagi Bab Pancasila gak pokus atau enggak masuk, jadi ingatannya tentang Pancasila agak-agak lieur.

Supaya kita gak amnesia sama nilai-nilai Pancasila dan agar tiada cekcok di antara kita mari kita belajar nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila-silanya. Cekidot!

Sila 1: Ketuhanan Yang Maha Esa


Image via Bumblebee

Sebelum bangsa ini berdiri, bahkan jauh sebelum nenek moyang kita mengenal agama, nenek moyang kita percaya bahwa di alam semesta ini ada zat yang berkuasa, zat yang Maha Besar, yang diwujudkan dengan menyembah pohon/batu besar (dinamisme) dan menyembah roh/kuburan (animisme).

Meyakini keesaan Tuhan menjadi sila pertama dalam Pancasila, yang berbunyi "Ketuhanan yang Maha Esa".
Dalam sila pertama ini, ada nilai-nilai yang terkandung. Pertama yaitu percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya. Hukum di Indonesia melindungi kebebasan beragama khusus untuk enam agama yang diakui yaitu oleh negara, yaitu Islam, Katolik, Kristen, Buddha, Hindu, dan Konghucu.

Pada era Orde Baru, agama yang diakui oleh Pemerintah Indonesia hanya 5 yakni Agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Buddha. Tetapi setelah era reformasi, berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) No. 6/2000, pemerintah mencabut larangan atas agama, kepercayaan dan adat istiadat Tionghoa.

Keppres No.6/2000 yang dikeluarkan oleh Presiden Abdurrahman Wahid ini kemudian diperkuat dengan Surat Keputusan (SK) Menteri Agama Republik Indonesia Nomor MA/12/2006 yang menyatakan bahwa pemerintah mengakui keberadaan agama Kong Hu Cu di Indonesia.

Terus, nilai kedua yang terkandung di sila Ketuhanan Yang Maha Esa, adalah hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama. Dalam hidup bermasyarakat tentunya kita harus hidup rukun dan damai agar cita-cita bangsa bisa tercipta. Untuk itulah, sikap menghormati orang lain adalah sikap yang teladan yang patut kita lakukan sehari-hari. Antar tetangga, walau berbeda agama haruslah sopan dan menghormati. Termasuk menghormati kebebasan setiap orang dalam menjalankan ibadah.

Terakhir nilai yang terkandung dalam Sila ke-1 adalah tidak memaksakan suatu agama kepada orang lain. Alangkah indahnya bila kita hidup rukun dan damai, tidak memaksakan apa yang sudah menjadi hak orang lain. Menganut agama adalah hak setiap bangsa, maka tidak baik bila kita memaksakan agama kita kepada orang lain. Pendiri kita berharap Indonesia damai, rukun, dan sejahtera dengan mempraktikkan cara ini. Lalu, untuk apa kita repot-repot bertengkar akan hal yang sudah ada pedomannya, yaitu dalam Pancasila kita?


Sila ke-2: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab


Image via rpp silabus

Dalam sila ini, nilai-nilai yang terkandung adalah mengakui persamaan harkat (nilai manusia), derajat (kedudukan manusia), dan martabat manusia (harga diri) sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Termasuk saling menyayangi dan mengasihi sesama manusia. Karena di mata Tuhan, manusia itu sama-sama ciptaan-Nya. Makanya, sesama manusia harus saling menghargai. Jangan menghina dan membenci.

Nilai berikutnya dalam sila ini adalah, tidak semena-mena terhadap orang lain. Jangan mengambil harta yang bukan hakmu. Jangan merampas hak orang lain, karena kamu tentunya enggak mau kan hak-haknya dirampas?

Nilai-nilai berikutnya dalam sila ini adalah gemar melakukan kegiatan kemanusiaan, berani membela kebenaran dan keadilan, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

Intinya dalam sila ini, kita sebagai warga negara Indonesia penting sekali memiliki jiwa sosial. Alias tidak egois dan semena-mena ya.


Sila ke-3: Persatuan Indonesia


Image Via Ramaingintahu Blogspot

Dalam sila ini, terkandung nilai menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. Tuh coba deh, kadang kita suka meremehkan bangsa sendiri yang padahal udah susah payah merdeka dari penjajah. Saat ini sih dari berita yang beredar di media massa, sebagian dewan di Senayan malah kebanyakan yang mentingin kepentingan partai maupun kepentingan perut sendiri.

Tapi ah daripada kita capek-capek komentarin bapak dewan yang di sana, yang belum tentu mau berbenah diri, mending benahi diri sendiri kita dulu deh. Mulai dari hal kecil sehari-hari pikirinlah nasib bangsa dan generasi bangsa yang masih pada mengenyam pendidikan.

Coba deh ajarin anak cucu kita untuk tidak mencuri, tidak curang, tidak mencontek serta ajari mereka untuk empati dan memikirkan orang lain. Agar di masa depan, generasi yang duduk di parlemen tuh orang-orang baik dan benar Gan. Agar di masa depan banyak orang yang rela berkorban buat kepentingan bangsa dan negara.

Nilai berikutnya dalam sila ini adalah cinta tanah air dan bangsa. Mau tahu gimana ngebangun rasa cinta tanah air? Jalan-jalan deh di alam Indonesia yang indah banget. Dari Sabang sampai Merauke berjajar pulau-pulau, yang indah dan kaya alamnya. Barisan pantai di Bali, gugusan Bukit Barisan di Sumatera, Gunung Merapi di Jawa, hutan-hutan habitat orang utan di Kalimantan, kekayaan alam bawah laut di Bunaken dan Wakatobi di Sulawesi, dan tidak lupa indahnya terumbu karang di Raja Ampat. Itu semua bikin kita makin cintaaaa sama Indonesia.

Oleh karena itu, kita harus bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertana air Indonesia. Enggak boleh kufur nikmat. Wong udah dikasih alam yang indah sama Tuhan gratis kok masih mau meremehkan Indonesia? Bangga dong. Kalau bukan kita yang bangga sama tanah air sendiri, siapa lagi? Bule-bule aja pingin tinggal di Indonesia, bangga sama Indonesia, masa kita minder sih?

Nah agar tetap satu dalam Indonesia, kita harus menerima bahwa Indonesia itu beragam budaya, suku, ras, dan agamanya. Itulah Indonesia. Beragam isinya namun tetap satu jua, Bhinneka Tunggal Ika. Karena kita perlu bermasyarakat yang ber-Bhinneka Tunggal Ika kita harus dapat mengembangkan pergaulan yang mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa. Bergaulah dengan siapa saja, jangan menutup diri ya. Jangan rasis juga. Kan kita sama-sama orang Indonesia.


Sila ke-4: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan


Image Via Ramaingintahu Blogspot

Nih ane jelasin buat yang masih njelimet sila ini tuh artinya apa. Prinsip hidup kerakyatan alias hidup bareng-bareng sebagai rakyat Indonesia ini harus dilandasi dengan sikap yang bijaksana dalam permusyawaratan.

Utamakan musyawarah. Bahasa kerennya duduk bersama untuk mendiskusikan suatu masalah untuk menghasilkan mufakat alias keputusan final. Keputusan yang berdasarkan voting (suara terbanyak). Nah ketika musyawarah itu kita tidak boleh memaksakan suatu kehendak atau pendapat kepada orang lain. Berpendapat boleh, tapi jangan maksa ya. Tetap terbuka dan menerima pendapat orang lain.

Nah saat musyawarah, ataupun saat proses pengambilan keputusan harus dilakukan dengan akal sehat dan diiringi semangat kekeluargaan. Serta warga negara harus memiliki itikad baik dan tanggung jawab untuk melaksanakan suatu hasil musyawarah atau keputusan bersama.

Terakhir, pastikan keputusan yang diambil dalam musyawarah atau dengan cara lainnya harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Sila ke-5: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia


Image Via Ramaingintahu Blogspot

Nah sila terakhir nih, nilai-nilai yang terkandung dalam sila ini adalah kekeluargaan dan gotong royong, bersikap adil, menghormati hak orang lain, dan selalu berusaha menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban, suka memberi pertolongan kepada orang lain, menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain, tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan orang lain.

Nah nilai berikutnya yang terkandung dalam sila ini kadang suka dilupakan orang lain yaitu mengembangkan hidup sederhana, tidak bergaya hidup mewah, tidak bersikap boros, dan suka bekerja keras.

Terakhir, nilai yang teradapat di dalam sila keadilan sosial adalah menghargai hasil karya orang lain.

Kelima sila di atas, jangan cuma jadi hafalan. Tapi juga dipraktekkan di kehidupan sehari-hari. Yuk Gan jadi orang yang punya nilai-nilai Pancasila!

Ya mendingan mengajak ke kebaikan kan? Ketimbang ngajakin ke kejahatan. Toh Indonesia rumah kita juga.

Hayo yang sumbu pendek, pada piknik dulu coba, baru komentar



Referensi