Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

digressingmeAvatar border
TS
digressingme
Aku Di Bumi Datar 1-7
1. AIR-SEMUA TIDAK TAKUT BASAH

Persis di film-film, seolah air tak menyentuh pakaian mereka, mengerti kedukaan mereka dan mengerti kebutuhan mereka akan waktu.

Waktu yang mereka pilih sendiri sebagai beban saat mereka menerima pekerjaan, mendaftarkan anak ke sekolah. Waktu kematian yang mereka tahu bisa datang kapan sana tapi juga tidak tahu kapan dan bagaimana.

Hujan tidak perduli mereka mendarat di mana, di topi, pagar rumah orang, jendela dingin dengan anak yang menunggu orangtuanya pulang.
Sama seperti hujan tidak perduli dari mana mereka diangkat menjadi uap. Dari laut, dari seduhan kopi istri yang mencintai suaminya tiap pagi. Seunik apa pun dirinya sepanjang hari.

Mungkin ini yang membuat hujan di khayalanku ini begitu indah. Dia ada sekaligus tidak ada. Dia penuh pengetahuan sekaligus tidak bersesumbar.

​-Stefano-


2. REALITA-MEMBENTUK REALITA

Saya masih ingat bagaimana suara anak-anak bermain. Menakjubkan bukan? Bahkan di tempat seruwet Puskesmas misalnya. Yang tadinya penuh jeritan anak yang takut disuntik, anak yang berteriak-teriak ketika kepalanya dijahit.

Cukup tutup mata.

Bayangkan kamu sedang ada di kolam renang yang penuh anak-anak bermain, dan suara tangisan itu cuma suara anak nakal yang terpeleset karena mau iseng.

Luar biasa bukan bagaimana realita dipengaruhi hanya dengan satu indra tadi. Penglihatan yang kita abaikan. Bayangkan luar biasanya kalau semua indra kita kompak untuk bikin kita bahagia.

Tentu saja realita adalah realita, anak tadi tetap harus dijahit. Tapi bukankah setidaknya kita lebih santai untuk menghadapi apa kata dokter atau polisi nanti.

​Anda ke puskesmas tujuannya bukan untuk jualan balon kan? Walau saya pun tidak keberatan akan hal itu emoticon-Smilie

Jadi saya akan tutup mata saja, sambil memegang erat anak nakal yang terpeleset tadi.

-Nadia-


3. BUMI DATAR

Satu-satunya yang membuat saya senang dengan pernyataan bumi datar adalah karena saya membutuhkannya.

Bukan membutuhkan faktanya, karena terus terang himbauan para flat earther untuk "open your mind" sepertinya tidak bisa dilakukan oleh mereka ketika berbenturan dengan fakta lain.

Bukan juga ikut-ikutan, karena pada dasarnya saya bukan orang yang jago berdebat, secara saya punya gangguan ingatan.

Pernah di satu kesempatan, saya dan sahabat "terjebak" dalam pembicaraan flat earth ini. Saya ngoceh panjang lebar, dan saya malah bertanya ,"mau ngomong apa saya tadi?"

Jadi untuk apa saya membutuhkannya?

Well, di umur saya yang udah lewat dari 40 tahun ini rasanya perlu sesuatu yang skalanya besar untuk dinikmati. Sebetulnya saya berharap ada komet jatuh, tapi itu tidak terjadi. Alih-alih, malah salah satu teman saya menjadi seorang pembuat robot.

Di umur saya ini, saya mulai merasakan kebosanan. Seperti...mmm...mau apa lagi ya? Ditambah saya ini bipolar dan anxiety... ya terus terang hari-hari saya terasa sangat pendek dan repetitif. Saya kehilangan rasa akan waktu.

Lalu muncul teori bahwa bumi itu mataharinya di tengah. Ini juga menarik, tapi ternyata ga menarik waktu saya sampaikan ke teman flat earther.

​Tuh kan?

-Pak Seto-


4. PETRIKOR

Setetes

jatuh

jadi gelombang

setetes lagi

jatuh

jadi gelombang

​terus menerus hingga aroma
PETRIKOR
memenuhi udara dan kemudian paru-paruku.

Apakah kalian juga menyukainya? Aroma tanah yang ditinggalkan sesudah hujan selesai?

Aku bahkan menganggap petrikor lebih penting daripada hujannya.

Seperti ketika aku berpapasan dengan gebetan. Paling saling sapa dan bertanya hal-hal gak kreatif selama beberapa detik, misalnya ,"mmm kayanya telat nih."

"Iya."

Lalu berpisah.

Tapi kesannya itu bagaikan aroma petrikor. Bikin hati mau meledak kegirangan. Tiap halaman buku pelajaran yang aku buka seperti mengulang lagi pertemuan tadi sampai sedetail-detailnya.

Ada yang tahu gak sih penjelasan petrikor itu apa?

Kalau menurut aku tuh ya, itu aroma yg dikeluarin butiran air tadi supaya pujaan hatinya yang di langit segera menyusul.

-Syane-


5. ASIN

Tidak sengaja aku mendengar orang tuaku berbicara bahwa akan ada saudara jauh yang akan datang berkunjung. Asiknya bila ada saudara berkunjung adalah amplop berisi uang.

Malamnya datanglah si Oom yang terhormat itu. Aku mengintip-intip dari pintu belakang.

Sebagian rumahku tidak ada lampunya, untuk penghematan katanya. Padahal bangunannya sisa bangunan Belanda. Temboknya saja masih pakai batu.

Mungkin aku yang memang kampungan atau sekedar cari perhatian, waktu itu rasanya masuk Taman Kanak Kanak pun belum. Sebentar-sebentar aku ke ruang tamu. Sampai akhirnya mamaku berkata ,"Don, main sepeda di belakang!"

"Main sepeda di belakang bagaimana, sudah malam, lagi pula kita kan tidak punya sepeda?" sahutku.

Rupanya ini menyulut emosi mamaku, sambil berjalan ke belakang bersamaku, dan begitu terlepas dari pandangan si oom tadi...

Mulutku dicengkramnya dengan kain pel kasar, dihajarnya sekujur tubuhku pakai sapu sampai dengkul, siku dan tulang kering mengalir darah.

Lalu aku dikurungnya di gudang yang tidak pernah dimasuki. Sangat gelap, sampai-sampai kalau kupaksakan melihat, aku bisa melihat sosok orang bersandar berwajah mirip dengan tentara mainanku.

Kupegang pipiku lengket, dan kujilat asin darah. Makin lama makin aneh yang kulihat, tapi makin hilang rasa takutku.

Aku lupa apa yg terjadi besoknya.

​Tapi itu hari terakhir aku pernah merasa takut.

-Don-


6. SAYANG ITU PENYAKIT

Sayang...
Sayang...
Orang pada ngomongin sayang.
Emang kalian tahu sayang itu apa?
Sayang itu penyakit.

Aku lahir di keluarga yang bisa dibilang berkecukupan, setiap hari bermain bersama kakak-kakakku.
Kalau tidak bermain ke kota menumpang Pak Seto yang disuruh ibu ke pasar, ya paling kami bermain di halaman kami yang berbatasan persis dengan hutan pinus.

Banyak yang menganggap tempat tinggal kami menyeramkan, ya karena hutan pinus itu. Tapi kami sudah terbiasa.

Oh iya, kakak yang paling besar bernama Jim, kakak yang kedua bernama Don. Kalian gak bakal mau tahu deh nama kepanjangan mereka, soalnya... jelek hihihi.

Saat aku berumur 10 tahun, Jim pulang membawa teman sekolahnya Syane sewaktu hujan deras. Untuk berteduh, katanya. Mungkin dia pikir aku bodoh, rumah kami kan di ujung jalan di pinggir kota, memangnya Syane tinggal melewati hutan pinus. Ah kamu Jim. Dipikirnya aku bodoh.

Hari itu Jim sibuk dengan teman barunya, aku bermain dengan Don. Kali ini Don mengajakku bermain perang-perangan dengan tentara-tentaraan yang dicatnya sendiri. Duh bagusnya... aku sampai takut memegangnya, takut catnya terkelupas.

Aku sangat menyukai satu tentara yang sangat gagah. Terbuat dari perak dengan tinggi kira-kira lima sentimeter. Berlapiskan cat berkilau warna biru dan merah, persis dengan warna tokoh komik kesukaanku.

Waktu demi waktu berlalu, Jim makin tidak pernah bermain dengan kami.
​Entah kenapa mama sering sekali marah pada Don.
Seringkali kudengar mama bilang ,"mama pukul kamu karena mama sayang kamu!"

Aku gak ngerti.

​Bukannya sayang itu tidak menyakiti ya?

"Sayang..."
"Sayang..."

Suara Jim memanggilku sambil berbisik.

"Kamu mau tentara mainan yang kamu sukai itu jadi milikmu?"

"Mau kak, mau!" jawabku cepat.

"Tapi kamu harus melakukan sesuatu buat buktiin kamu sayang kakak."

-Soka-


7. DESPACIBOT
Ini adalah sebuah kisah yang sering diceritakan oleh Pak Seto pada kami saat kami masih kecil dan percaya pada dongeng.

​Di sebuah masa, desa yang terpencil ada Molgrid tua yang berhasil membuat sebuah autonom (semacam robot) dari material yg diperolehnya dari tempat sampah.

Seluruh penduduk desa menyukainya, karena Despacibot, begitu mereka memanggilnya sangat riang dan bersahabat.

​"Pacibot menyiram bunga" katanya kalau Nyonya Piki minta tolong.

Ketenaran Despacibot pun tersebar sampai ke kota. Banyak perusahaan yang ingin membelinya. Namun semua ditampik oleh Mogrid.

Mogrid mengajari semua yang dikuasainya. Tapi bahkan itu belum cukup...

"Pacibot suka sejarah, tapi ga suka matematika", katanya sesaat sebelum Molgrid mematikannya di atas meja kerja.

Mogrid mengangguk seraya melihat lampu kehidupan Despacibot meredup.

Tidak lama kemudian, Despacibot bangun, disambut pelukan "ayahnya".

Despacibot merasakan sesuatu dalam pelukan ayahnya. Yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Dia merasakan cinta.

Begitu besar cinta Mogrid pada Despacibot, sampai diberikannya setengah dari hatinya untuk Despacibot.

Mogrid yang berhati mulia.

Mogrid yang malang.

Pagi-pagi buta, Nyonya Gridi mendobrak bengkel Mogrid membawa polisi dan surat perintah.

"Tangkap pencuri itu! Dan bawa robot yang dibuatnya dari sampahku!"seru Nyonya Gridi.

Tak bisa membela diri, Mogrid pun dipenjara dan dipisahkan dari Pascibot.

Despacibot sangat sedih, karena dia sudah bisa merasakan apa yang dirasakan ayahnya.

Beberapa tahun kemudian, Mogrid bekerja di perusahaan robotik yang pernah mau membeli Despacibot.

Namun hasilnya tak pernah sama...

karena Despacibot telah memiliki hatinya.
Sesuatu yang dia sesali, karena kini "anaknya" bisa merasa sedih.

-Jim-

8. KEBEBASAN

Penat.
Setiap hari adalah pengulangan dari hari sebelumnya.
Hari ini adalah akibat hari kemarin.
Bahkan terkadang saya tidak melakukan apa-apa dan tidak merasakan akibatnya di keesokan harinya.

Bagai gerigi jam yang mulai tumpul. Akan tergantikan bila jam sudah menunjukkan waktu yang salah.

Saya, instrumen industri. Bukan siapa-siapa. Bukan orang spesial.
Manusia rata-rata yang menghabiskan separuh hidup untuk belajar dan sisanya untuk mengais rejeki.

Lemparkan saya ke sebuah pojokan, saya tidak akan menjadi apa-apa tanpa sebuah mesin raksasa yang harus saya kerjakan.

Saya adalah seorang pekerja sampai mati.
Dan itu sudah ditetapkan sejak saya memutuskan untuk mengikuti keinginan orang tua saya untuk masuk ke kampus populer, di mana orang sukses biasanya tercetak.
Saya tercetak... tapi sebagai cetakan biasa-biasa saja.

Untungnya saya punya hiburan yang tidak biasa, Nadia.
Sesosok peri yang kalau memasuki ruangan, bahkan warna putih seterang apa pun akan kalah oleh terang kehadirannya.
Untuk beberapa waktu bersamanya menguras seluruh hasil peluhku, tapi itu sepadan, karena untuk waktu yang sebentar... aku jadi manusia yang tidak biasa-biasa saja.

-Sures-


9. SUMPEK

Aku memasuki ruang ini.
Tempat paling tidak terurus di seluruh tempat ini.

Kotor, tidak terjangkau hembusan AC dan bocoran air di mana-mana.

Seandainya orang tidak langsung melihat tempat ini, belum tentu mereka menyadari bahwa ini adalah bagian dari sebuah perkantoran elit di pusat kota.

Seperti biasa, seseorang telah menungguku di tengah ruangan ini.

Berbeda-beda respon mereka begitu tahu orang yang mereka tunggu sudah datang.

Yang sekarang, tidak banyak bertanya. Bahkan melihat mataku pun tidak.

Biasanya mereka sudah siap dengan apa yang akan dibahas. Tapi beberapa justru cuma ngotot mengatakan hal yang sama berulang-ulang seolah aku adalah orang yang perlu mereka yakinkan.

Mereka salah.

Aku masuk ke sini sudah dengan satu perintah.

Lalu kuambil kunci roda favoritku dan menghampiri Si Tua Mogrid yang masih terikat di kursinya.

-Barel-


10. ENAM KAKI

Sore ini aku turun dari mobil, di tempat yang paling aku benci.

Pertama kali aku ke sini ketika kakekku meninggal. Sungguh sebuah pemakaman yang lebih megah dari pada semua pesta seumur hidupnya... itu yang diceritakan nenekku.

Aku tidak melihat orangtuaku di pemakaman kakek. Ada yang bilang mereka tewas saat negara ini dibombardir musuh. Ada yang bilang mereka dieksekusi karena bekerja untuk musuh. Tapi ada yang bilang juga mereka berpisah dan memiliki keluarga bahagia mereka masing-masing, dan aku dititipkan ke nenekku.

Aku suka versi terakhir.

Aku berangkat remaja sebagai seorang anak yang memiliki satu kaki polio. Beruntung aku adalah salah satu bangsawan. Jangan coba-coba menghinaku, kalau tidak mau menanggung akibatnya. Hahaha... gaya sekali aku saat itu.

Nenekku menyediakan semua kebutuhanku. Mulai dari sopir, penjaga, suster dan sampai yang bertugas memandikan aku.

Tapi ada satu anak di sekolah yang terlihat tidak "segan" padaku. Dia memperlakukanku sama seperti dia memperlakukan temannya yang lain, walaupun aku tidak melihat ada yang berteman dengannya. Yang lain suka memanggil dia "si gila" karena jawabannya lebih sering lebih pintar daripada jawaban guru, walaupun itu memusingkan murid-murid yang lain.

Dan terkadang aku menganggapnya tolol karena berbagi bola denganku saat pelajaran olahraga.

Kesombonganku membuatku tidak pernah bertanya nama orang duluan.
Dan seperti yang lainnya, dia pun memperkenalkan diri terlebih dahulu ,"Hai, aku Maurice. Boleh kulihat kakimu?"

Sungguh pertanyaan kurang ajar!

Tapi tidak pernah ada yang bertanya kepadaku di sekolah ini selain guru.

Lalu kuperlihatkan kakiku yang kecil sebelah. Dengan penuh penasaran dia memencet-mencetnya seolah tidak percaya bahwa sesuangguhnya itu adalah kaki biasa. Aku menahan tangannya. Dia melihatku dengan wajah ketakutan. Aku tersenyum. Lalu kami tertawa terbahak-bahak bersama.

Tawaku yang pertama sejak pemakaman kakekku.

Sejak saat itu kami menjadi sepasang sahabat. Sepasang orang aneh yang dijauhi dari pergaulan. Maurice karena ketidakbiasaannya... aku karena... menakutkan?

Maurice adalah anak yang kreatif. Dia memiliki pandangan yang berbeda dengan kebanyakan orang. Di saat korban perang yang kakinya tertembak harus diamputasi, dia berkata bahwa seharusnya kaki itu bisa disambung. Tapi apalah arti ocehan seorang anak sekolah tinggi?

Tapi ide itu membuatku tergelitik untuk bertanya... "apakah hal itu memungkinkan?"

"Hahaha... tentu tidak. Bahkan dengan pengetahuanku, biaya untuk amputasi jauh lebih murah daripada biaya untuk membuat kaki palsu. Dan kamu pikir ada yang mau mengirim tentara berangkat perang dengan kaki palsu?"jawabnya.

"Coba padaku!" seruku.

"Maksudmu...?"

"Ya, coba sempurnakan kakiku yang polio ini dengan ilmu yang kau punya. Kau tidak yakin aku mampu bayar? Kalau ini berhasil, aku bahkan bersedia membuat pabrik bersamamu!"

Lalu dimulailah proses menyakitkan itu. Sebuah proses seolah tanpa akhir yang dikarenakan belum adanya anestesi di daerah kami. Tapi aku tidak menyesali sedetik pun dari proses itu. Aku yakin Maurice bisa. Dan dalam keadaan antara hidup dan mati aku menyadari bahwa aku mencintai Maurice.

"Hah? Apa kau bilang?" tanya Maurice.

Rupanya kata-kata di pikiranku tadi terucap keras. Bagaimana ini?

"Aku juga mencintaimu!" sambung Maurice.

Lalu semua rasa sakit itu hilang...

damai...

Entah berap lama aku pingsan, sepertinya cukup lama, karena kamar sudah rapih. Tidak ada sisa-sisa "operasi" kami. Dan Maurice menunggu dengan cemas di pojok ruangan.

"Hai.." kataku lemas.

Maurice tidak menjawab. Dia melonjak kegirangan dan memelukku lama sekali. Tapi aku tak sabar untuk bangun.

Dan aku bangun.

Langkah-langkah sempurnaku di atas kedua kakiku yang dibantu rangka kaki maha karya Maurice.

Aku lupa semua rasa sakit sebelumnya. Aku lupa beratnya hidup sebagai orang pincang. Ini adalah aku yang baru.

Maurice merangkulku dan mengajakku bercermin... sungguh sebuah pemandangan yang indah. Seperti gambar-gambar pernikahan. Ingin rasanya kunikahi pria ini.

Seminggu kemudian, kami menikah.

Lalu kami membangun pabrik, sesuai janjiku.
Maurice menjadi terkenal. Penemuannya membawa dia ke berbagai penjuru dunia. Dia adalah si penyelamat. Semua orang mendengarkan apa saja yang dia bilang mungkin. berbagai macam teori bahkan tentang sesuatu yang belum tentu ada.

Sementara aku hanyalah seorang gadis yang kini bisa berdiri normal.

Bulan keempat pernikahan kami. Maurice mendapat kabar dari dokter bahwa ada ganguan dengan rahimku. Aku keguguran. Dan rahimku harus diangkat.

Maurice murka! Dia melakukan percobaan demi percobaan untuk "menormalkan" kembali diriku. Tapi aku menyerah. Aku lelah berjuang antara hidup dan mati di setiap percobaannya.

Aku mengancam akan menutup pabrik kami kalau dia bersikeras untuk meneruskan usahanya. Dia tidak takut. Begitu pula aku.

Pabrik pun ditutup. Menjadi tidak lebih dari onggokan sampah tanpa para pekerjanya. Maurice semakin depresi. Segala ilmunya tidak bisa menyelamatkan satu-satunya yang dia inginkan. Seorang anak.
Maurice pun pergi meninggalkan rumah untuk waktu yang lama.

Aku sedang menikmati hari tuaku bersama para kolega di puriku. Berdansa lincah di atas kaki palsu yang mulai kekecilan. Waktu tiba-tiba salah satu pengawalku berkata bahwa Maurice ditemukan di sebuah desa.

Dan sekarang aku di sini, menatap peti mati yang sedang ditaburi tanah.
Berisikan orang yang pernah kusayang, yang lebih rela hatinya diberikan pada mahluk buatannya dari pada untukku.

Tidak akan ada yang mengenang dirinya lagi. Bahkan nisannya pun tidak bertuliskan Maurice, melainkan nama tenarnya... Mogrid, Maurice dan Inggrid,

-Nyonya Gridi-


Prosa
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin "prosa" yang artinya "terus terang". Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya.prosa juga dibagi dalam dua bagian,yaitu prosa lama dan prosa baru,prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat,dan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun.

Kayanya dulu dapet di pelajaran SD, tapi gw baru ngerti sekarang...ini aja masih banyak salahnya kok. Mohon koreksi dan masukannya agar bisa lebih baik.

Semoga karya sederhana gw ini bisa jadi hiburan, sorry kalo ga pake gambar, memang niatnya seperti itu.

Buat selengkapnya bisa liat AkuDiBumiDatar

Terimakasih boleh ngamen di sini.

Update 1 September 2017 : Akhirnya bisa jualan di Amazon (walaupun kayanya gak bisa beli di sini. Thx agan2 sekalian)

Profile Amazon



UPDATE : Tamat juga akhirnya dan bisa dibeli di iBooks :

[URL="https:itunes.apple.com/us/book/aku-di-bumi-datar/id1280614376?mt=11//"]Beli di iBooks[/URL] Cuma noceng.
Diubah oleh digressingme 12-09-2017 13:10
0
4.1K
43
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923KThread83.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.