Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

sumarsoniAvatar border
TS
sumarsoni
Profil Gatot Nurmantyo, dari Proxy War hingga Kontroversi 5.000 Senjata Ilegal
JAKARTA – Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo ini menjadi pembicaraan lantaran di dalam sebuah pertemuan dengan purnawirawan perwira di Mabes TNI Cilangkap. Dia memanggil ada di luar TNI dan Polri yang ingin tinggal 5.000 pucuk senjata. Bahkan, disebutnya ini mencatut nama presiden, dan akan menyerbu jika benar itu dilakukan.

Pernyataan itu sontak menjadi resah banyak kalangan, bahkan Menko Polhukam (purn) Jenderal Wiranto langsung menggelar pertemuan dengan Panglima TNI, Kepala BIN, dan Kapolri. Kemudian, dia mengklarifikasi sebagai pernyataan Gatot itu hanya masalah komunikasi yang tidak tuntas. Wiranto membeberkan memang ada rencana pengadaan senjata untuk sekolah Badan Intelejen Negara (BIN), tapi bukan 5.000, pelaut 500 pucuk dan bukan impor, tapi buatan Pindad, dan bukan anggota TNI, sehingga tidak membutuhkan perizinan Panglima TNI, cukup kepolisian.

Profil Gatot Nurmantyo, dari Proxy War hingga Kontroversi 5.000 Senjata Ilegal

Gatot pun bertemu empat mata dengan Presiden Joko Widodo di Bandara Halim Perdana Kusumah, saat pulang dari kunjungannya di Bali. Dia menjelaskan panjang lebar duduk perkara pernyatannya, termasuk informasi intelejen yang diterimanya kepada presiden, sebagai atasannya.
Saatuhnya KSAD bersama Presiden Jokowi, dan Panglima TNI Moeldoko.

BACA JUGA : Kontroversi Gatot Nurmantyo

Perang Proxy

Saat masih penuh sebagai Pangkostrad, tahun 2014, Gatot Nurmantyo memberikan sebuah kuliah umum di Universitas Indonesia, dia mengangkat sebuah tema “Peran Pemuda dalam Menghadapi Proxy War”. Dia meninggal karena sifat perang berubah seiring perkembangan zaman dan teknologi.

Gatot terbilang pada tahun 2034 energi fosil di dunia akan habis dan digantikan dengan bio energi, sementara jumlah populasi terus bertambah, tidak diimbangi dengan makanan, udara bersih, dan energi. Hal tersebut, menurutnya akan terjadi konflik baru, perang asimetris, perang hibrida, dan perang proxy. Menurutnya, Indonesia yang memiliki sumber daya alam cukup banyak, menjadi target perang tersebut.

Tak hanya di UI, hal yang sama disampaikan Gatot di tempat lain, seperti di Universitas Briwijaya 26 Maret 2014 dan ITB pada 2 Mei 2014. Kemudian, saat dia diangkat menjadi KSAD di era Presiden SBY, dia terus masuk ke kampus-kampus ‘ramalannya’ tentang perang proxy

Bahkan, ramalan ini juga bisa dipakai dalam memimpin dalam hal ini dalam jumlah forum ilmiah, bahkan konsep melebar. Misalnya, mantan Presiden Megawati pada Juli 207 menyebut kejahatan finansial internasional, perdagangan manusia, peredaran narkoba, dan terorisme sebagai bagian dari perang proxy. Bahkan, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu pada Februari 2016 juga menyebut LGBT juga bagian dari perang proxy.

Tapi, ide itu tidak tidak dikritik. Bukan ide yang disebut salah satu dari empat cara TNI memperluasa ruang lingkup yang ditanganinya sampai ke ranah sipil, selain halangan vital, masuknya TNI dalam program pemerintah, dan TNI sebagai penegak hukum.

Institut Analisys of Conflict (IPAC) pada 2015 lalu menyatakan sikap Gatot tersebut adalah contoh penting pemerintah yang harus merumuskan pedoman yang tegas untuk perumusan dan ketentuan pengumuman kebijakan yang dibuat perwira senior. “Fungsi kepala tentara adalah untuk meningkatkan, melatih, dan mempersiapkan tentara untuk digunakan komandan TNI dan tidak sama dengan gagasannya sendiri,” begitu ucap seorang pensiunan perwira.

Profil Gatot Nurmantyo, dari Proxy War hingga Kontroversi 5.000 Senjata Ilegal

Seorang kandidat Ph.D Bidang Kajian Strategis S.Rajaratnam Sekolah Studi Internasional (RSIS) NTU Singapura, IGB Dharma Agastia, di dalam artikelnya Sebuah Kasus yang Menentang ‘Perang Proksi’ New Military ‘Obsesion’ mempertanyakan, “Apakah sebuah perang proxy benar-benar benar terjadi di indonesia Atau ini hanya usaha militer-tetapan Angkatan Darat- untuk mendapatkan relevansinya dalam berpolitik? “.

Profesor Andrew Mumford, dari Asosiasi Profesor di bidang Hubungan Politik dan Internasional di Universitas Notthingham mendefinisikan proxy perang sebagai tindakan tidak langsung dalam konflik yang dilakukan pihak ketiga guna memengaruhi hasil, agar sesuai dengan tujuan strateginya.

Intinya, perang proxy adalah pengganti logis untuk negara-negara yang ingin mencapai tujuan strategis mereka sendiri, tapi pada saat yang sama sama perangnya yang biayanya sangat mahal dan menumpahkan darah.

Profil Gatot Nurmantyo

Gatot Nurmantyo lahir di Tegal, Jawa Tengah, 13 Maret 1960. Sang ayah berasal dari Solo dan ibu dari Cilacap. Gatot dibesarkan dari keluarga yang berlatar militer pejuang sangat kental. Ayah Gatot, bernama Suwantyo, seorang pejuang kemerdekaan yang pernah menjadi Tentara Pelajar. Di masa perang kemerdekaan berlaku di bawah komando Jenderal Gatot Subroto. Dari nama tokoh militer kharismatik itu, kebetulan kemudian beri nama anaknya “Gatot”. Berharap anaknya, bisa mendapatkan pangkat setinggi jenderal Gatot Soebroto.

Ayah Gatot pensiun dengan pangkat terakhir Letnal Kolonel Infanteri dan tugas terakhir sebagai Kepala Kesehatan Jasmani di Kodam XIII / Merdeka, Sulawesi Utara. Sementara ibunda Gatot, anak seorang Kepala Pertamina di Cilacap, memiliki tiga orang kakak kandung yang mengabdi sebagai prajurit TNI AD, TNI-AL dan TNI-AU.

Gatot kecil hidup berpindah-pindah sesuai dengan penugasan yang diterima sehat. Dari Tegal, Gatot kecil pindah ke.Cimahi, Jawa Barat, sampai kelas 1 Sekolah Dasar. Setelah itu pindah Cilacap sampai kelas 2 SMP. Kemudian, pindah ke Solo sampai tamat SMA.

Gatot remaja bercita-cita menjadi seorang arsitek dan bukan tentara, karena dia mengikuti Universitas Gadjah Mada (UGM). Akan, menyanyi ibu kurang setuju. Saat itu ibundanya berpesan: “Ayahmu hanya seorang pensiunan. Kalau kamu masuk UGM, maka adik-adikmu tidak bisa sekolah. “

Profil Gatot Nurmantyo, dari Proxy War hingga Kontroversi 5.000 Senjata Ilegal

Sadar dengan kemampuan finansial kedua kaliuanya, Gatot mengubah jalur hidup, mengubur dalam-dalam cita-citanya. Diam-diam dia berangkat ke Semarang, mendaftar Akabri melalui Kodam Diponegoro. Kembali dari Semarang, dia sudah cukup mendaftar ke Akabri. Mendengar hal itu, ibu senang dan berharap masuk menjadi anggota RPKAD. Pasalnya, rumah orang tua ibu dekat dengan markas RPKAD di Cilacap.

Gatot lulus dari akademi Militer tahun 1982. Di dunia militer dia mulai merintis karirnya dari komandan peleton komandan kompi, lalu naik menjadi komandan batalyon infanteri. Lain itu, dia juga sedang penugasan menjadi komandan Kodim dan Komandan Korem.

Tahun 2009, Gatot diangkat menjadi Gubernur Akademi Militer dengan pangkat Walikota Jenderal. Setahun kemudian menjadi Panglima Kodam V / Brawijaya.

Tahun 2011, dipromosikan menjadi Komandan Kodiklat TNI AD dengan pangkat letnan jenderal. Tahun 2013 dia diangkat menjadi Panglima Kostrad, sebuah jabatan prestisius di lingkungan TNI AD. Benar saja, tahun 2014 Gatot Nurmantyo dilantik menjadi Kepala Staf TNI AD di jendral Budiman. Kemudian, 8 Juli 2015, Presiden Jokowi melantik Jenderal Gatot Nurmantyo menjadi Panglima TNI. Impian ayah Gatot Nurmantyo telah terlampaui, jabatannya kini lebih dari Jenderal Gatot Soebroto, yang berakhir sebagai Wakil Kepala Staf TNI AD.

Karir Militer Gatot Nurmantyo:

Panglima TNI ke-16 (2015-sekarang)
Kepala Staf TNI Angkatan Darat ke-30 (2014-2015)
Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (2013-2014)
Dankodiklat TNI-AD (2011-2013)
Panglima Komando Daerah Militer V / Brawijaya (2010 -2011)
Gubernur Akademi Militer (AKMIL)
Dirlat Kodiklat TNI AD
Kasdivif-2 Kostrad
Danrem 061 / SK Bogor
Danrindam jaya
Asops Kasdam Jaya
Danbrigif 1 / PIK Jakarta
Sespri Wakasad
Dandim 1701 / Jayapura
Dandim 1707 / Merauke
Danyonif 731 / Kabaresi
Yonif L-330
Yonif 310
Danki Yonif 320
Danton Yonif 315 / Garuda Bogor

Keluarga:
Nama Istri: Enny Trimurti
Anak: Bayu Yudha Nurega Riyadi, ST, MA
Ines Titi Sati, MPSi
(alm) Inka Martha Nurega.

SUMBER BERITA
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 37 suara
Menurutmu, apakah Jenderal TNI Gatot Nurmantyo sedang berpolitik?
ya, berpolitik
41%
Tidak
54%
abstain
5%
0
4.8K
20
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.1KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.