nahraf.achmadAvatar border
TS
nahraf.achmad
Musik Mendayu - Dayu Dan Mental Generasi Milenial sampai Gen Z


Maraknya musisi apik yang terlahir di jalur industri indie memang membuat kreatifitas dan kualitas musik Indonesia kembali bisa dibanggakan. Mulai dari musik beraliran metal seperti Seringai, lalu di jalur rock ada The S.I.G.I.T, sampai di genre pop ada Payung Teduh yang kita ketahui kini musiknya tengah digandrungi oleh para penikmat musik yang rata - rata adalah generasi Milenial dan generasi Z.
Pemilihan nada serta syair yang menyentuh hati para dengarnya tentu menjadi daya tarik yang kuat. Seperti pada lagu Payung Teduh yang berjudul Akad, kisah seorang yang ingin menikahi sang kekasihnya ini memang sangat akrab dengan realita anak muda, terutama para pendengar Payung Teduh yang berkisaran usia belasan tahun hingga dua puluh tahunan.



Namun dibalik syahdunya lagu - lagu band pop indie yang kini sedang mendulang popularitas, apakah ada pengaruh yang tanpa disadari membentuk cara pandang dan mental para generasi muda. Seperti yang pernah dikatakan oleh Dr. Ali Zadeh Mohammadi, seorang ahli psikologis klinis yang sudah 20 tahun lebih meneliti mengenai musik untuk dijadiakn salah satu metode terapi kepada anak - anak berkebutuhan khusus. Dalam penjelasanya Dr. Ali Zadeh Mohammadi menerangkan bahwa salah satu musik bernada melankolis yang digunakan untuk terapi ternyata berdampak menurunkan asupan sejumlah komposisi kimia dalam otak. Musik bertema melankolis dalam kondisi normal mampu mengurangi rasa sakit serta nyeri. Sementara jika didengar di saat sedih, bisa mempermudah bagi seseorang untuk menahan rasa duka. Namun, mendengarkan musik melankolis ternyata juga mempunyai dampak buruk jika didengarkan secara berlebihan bisa menurunkan semangat serta menimbulkan kebencian.




Kembali ke musik melankolis yang kini sedang populer dikalang remaja ini terbukti banyak sekali didengarkan secara berulang - ulang di tempat nongkrong seperti cafe atau bahkan pengamen jalanan serta band pengisi di sebuah cafe yang selalu membawakan musik ber-genre itu, yang menurut saya bisa dibilang berlebihan, bahkan di lingkungan rumah saya juga lagu seperti itu selalu menjadi top playlist saat nongkrong. Selain itu di Youtube juga terlihat lagu - lagu seperti itu laris manis
seperti salah satunya lagu Akad yang dinyanyikan Payung Teduh sudah di tonton hingga 17 juta kali lebih di menjelang akhir bulan Sepetember 2017.

Sampel untuk kasus musik melankolis dan pengaruh terhadap mental yang saya ambil disini adalah video musik Payung Teduh yang berjudul Akad. Dalam kolom komentar di Youtube ada seorang yang menuliskan komentarnya kalau dia sampai 10 kali lebih mendengarkan lagu itu atau membahas dirinya yang masih jomblo saat mendengar lagu itu, lalu ada yang berkomentar tentang videonya yang cerita, akting aktor di video itu bikin sedih sampai meneteskan air mata pas nonton, ada juga yang menulis komentar kalau yang dislike video itu ada generasi yang kebanyakan makan penyedap rasa. Apakah ini dampak yang seperti dikatakan Dr. Ali Zadeh yaitu timbul rasa kebencian serta penurunan semangat (ngeratapin nasib jadi jomblo)..

Lalu apakah salah mendengar musik menye - menye terus? tentu menurut saya tidak namun apa salahnya jika kita juga mengimbangi dengan lagu - laguang memberikan warna ceria, serta riang di daftar lagu yang kita dengerin sehari - hari, supaya setiap harinya hidup kita bisa lebih berwarna dengan dimulai dengerin beragam lagu.



Spoiler for asoy:



Thread ane yang lain
1. Kebutuhan Versus Keinginan
2. Persiapan Nikah, Ini 5 Hal Yang Perlu Dibahas Dengan Pasangan
Diubah oleh nahraf.achmad 05-10-2017 05:47
0
21.5K
194
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.