Kunjungan wisatawan asal Tiongkok ke Indonesia pada tahun ini diyakini menembus 2,2 juta orang dengan pengeluaran total mencapai US$ 2,24 miliar (Rp 29,36 triliun).

Ini menjadikan Tiongkok sebagai penyumbang devisa terbesar bagi pariwisata Indonesia, mengalahkan Singapura dan Malaysia yang selama ini menjadi kontributor terbesar.

“Sampai akhir Juli lalu, pertumbuhan wisatawan mancanegara (wisman) asal Tiongkok mencapai 45%, dan ini tertinggi sepanjang sejarah. Kami yakin target 2,2 juta kunjungan akan terlampaui hingga akhir tahun ini,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya pada acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pariwisata III di Jakarta, Selasa (26/9).

Arief mengatakan, Tiongkok akan memuncaki posisi kunjungan wisman ter tinggi ke Indonesia pada tahun ini, menggeser Singapura yang diperkirakan hanya 1,5 juta wisman. Tahun lalu, jumlah kunjungan wisman Tiongkok berada di posisi kedua (1,45 juta orang), di bawah Singapura (1,47 juta orang).

Sementara itu Malaysia di posisi ketiga dengan 1,22 juta kunjungan, dan Australia 1,19 juta kunjungan. Berdasarkan data Kementerian Pariwisata (Kemenpar), jumlah kunjungan wisman asal Tiongkok sepanjang Januari-Juli 2017 mencapai 1.206.171 orang, naik 45,06% dibanding periode sama tahun lalu.

Selanjutnya, wisman Singapura mencapai 819.851 kunjungan, turun 2,34% dibanding tahun lalu, Australia 696.256 kunjungan, naik 0,80% dari tahun lalu, dan Malaysia 669.587 kunjungan, turun 2,52% dibanding periode sama 2016.

Deputi Bidang Pemasaran Pariwisata Luar Negeri Kemenpar I Gde Pitana menerangkan, pengeluaran wisman Tiongkok dalam sekali kunjungan terbilang cukup besar, mencapai US$ 1.019, melampaui wisman Singapura yang hanya US$ 680 dan Malaysia US$ 690.

“Memang untuk mencari tiket pesawat dan penginapan, mereka mencari yang murah. Tapi mereka sangat royal saat berbelanja dan makan. Jika dihitung rata-rata, mereka mengeluarkan US$ 1.019 per kunjungan, jauh lebih besar dari Singapura yang hanya US$ 680 dan Malaysia US$ 690,” terang Pitana.

Menurut Pitana, semula pihaknya hanya menargetkan kunjungan 1,8 juta turis Tiongkok pada 2017. Tetapi melihat perkembangan kenaikan yang sangat signifikan hingga akhir Juli lalu, membuat pihaknya menaikkan target kunjungan menjadi 2,2 juta turis Tiongkok.

Pitana optimistis, target tersebut akan tercapai akhir tahun ini. “Untuk tahun depan kami belum tetapkan targetnya. Tapi sampai sekian tahun ke depan, Tiongkok akan tetap menjadi pasar utama kami,” ungkap dia.

Berdasarkan catatan Kemenpar, jumlah wisatawan Tiongkok yang bepergian ke luar negeri mencapai 100 juta tiap tahunnya. Tetapi yang berwisata ke Indonesia hanya sekitar 1,45 juta orang pada 2016.

Menyadari besarnya potensi pasar yang belum digarap tersebut, Kemenpar fokus menggencarkan promosi wisata ke negeri Tirai Bambu tersebut untuk mendongkrak kunjungan wisata ke Indonesia. “Tahun ini saja kami menggelar 13 kegiatan di Tiongkok, baik di 3 kota utama maupun kota-kota lapis keduanya. Dan khusus untuk Tiongkok, kami perlakukan promosi juga secara online,” ujar dia.

Selain Tiongkok, menurut Pitana, pihaknya juga mengincar India sebagai pangsa pasar terbesar selanjutnya. “Di sana ada 200 juta lebih orang kaya yang suka bepergian, dan sayangnya masih minim yang mengetahui Indonesia. Kami akan agresif promosi ke sana,” tutur dia.

Sementara itu, Menpar meminta perusahaan penerbangan untuk lebih agresif dan berani membuka jalur penerbangan langsung dari India ke destinasi wisata di Indonesia. Penambahan jalur penerbangan tersebut masuk dalam program prioritas Kemenpar di 2017 bersama Go Digital dan homestay Desa Wisata.

http://id.beritasatu.com/home/tiongk...erbesar/165814