Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ryan.manullangAvatar border
TS
ryan.manullang
G 30 S, PKI, Peristiwa 1965, Komunisme Mengapa Harus Tabu???
G 30 S, PKI, Peristiwa 1965, Komunisme Mengapa Harus Tabu???
Entah ada maksud apa atau mungkin memang gejala politik yang lumrah tiba-tiba di tengah-tengah masyarakat Indonesia muncul kembali sebuah luka lama yang sudah hampir dilupakan oleh generasi millenial yaitu peristiwa G 30 S (dalam catatan resmi pemerintah G 30 S/PKI), atau gamblangnya peristiwa pembunuhan 7 Jenderal TNI yang disinyalir sebagai upaya kudeta pemerintahan oleh partai PKI untuk menguasai dan merubah ideologi bangsa Indonesia dengan konsep tatatan ideologi Komunisme. Sampai hari ini persepsi tersebut adalah ingatan terkuat yang tertanam di tengah-tengah masyarakat Indonesia terkecuali generasi 90'an (millenial) yang memang di masanya tidak terlalu paham atau memang peristiwa sejarah itu sudah selayaknya usang di kamar waktu.
Sejak peristiwa yang terjadi di 30 September 1965 itu, banyak hal yang berubah dari Indonesia. Yang paling utama adalah tewasnya 7 Pimpinan Tinggi TNI. Kemudian tergulingnya tahta kepemimpinan negara Ir. Soekarno oleh Jenderal Soeharto melalui surat SUPERSEMAR (Surat Perintah Sebelas Maret) yang diklaim sebagai surat permintaan Presiden Soekarno demi keamanan negara kepada Jenderal Soeharto untuk mengambil alih tampuk kepemimpinan negara. Namun, hingga hari ini kontroversi kebenaran sejarah mengenai keberadaan surat itu benar atau tidaknya juga masih menjadi polemik sejarah.
Namun, disamping itu semua, semenjak peristiwa G 30 S tersebut, yang harus diingat adalah PKI menjadi momok yang menakutkan sekaligus hina di tengah bangsa Indonesia. Melalui perintah Jenderal Soeharto setiap orang yang memiliki hubungan atau afiliasi dengan PKI harus diperiksa, ditahan atau lebih ekstrimnya dihilangkan secara eksplisit.
Menurut catatan sejarah dari berbagai penelusuran oleh berbagai ahli sejarah diperkirakan selama periode orde baru/1965-1998 (orba) yang dipimpin oleh Jenderal Soeharto diperkirakan 500.000-1.000.000 bahkan ada yang mengatakan hampir 2 juta jiwa yang hilang atau dalam hal ini tewas dalam bersih-bersih PKI yang dilakukan pemerintahan Jenderal Soeharto. Itu untuk kategori yang dianggap terlibat lansung dengan PKI. Lebih dari puluhan ribu tahanan politik yang dibuang ke berbagai tahanan yang ada di Indonesia. Contoh paling terkenal adalah Pulau Buru di kep. Ambon yang menjadi pulau tahanan bagi salah satu penulis besar Indonesia Pramoedya Ananta Toer yang menulis 4 karya besarnya disana "Tetralogi Buru". Bahkan hingga hari ini masih banyak sisa dari tahanan politik tersebut yang tersebar sampai keluar negeri yang terkatung-katung tanpa kejelasan status kenegaraannya akibat peristiwa tersebut.
Bahkan untuk anak-anak maupun istri seorang yang disinyalir terlibat dengan PKI diperiksa dan ditahan berulang-ulang untuk mencari informasi mengenai PKI yang dikambinghitamkan tersebut. Semua tahanan politik yang telah dibebaskan pada KTP akan diberi cap/label ET(Eks Tapol/Tahanan Politik) yang pada masa itu otomatis tidak dapat menjadi PNS maupun instansi negara lainnya dan bila sebelumnya telah bekerja menjadi PNS atau instansi lainya akan dikeluarkan.

Terlepas dari itu semua, banyaknya indoktrinasi yang diselenggarakan pemerintah melalui program-program penangkapan anggota PKI, pemberian cap PKI, bahkan sampai menghilangkan nyawa rakyat sendiri yang memilih jalur politiknya yang berbeda yang paling melekat adalah kewajiban setiap tahun bagi setiap masyarakat Indonesia yang dewasa hingga anak-anak sekolah untuk menonton film G 30 S / PKI yang dibuat tahun 1984 yang disponsori langsung oleh pemerintah.
Harus diakui film ini sukses membentuk sikap mayoritas masyarakat Indonesia akan peristiwa G 30 S / PKI dan secara tidak langsung menjadikan peristiwa dalam film tersebut adalah sebenar-benarnya sejarah G 30 S / PKI.
Apa yang terjadi? Masyarakat menjadi membenci yang berbau PKI tanpa kecuali. Tabu mendengar kata Komunis dan Komunisme dan beranggapan PKI adalah musuh bangsa. Padahal PKI itu sendiri adalah bangsa Indonesia sendiri.

Hingga terakhir kemarin bagaimana masyarakat mengepung kantor YLBHI (Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia) Jakarta karena disinyalir mengadakan kegiatan berbau PKI yang setelah diklarifikasi adalah seminar tentang sejarah 1965 dan yang paling baru adalah seruan Jenderal TNI untuk menonton kembali film sejarah G 30 S / PKI.
Apa yang salah dan tabu dalam mendalami sejarah peristiwa 1965?
Apa maksud mengajak generasi millenial menonton film yang bahkan sudah banyak ditentang keras para ahli sejarah? Mengapa tabu dengan kata PKI dan komunisme?

Memang sepertinya yang mampu merubah sikap dan intelektualitas bangsa adalah pendidikan itu sendiri.

#opini
Diubah oleh ryan.manullang 21-09-2017 06:26
0
6.4K
8
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Gosip Nyok!
Gosip Nyok!KASKUS Official
35.2KThread25.7KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.